Netanyahu Berpeluang Menang, Kasus Hukum Juga Menantinya
Oleh
Ayu Pratiwi
·4 menit baca
JERUSALEM, RABU – Televisi Israel mengungkapkan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpeluang besar memenangi pemilihan umum. Hal ini berdasarkan 97 persen suara yang dihitung hingga Rabu (10/4/2019) pagi waktu setempat. Hasil final pemilu akan diumumkan pada Jumat (12/4).
Netanyahu dan saingan utamanya, Benny Gantz, masing-masing dinyatakan memperoleh jumlah kursi parlemen yang sama, sebanyak 35, menurut media lokal pada Selasa. Namun, dengan 97 persen suara telah dihitung pada Rabu pagi, hasilnya menunjukkan koalisi partai sayap kanan Likud meraih 65 kursi dari total 120 kursi parlemen.
Netanyahu diperkirakan dapat mengungguli rivalnya. Dengan demikian, Netanyahu berpeluang besar untuk kembali menjadi pemimpin Israel untuk yang kelima kalinya. Ia menjabat perdana menteri pertama pada 1996-1999 dan kedua sejak 2009 serta berlanjut terus hingga kini.
Kepemimpinan Nentanyahu terlama dalam sejarah Israel selama 71 tahun. Pendiri negara Yahudi itu sendiri, Davind Ben Gurion, justru menjabat sebagai perdana menteri selama enam tahun saja.
Paling riskan
Pemilu tahun ini merupakan yang paling riskan, yang pernah dihadapi Netanyahu. Beberapa pengamat Israel menyebutkan, pemilu kali ini merupakan pertarungan hidup-mati bagi Netanyahu. Artinya, ia bisa menjadi perdana menteri lagi atau masuk penjara akibat tuduhan korupsi.
Persaingan dalam pemilihan tahun ini juga berlangsung ketat. Ada total 41 partai politik yang berlomba memperebutkan 120 kursi parlemen Israel. Dua yang paling unggul adalah partai Likud-nya Netanyahu dan partai Kahol Lavan yang dipimpin mantan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, Benny Gantz.
“Ini adalah kemenangan yang luar biasa. Walaupun ini akan menjadi pemerintah sayap kanan, saya akan menjadi perdana menteri untuk semua,“ kata Netanyahu, Rabu pagi waktu setempat, di hadapan para pendukungnya di markas partai Likud di kota Tel Aviv, Israel.
Namun, untuk menang mutlak, Likud harus meraih 65 kursi dari 120 kursi parlemen. Sebanyak 55 kursi lainnya untuk faksi sayap kiri-tengah.
Gantz, Rabu pagi waktu setempat, berkumpul dengan pendukungnya di sebuah aula sebuah gedung di Tel Aviv. “Ini adalah momen bersejarah. Presiden harus memberi kami tugas untuk membentuk pemerintahan berikutnya karena kami adalah partai terbesar,“ ujarnya sambil merujuk hasil penghitungan suara awal.
Sosok baru
Gantz merupakan sosok yang cukup baru di dunia politik, namun berhasil menjadi penentang utama Netanyahu. Dalam kampanyenya, ia berjanji akan memperbaiki kesalahan Netanyahu yang telah membuat politik negara itu terpecah belah.
Netanyahu memiliki reputasi sebagai tokoh yang menjamin keamanan negara dan pertumbuhan ekonomi. Namun, dugaan korupsi terhadapnya telah membuat sejumlah masyarakat menuntut perubahan. Ada pula sejumlah kebijakannya yang kontroversial dan menjadi bahan sorotan lawannya.
Beberapa hari sebelum pemungutan suara digelar misalnya, Netanyahu dalam kampanyenya berjanji untuk menganeksasi dan mendeklarasikan kedaulatan Israel atas permukiman Yahudi di Tepi Barat, yang merupakan teritori Palestina.
Ia juga mengedepankan hubungan dekatnya dengan Presiden AS Donald Trump, yang tahun lalu, mengakui Jerusalem sebagai ibukota Israel. Kedua kebijakan itu dikritisi banyak pihak menghapuskan harapan solusi damai Israel-Palestina.
Gantz sementara itu menyebutkan janji Netanyahu di atas tidak bertanggung jawab. Ia juga menyatakan dukungannya terhadap solusi dua negara antara Israel dan Palestina, dan menentang kebijakan unilateral.
Gantz berupaya menaklukkan Netanyahu dengan bersekutu dengan Yair Lapid, mantan menteri keuangan. Ia juga merangkul para jenderal: tiga mantan kepala staf angkatan bersenjata (Shaul Mofaz, Moshe Yaalon, dan Gabi Ashkenazi), mantan Kepala Intelijen Militer Amos Yadlin, dan mantan Panglima Wilayah Tengah Israel yang bertanggung jawab atas Tepi Barat, Wafi Mizrahi.
Dakwaan
Pintu masuk menjadi perdana menteri masih terbuka lebar bagi Netanyahu. Namun, ia juga bisa menjadi perdana menteri pertama yang didakwa jika terpilih. Jaksa Agung Israel telah mengumumkan rencananya, bulan lalu, untuk mendakwa Netanyahu atas tindakan suap dan penipuan.
Setelah penghitungan suara selesai, Presiden Israel Reuven Rivlin akan bertanya kepada partai yang memenangkan kursi parlemen, siapa yang mereka dukung untuk menjadi perdana menteri. Ia kemudian akan memilih seorang ketua partai untuk membentuk koalisi, dengan tenggat waktu selama 28 hari, ditambah dengan waktu perpanjangan selama dua minggu jika diperlukan. (AFP/REUTERS)