Hari Raya Nyepi Rekatkan Bangsa
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan makna Peringatan Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1941 juga sebagai bagian dari upaya untuk merekatkan dan mempersatukan bangsa.
DENPASAR, KOMPAS - Keragaman yang dimiliki bangsa Indonesia haruslah dipandang sebagai sebuah kekayaan. Perbedaan bukan faktor pemecah belah, melainkan perekat yang menyatukan bangsa.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan hal tersebut ketika memberikan pengarahan di acara Dharma Santi Nasional Peringatan Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1941 di Kompleks Taman Budaya, Denpasar, Bali, Sabtu (6/4/2019).
Menurut Kalla, peringatan Nyepi sebagai momentum evaluasi diri juga menjadi wujud bagi evaluasi dalam pelaksanaan nilai-nilai kebangsaan. Selama ini, nilai-nilai kebangsaan itu sudah terbukti sebagai perekat persatuan dan keberagaman di Indonesia.
Peringatan Nyepi sebagai momentum evaluasi diri juga menjadi wujud bagi evaluasi dalam pelaksanaan nilai-nilai kebangsaan. Selama ini, nilai-nilai kebangsaan itu sudah terbukti sebagai perekat persatuan dan keberagaman di Indonesia.
Kalla mencontohkan, Indonesia yang terdiri dari 17 ribu pulau besar dan kecil, beragam suku dan budaya, justru dipersatukan melalui nilai-nilai yang sudah ada selama ini. Seperti halnya pula lautan yang tidak menjadi pemisah, melainkan sebagai pemersatu pulau-pulau.
Kalla juga menyampaikan apresiasinya terhadap penyelenggara Dharma Santi Nasional karena mengangkat tema “Melalui Catur Brata Penyepian, Kita Sukseskan Pemilu 2019”. Tema tersebut sangat dekat dengan situasi bangsa saat ini yang berada di tahun politik. Pada 17 April mendatang, pemilu serentak diselenggarakan.
Pemilu, tambahnya, merupakan bentuk evaluasi terhadap kehidupan bernegara yang selama ini telah dijalankan.
Dharma negara
Adapun Ketua Umum Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Wisnu Bawa Tenaya menyatakan bahwa umat Hindu di Indonesia menginginkan pemimpin yang bersih dan mampu menata negara dengan baik. Wisnu juga mengimbau umat Hindu di Indonesia agar menyukseskan Pemilu 2019 sebagai wujud penerapan dharma negara.
Datangi tempat pemungutan suara dengan merdeka dan gembira untuk menjaga Pancasila yang sudah dibangun oleh para pendiri bangsa kita
Menurut dia, umat Hindu dan masyarakat Indonesia membutuhkan pemimpin yang negarawan dan mampu memimpin rakyatnya menuju cita-cita bangsa. Pemimpin yang diharapkan masyarakat adalah pemimpin yang taat serta mengikuti konstitusi dan aturan, sekaligus menunjukkan etos kerja.
“Ayo, bersama-sama implementasikan dharma negara dan dharma agama. Datangi tempat pemungutan suara dengan merdeka dan gembira untuk menjaga Pancasila yang sudah dibangun oleh para pendiri bangsa kita, ” kata Wisnu dalam sambutannya sebelum pengarahan yang diberikan oleh Kalla.
Pelaksanaan acara Dharma Santi Nasional Peringatan Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1941 dihadiri pula oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, Gubernur Bali Wayan Koster, Kepala Kepolisian Daerah Bali Inspektur Jenderal Petrus Reinhard Golose, serta Panglima Kodam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Benny Susianto. Hadir juga pemuka agama dan tokoh adat di Bali serta kalangan PHDI dari seluruh Indonesia.
Panggung terbuka Ardha Candra Taman Budaya yang berkapasitas sekitar 8.000 orang dipenuhi peserta Dharma Santi Nasional Peringatan Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1941. Peserta ini berasal dari berbagai kalangan mulai dari warga, aparatur sipil negara, anggota Polri, dan TNI.
Ketua Panitia Pelaksana Perayaan Hari Nyepi Tahun Saka 1941 Samudra Gina Antara mengatakan, Dharma Santi Nasional adalah rangkaian perayaan Hari Nyepi Nasional sebagai bentuk sima krama, atau silaturahmi, untuk mempererat umat.
Antara menyatakan, panitia mengangkat tema “Melalui Catur Brata Penyepian, Kita Sukseskan Pemilu 2019” karena menilai pemilu adalah bentuk dharma negara yang harus ikut disukseskan umat Hindu.
“Ini merupakan peran umat Hindu dalam bernegara dan berbangsa,” ujar Antara mengawali acara Dharma Santi Nasional itu. Hari Raya Nyepi jatuh pada tanggal 7 Maret silam.
Bingkai Indonesia
Pesan pentingnya menjaga persatuan juga disampaikan Kalla saat membuka Festival Kebangsaan di Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur. Wapres mengajak seluruh komponen bangsa untuk selalu bersatu dalam bingkai Indonesia meskipun berada di tengah-tengah kontestasi pemilu.
”Sahabat-sahabat, walaupun di tengah tahun politik, nilai kebangsaan tetap harus dijaga. Kita harus rekatkan bersama, untuk Indonesia yang lebih baik lagi di masa yang akan datang,” ungkap Kalla.
Pada kesempatan terpisah, dalam silaturahmi kebangsan dengan masyarakat di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kalla menekankan bahwa nilai-nilai kebangsaan Indonesia juga tertuang dalam demokrasi. Makna demokrasi itu terwujud dalam kualitas, bukan pada angka-angka semata. Nilai-nilai ini pun sudah teruji dalam beberapa pemilu yang sudah terselenggara selama ini.