Pemain Los Angeles Lakers, Alex Caruso (kiri), dihalangi Cheick Diallo, pemain New Orleans Pelicans, saat kedua tim bertemu di New Orleans, Senin (1/4/2019) pagi WIB.
Alex Caruso memang tidak direkrut melalui jalur draf NBA, jalur perekrutan para mahasiswa untuk bisa menjadi pemain profesional NBA dan sering kali menjadi pebasket top. Meski demikian, Alex tidak minder. Dia tetap berjuang. Ketika sudah menembus pentas NBA, dia berhasil menjadi pemain kunci di timnya, Los Angeles Lakers. Selain Alex, banyak juga lainnya yang bernasib serupa.
Setelah tidak terdaftar di draf NBA tahun 2016, Caruso bergabung dengan Philadelphia 76ers untuk Liga Musim Panas NBA 2016. Setelah itu, dia sempat bergabung dengan Oklahoma City Thunder, tetapi kariernya tidak berkembang.
Caruso kemudian bergabung dengan Lakers untuk Liga Musim Panas NBA 2017. Bersama Lakers, beberapa kali permainannya produktif. Lakers tertarik dan kemudian Caruso menandatangani kontrak dua arah yang diajukan Lakers pada 13 Juli 2017. Dia pun tercatat menjadi pemain pertama yang bermain di NBA dari Liga G, liga basket minor NBA, dengan kontrak dua arah.
Bersama Caruso, Lakers berhasil menjuarai Liga Musim Panas NBA 2017. Sementara debutnya di NBA terjadi pada 19 Oktober 2017 saat Lakers berhadapan dengan rival satu kota, Los Angeles Clippers.
Kala itu dia baru diberi kesempatan bermain 12 menit. Dalam ruang waktu yang sempit itu, Caruso hanya bisa mencetak 2 poin, 2 asis, dan 1 rebound.
Namun, dia tidak menyerah. Dia terus berlatih. Secara perlahan, dia bisa menjadi salah satu pemain kunci Lakers. Ini setidaknya terlihat saat Lakers menaklukkan New Orleans Pelicans dengan skor 130-102 di kandang Pelicans di Smoothie King Center, New Orleans, Senin (1/4/2019) siang WIB.
Point guard Lakers itu berhasil menyumbangkan 23 poin dari total 130 poin yang dicetak Lakers sepanjang laga. Selain itu, pemain yang lahir pada 28 Februari 1994 itu bisa menciptakan 6 asis, 3 rebound, dan 4 steal.
Permainan Caruso praktis memukau penonton yang hadir. Pujian pun datang dari Pelatih Lakers Luke Walton dan rekan-rekan satu tim.
AP PHOTO/DERICK HINGLE
Pemain Los Angeles Lakers, Alex Caruso (kanan-berbaju ungu), mencoba menembak saat timnya bertemu New Orleans Pelicans di New Orleans, Senin (1/4/2019) pagi WIB.
Bagi Caruso, permainannya yang terus berkembang merupakan buah dari kerja keras. ”Bagi saya, setiap pertandingan seperti melamar pekerjaan. Saya harus berusaha bermain sebaik yang saya bisa. Itulah yang saya coba lakukan sepanjang karier saya. Sejauh ini saya sudah berhasil,” katanya.
Alex Caruso bukan satu-satunya pemain yang tidak terdaftar di draf NBA yang berhasil bermain baik di pentas NBA. Sebut saja misalnya Ben Wallace. Pemain center Detroit Pistons ini sudah empat kali tampil di pentas NBA All Star, pentas rutin setiap tahun tempat bermain pebasket-pebasket top NBA.
Mulai 2017, NBA bahkan telah menerapkan sistem kontrak dua arah bagi pemain di Liga G NBA yang ditarik oleh tim NBA untuk menjadi bagian dari timnya. Dengan sistem kontrak tersebut, memungkinkan pemain di Liga G NBA tetap bermain untuk tim basket yang bermain di NBA.
Jadi, ketika berada di Liga G NBA, pemain mencoba membuktikan diri bermain di pentas yang lebih tinggi, yaitu NBA. Seperti Alex Caruso, dia telah membuktikan diri mampu bermain di Liga G NBA dan berhasil menjadi salah satu pemain yang bersinar di pentas NBA musim 2018-2019.