Jaguar I-Pace Bukti Keandalan Mobil Publik di Lintasan Balap
Oleh
Rakaryan Sukarjaputra
·4 menit baca
Tidak butuh waktu lama bagi Formula E untuk memiliki ajang balapan pendukung yang berada satu tingkat di bawahnya. Sejak mengikuti balapan Formula E pada 2016, pabrikan mobil premium Jaguar terus memperkuat inovasinya untuk memproduksi mobil listrik. Langkah itu langsung menunjukan hasil pada 2018 dengan hadirnya mobil elektrik berpostur Sport Utility Vehicle yang mereka beri nama Jaguar I-Pace.
Jaguar pun tidak main-main dalam upayanya mengampanyekan mobil elektrik itu. Mereka langsung mengambil peluang untuk menggelar kelas balapan di bawah Formula E yang diberi nama I-Pace Jaguar eTrophy.
Dari segi tampilan, mobil-mobil I-Pace Jaguar eTrophy memang berbeda dengan mobil-mobil Formula E yang merupakan mobil-mobil high end atau mobil dengan teknologi tertinggi untuk mobil elektrik pada saat ini. Mobil Formula E dirancang dengan penampilan yang benar-benar menunjukkan mobil balap, beberapa menyebutnya mirip mobil Tamiya dalam versi besar.
I-Pace Jaguar eTrophy menghadirkan mobil elektrik produksi Jaguar yang spesifikasinya hampir sama dengan mobil I-Pace yang dijual pabrikan mobil asal Inggris itu untuk masyarakat umum. Bentuknya pun standar mobil SUV (Sport Utility Vehicle) biasa, karena basis pembuatannya pun bersumber dari mobil Jaguar F-Pace.
“Kami memasok semua tim mobil dengan spesifikasi yang sama, dan hampir semuanya tidak bisa diubah sama sekali. Jadi para pebalap bertarung benar-benar dengan mobil yang sama, hanya setelannya saja yang bisa berbeda. Oleh karena itu, yang banyak menentukan dari balapan ini adalah faktor pebalapnya,” ungkap Adam Jones, Vehicle Engineering Manager Jaguar Land Rover (JLR) di Hong Kong, Minggu (10/3/2019).
Sebagai ajang balapan yang posisinya satu kasta di bawah Formula E, durasi balapan I-Pace Jaguar eTrophy ini juga lebih pendek, yaitu 25 menit ditambah satu putaran. “Waktu balapan 25 menit itu memang didasarkan pada perhitungan penggunaan baterai dengan pemakaian maksimal atau dalam kecepatan tinggi. Jika dibandingkan dengan penggunaan biasa di jalan raya yang bisa menempuh lebih dari 450 kilometer, memang waktu untuk balapan itu mungkin terlihat sangat pendek. Akan tetapi, hal itu didasarkan pada penggunaannya yang sangat maksimal, dengan akselerasi yang tinggi,” jelas Jones.
“Di Jaguar eTrophy ini, semua pebalap memang tidak perlu terlalu merisaukan kapasitas baterainya yang akan cepat habis jika mereka terus menerus menekan gas sedalam-dalamnya. Dari pengalaman, dalam pertarungan dengan terus ngegas sedalam-dalamnya, waktu balapan yang 25 menit bisa dilalui tanpa kehabisan baterai,” jelas pebalap tim Jaguar yang turun di kelas I-Pace Jaguar eTrophy, Simon Evans.
Jones juga sangat senang, karena meski baru di musim pertamanya, mobil-mobil I-Pace di kelas Jaguar eTrophy itu tidak ada yang menunjukkan masalah serius. “Hingga saat ini belum ada mobil yang mengalami kerusakan serius. Kerusakan-kerusakan yang biasanya dialami hanya pada bagian badan mobil yang kerap rusak karena bertabrakan atau senggolan,” tambah ahli teknik JLR dari divisi Special Vehicle Operation itu.
Mobil terbaik 2018
Keberhasilan JLR menghadirkan I-Pace Jaguar di ajang eTrophy juga berkorelasi dengan pemasaran mobil ramah lingkungan itu di pasar Eropa. Pada 2018, I-Pace dinobatkan sebagai mobil terbaik Eropa oleh beberapa lembaga. Bahkan, di Jerman mobil produksi Inggris itu mengalahkan mobil elektrik produksi Jerman, Audi e-tron.
I-Pace yang ditenagai baterai 90 Kwh mampu berlari hingga 100 km/jam hanya dalam 4,8 detik. Jika baterainya diisi penuh, mobil ini bisa menempuh jarak hingga 470 km. Dengan stasiun pengisian baterai khusus, 50 Kw DC Rapid Charger, I-Pace bisa menempuh hingga lebih dari 270 km dengan satu jam pengisian baterai. Hal itu dimungkinkan karena motor yang dipasang di I-Pace mampu menghasilkan tenaga 400 daya kuda dan torsi 696 Nm.
“Dari I-Pace Jaguar eTrophy ini, kita bisa melihat gambaran sebuah mobil elektrik yang sekarang ini sudah tidak lagi seperti dulu. Masalah baterai yang cepat habis dan jangkauan penggunaannya yang pendek, sudah dijawab semua oleh Jaguar I-Pace. Mobil ini sudah tidak ada bedanya dengan mobil-mobil berbahan bakar minyak dalam hal kenyamanan berkendara maupun ketangguhannya. Tapi mobil ini jauh lebih unggul dari segi keekonomisan pengoperasiannya dan juga tidak mencemari lingkungan sama sekali,” tegas Jentri Izhar, Brand Director JLR Indonesia.
JLR Indonesia pun kini tengah bersiap untuk mendatangkan mobil Jaguar I-Pace. “Di Eropa, mobil I-Pace ini banyak pembelinya, sehingga kami pun cukup optimistis untuk memasarkannya di Indonesia,” jelas Jentri.