Pembenahan Infrastruktur Pascabanjir di Sulsel Dipercepat
Pembenahan infrastruktur yang rusak pascabanjir di beberapa wilayah di Sulawesi Selatan pada Januari lalu, akan dipercepat.
Oleh
Reny Sri Ayu
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Pembenahan infrastruktur yang rusak pascabanjir di beberapa wilayah di Sulawesi Selatan pada Januari lalu akan dipercepat. Sebagian pembiayaan pembangunan akan dimasukkan dalam anggaran perubahan tahun ini, baik dari APBD provinsi maupun APBN.
Pantauan di Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, Jumat (29/3/2019), menunjukkan, dua jembatan, yakni Jembatan Je’ne Lata dan Jembatan Lemoa, telah diperbaiki dengan konstruksi jembatan darurat jenis bailey. Sebelumnya, kedua jembatan ini tak bisa dilalui akibat rusak diterjang banjir pada 22 Januari lalu. Hal itu membuat akses antardesa dan kecamatan di sekitarnya terputus.
Namun, karena kondisinya masih rawan, kendaraan dari kedua arah harus melintas secara bergantian, terutama roda empat dan truk. Jembatan ini menjadi penghubung utama dan alternatif bagi warga di wilayah beberapa kecamatan di Gowa menuju ke Sungguminasa (ibu kota kabupaten) dan Malino, Takalar, dan Jeneponto. Selain penghasil beras, wilayah sekitar Manuju juga penghasil tanaman perkebunan dan hortikultura.
”Bersyukur karena jembatan sudah bisa dilalui, tidak lagi harus memutar jauh. Tapi, tentu saja kami di kampung ini berharap agar jembatan permanen bisa segera dibangun lagi,” kata Nasir Daeng Bantang (55), warga Desa Moncongloe, Kecamatan Manuju.
Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah mengatakan, pihaknya akan mempercepat pembangunan kembali infrastruktur, terutama jalan dan jembatan yang rusak pascabanjir. Sebagian besar infrastruktur yang rusak adalah penunjang denyut nadi ekonomi dan mobilitas warga setempat.
”Pasti akan dipercepat (pembangunan kembali) karena itu salah satu urat nadi perekonomian masyarakat daerah. Saat ini masih dalam proses perencanaan, termasuk anggaran yang dibutuhkan. Berapa nilainya, belum final. Yang jelas, pemerintah pusat tentu ikut membantu karena ini bencana alam,” kata Nurdin.
Kepala Bidang Bina Teknis Dinas Bina Marga Sulsel Astina Abbas mengatakan, pembangunan direncanakan mulai tahun ini setelah mendapat anggaran dari APBD Perubahan. ”Nanti akan terbagi, mana yang ditangani provinsi, mana balai, dan juga kabupaten/kota. Intinya akan dipercepat,” kata Astina.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel Syamsibar mengatakan, pembenahan pascabanjir ini dilakukan secara bersamaan oleh tim yang terdiri dari berbagai dinas dan badan. ”Misalnya, pembenahan infrastruktur, penghijauan, penanganan DAS (daerah aliran sungai). Jadi, setiap bidang ditangani dinas masing-masing yang melibatkan pusat, provinsi, hingga kabupaten,” katanya.
Berdasarkan data BPBD Sulsel, banjir sepanjang akhir Januari lalu di beberapa kabupaten di Sulsel menyebabkan 84 korban meninggal dan 2 orang hilang. Selain Kabupaten Gowa, wilayah yang terdampak banjir paling parah saat itu, antara lain Kabupaten Jeneponto, Maros, Pangkep, Barru, dan Kota Makassar.
Banjir menyebabkan 1.397 rumah rusak, 56 jembatan putus, 56 bangunan sekolah rusak, dan belasan ribu hektar sawah terendam.