Dua Pekerja Kehilangan Nyawa Setelah Tersengat Arus Listrik
Oleh
Aguido Adri
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kecelakaan kerja pada proyek galian PLN di Jalan Otista 3, Jatinegara, Jakarta Timur, menyebabkan dua pekerja meninggal, Kamis (23/3/2019). Mereka kehilangan nyawanya setelah tersengat arus listrik di tempat kerja. Untuk memastikan hal itu, polisi mulai menyelidiki penyebab tewasnya dua pekerja tersebut.
Kepala Polisi Sektor Jatinegara Komisaris Rudy Haryanto, Jumat (29/3/2019), akan menyelidiki kemungkinan adanya kelalaian yang menyebabkan kedua pekerja itu tewas. ”Apakah pekerjaan sudah sesuai dengan standar operasional prosedur atau tidak. Pekerja yang tersetrum itu apakah ada kelalaian saat bekerja atau ketidaktahuan, atau bagaimana. Itu masih kami selidiki,” kata Rudy.
Penyidik sudah memeriksa sejumlah saksi, antara lain penanggung jawab lapangan, penanggung jawab keamanan, serta pihak-pihak lain yang terlibat dalam proyek galian itu.
Rudy menambahkan, hasil otopsi menunjukkan bahwa kedua pekerja galian PLN bernama Ato Rasio (21) dan Rizal Maulana (21) itu tewas akibat tersetrum aliran listrik. Berdasarkan pantauan Kompas, lokasi galian sudah diberi garis polisi. Sejak kejadian dua pekerja yang tewas itu, tidak ada pekerja yang beraktivitas menggali lubang yang berjumlah 14. Tidak jauh dari lokasi kejadiahn, ada empat petugas dari PLN. Saat dimintai keterangan, mereka mengelak dan tidak mengakui jika kedua korban bekerja di PLN.
Berdasarkan penuturan beberapa warga, proyek galian PLN baru dikerjakan, Kamis (28/3/2019) pagi, langsung memakan korban jiwa akibat kesetrum. Kejadian tersebut membuat kaget sejumlah warga, termasuk Minanto (59).
Ia mengatakan, puluhan pekerja datang menggunakan mobil truk. Minanto pun memberi tahu kepada para pekerja agar berhati-hati saat bekerja lantaran di lokasi yang sama pernah dikerjakan proyek galian kabel sekitar dua tahun lalu.
Saat proses penggalian sekitar pukul 13.20, Minanto dan beberapa warga melihat ada pekerja yang menyiram air ke galian. ”(Galian disiram air) mungkin agar tanah gampang digali. Setelah itu, salah satu pekerja (Rizal) turun ke galian sedalam sekitar 3 meter tanpa menggunakan sepatu boot. Pekerja tersebut akhirnya tersetrum dan terdengar suara teriakan,” tutur Minanto.
Teriakan tersebut sontak membuat sejumlah pekerja mendekat ke lokasi. Ato yang melihat Rizal terkapar karena tersetrum berusaha menolong. Naas, Ato juga bernasib sama dan terkapar di galian.
Awalnya tidak ada warga yang berani menolong dan mendekati lokasi galian karena takut tersetrum. Namun, ada sejumlah warga berinisiatif untuk menolong dengan membuat simpul tali dari tambang untuk menarik Ato yang berada di atas Rizal. Ato diangkat lebih dulu setelah tambang dikaitkan di tangannya.
Saat tubuh Ato diangkat warga, ia masih bernapas dan tubuhnya tidak gosong. Namun, telinganya mengeluarkan asap, begitu pula dengan Rizal. Para warga kemudian memesan satu ojek daring agar segera mendapat perawatan di rumah sakit terdekat. Namun, nyawa Ato dan Rizal tidak bisa diselamatkan.