Galian Optik dan Parkir Liar Sebabkan Kemacetan di Stasiun Jatinegara
Oleh
M Fajar Marta
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Pemasangan pipa kabel fiber optik di wilayah Jakarta Timur menimbulkan kemacetan. Untuk itu, Dinas Perhubungan DKI Jakarta melakukan rekayasa lalu lintas untuk mengurai kemacetan.
Jalur pekerjaan galian PT Telkom sepanjang 1,3 kilometer tersebut dimulai dari depan Stasiun Jatinegara-Jalan Jatinegara Timur menuju Terminal Kampung Melayu-Jalan Otto Iskandardinata. Terdapat 7 lokasi galian dengan dimensi area kerja 3×18 meter menggunakan 1 jalur paling kiri sisi Timur.
Plt Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Widjatmoko, melalui keterangan tertulis, Sabtu (23/3/2019), mengatakan, rekayasa lalu lintas sesuai pentahapan pekerjaan. Lalu lintas yang semula tiga lajur mix traffic akan menjadi 2 lajur mix traffic Transjakarta dengan jarak antar galian 200-300 meter.
“Waktu pelaksanaan selama 120 hari kerja, dimulai dari tanggal 25 Maret sampai 25 Juli 2019. Setelah pekerjaan selesai, lalu lintas akan dikembalikan seperti semula,” kata Sigit.
Berdasarkan pantauan KOMPAS, Minggu (24/3/2019) sore, ada empat galian fiber optik yang sudah dilakukan di dekat jembatan penyeberangan orang (JPO) Stasiun Jatinegara. Hal tersebut menyebabkan kemacetan sekitar 700 meter di Jalan Bekasi Barat, mulai dari simpang Halte Transjakarta Pasar Jatinegara hingga depan Stasiun Jatinegara.
Kemacetan tidak hanya disebabkan oleh galian, parkir liar oleh pengemudi ojek pangkalan, bemo, dan taksi, turut memperparah arus lalu lintas. Belum lagi dominasi angkutan kota yang berhenti di badan jalan untuk menurunkan dan menaikan penumpang.
Akibat dari kemacetan ini, beberapa penumpang yang ingin melanjutkan perjalanan melalui Stasiun Jatinegara merasa kesal. Seperti yang dirasakan oleh Ruly Lukita (27), warga Bekasi, yang diantar oleh temannya menggunakan mobil.
Dari Halte Transjakarta Pasar Jatinegara ia menempuh waktu hampir 15 menit, padahal jarak menuju ke Stasiun hanya tinggal sekitar 500 meter. “Yang bikin kesal bukan karena galian, tetapi parkir liar motor dan bemo. Sudah tahu ada galian dan macet, kok masih parkir di badan jalan,” kata Lukita.
Kekesalan serupa dirasakan oleh Ridwan (32), warga Rangkasbitung. Ia heran kondisi lalu lintas macet tidak ada petugas yang berjaga untuk mengurai kemacetan terutama oleh parkir liar.
Sigit menghimbau kepada para pengguna jalan agar menghindari ruas jalan yang terdampak galian optik dan dapat menyesuaikan pengaturan lalu lintas yang ditetapkan. “Tetap patuhi ambu-rambu lalu lintas, petunjuk petugas di lapangan serta mengutamakan keselamatan di jalan,” lanjut Sigit.