JAKARTA, KOMPAS — Melalui program JakLingko, PT Transportasi Jakarta menambah rute yang terintegrasi ke stasiun moda raya terpadu (MRT) dan kereta api ringan (LRT). Integrasi ini menjadi urat nadi untuk melayani kebutuhan akses dan mobilitas warga yang akan menggunakan transportasi publik sehingga terus-menerus dibenahi.
PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) memiliki layanan integrasi angkutan kota (angkot) menuju stasiun MRT, seperti JAK03 dengan rute Lebak Bulus-Pondok Labu, JAK32 dengan rute Petukangan-Lebak Bulus, dan JAK45 dengan Ragunan-Lebak Bulus.
Halte Transjakarta juga bertambah di Dukuh Atas-Sam Ratulangi (DA1), Dukuh Atas-Tanah Abang (DA2), Dukuh Atas-Kuningan (DA3), dan Dukuh Atas-Kota (DA4).
Sementara untuk layanan LRT, ada JAK24 rute Senen-Pulogadung melalui Kelapa Gading, JAK59 rute Rawa Sengon-Rawamangun, dan JAK61 rute Pulogadung-Cempaka Putih.
Direktur Pelayanan dan Pengembangan PT Transjakarta Achmad Izzul Warro mengatakan, melalui kartu JakLingko, masyarakat akan terintegrasi menuju stasiun MRT dan LRT. Menjelang pengoperasian MRT dan LRT, saat ini kartu JakLingko sudah terjual 250.000 unit.
”Hal ini memperlihatkan masyarakat sangat antusias dan ingin menggunakan transportasi publik. Kita berharap angka ini terus naik. Selain itu, dari program JakLingko ada 9 operator dengan total sekitar 700 angkot yang sudah bergabung. Angkot adalah urat nadi integrasi antarmoda,” kata Izzul, Jumat (22/3/2019).
Program JakLingko ada 9 operator dengan total sekitar 700 angkot yang sudah bergabung. Angkot adalah urat nadi integrasi antarmoda.
Menurut Izzul, seiring dinamika dan mobilitas warga, integrasi antarmoda sangat diperlukan untuk menjangkau kebutuhan transportasi publik. Dari sini diharapkan terbangun budaya menggunakan transportasi publik sehingga kemacetan Jakarta dapat terurai.
Program JakLingko dengan menggandeng angkot memiliki peran penting sebagai integrasi rute yang tidak hanya dirasakan penumpang. Para sopir angkot juga mendapat keuntungan karena tidak perlu ngetem menunggu penumpang. Kemacetan akibat antrean angkot juga bisa terurai.
”Dengan menggunakan kartu JakLingko, penumpang tidak perlu membayar saat naik angkot berstiker JakLingko,” ujarnya.
Bagi para sopir angkot, lanjut Izzul, PT Transjakarta memberikan upah berdasarkan upah minimum regional. Itu masih ditambah dengan jaminan sosial, pemeriksaan kesehatan setiap tahun, dan anaknya mendapat program prioritas untuk Kartu Jakarta Pintar plus.
Direktur Utama PT MRT William Sabandar mengatakan, semua stasiun MRT akan disterilkan dari kendaraan lain sehingga tidak terjadi kepadatan. Lokasi untuk naik-turun penumpang JakLingko, angkutan perkotaan, dan ojek daring sudah ditentukan, minimal berjarak 200 meter dari stasiun.
PT MRT juga sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak, seperti operator ojek daring dan PT Transjakarta.
Di sekitar Stasiun MRT Lebak Bulus terdapat spanduk larangan parkir. Namun, pengemudi angkutan perkotaan masih ada yang memarkir kendaraannya di sekitar stasiun. Hal itu mengakibatkan laju bus Transjakarta sedikit tersendat setelah menurunkan penumpang di stasiun (Kompas, 21/3/2019).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko mengatakan, angkutan perkotaan akan ditata agar tidak terjadi penumpukan kendaraan di sekitar stasiun. Lokasi pastinya masih dibahas dengan pihak-pihak terkait.
”Mengenai angkot, kami sedang diskusikan dengan BPTJ, Dinas Perhubungan Tangerang Selatan, dan Dinas Perhubungan Tangerang,” kata Sigit. (AGUIDO ADRI)