Tak Lagi Diam-diam, Pengusaha Tunjukkan Dukung kepada Jokowi-Amin
Oleh
Pascal S Bin Saju
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pimpinan sejumlah organisasi pengusaha dan asosiasi dunia usaha tak lagi bergerak secara diam-diam atau klandestin untuk menyatakan pilihan politik mereka. Mereka kini terang-terangan mendukung pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Para pengusaha yang tergabung dalam Pengusaha Pekerja Pro-Jokowi (Kerjo) mendeklarasikan dukungannya di Jakarta, Kamis (21/3/2019). Mereka terdiri dari berbagai lapisan dan sektor usaha, mulai dari usaha kecil, menengah, besar, hingga usaha rintisan.
”Selama ini kami biasanya diam-diam, hanya ikut-ikut saja apa yang ditentukan rakyat melalui partai politiknya, tetapi kali ini tidak. Kami perlu tampil untuk menentukan nasib bangsa dan sebagai warga negara yang baik,” ujar Sofjan Wanandi, pengusaha senior Indonesia sekaligus penasihat Kerjo.
Dalam konferensi pers, turut hadir sebagai pembicara Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani, Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Rosan Roeslani, dan Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta Kamdani. Selain itu, hadir pula CEO Bareksa Karaniya Dharmasaputra sebagai moderator.
Iklim usaha kompetitif
Sofjan melanjutkan, para pengusaha melihat Jokowi sebagai figur terbaik untuk memimpin Indonesia. Jokowi juga dinilai mampu menjaga kestabilan politik Indonesia sehingga dapat menentukan arah politik dan ekonomi bangsa ke depan.
”Kami ingin menentukan sikap. Kami tidak mau lagi diam-diam menyatakan dukung siapa. Oleh karena itu, hari ini, kami menyatakan dukungan ke Pak Jokowi,” ujar pemilik Santini Group tersebut.
Hariyadi Sukamdani, Koordinator Kerjo yang juga Presiden Direktur Hotel Sahid Jaya Internasional, menambahkan, kepemimpinan Jokowi perlu dilanjutkan. Hal ini untuk menjaga stabilitas politik dan kesinambungan ekonomi lima tahun ke depan.
Baca juga: Peluang Jokowi Masih Dominan
Selain itu, Jokowi dinilai telah mengembangkan iklim usaha yang kompetitif, tidak monopolistik, serta tidak nepotis. Hal itu, katanya, menjadi alasan kuat mengapa Jokowi mesti terpilih kembali sebagai presiden periode 2019-2024.
”Presiden Jokowi telah memperlihatkan sikapnya sebagai pemimpin demokratis, tidak otoriter, dan bersedia mendengarkan aspirasi dunia usaha,” ujar Hariyadi.
Deklarasi dukungan yang diklaim bakal menghadirkan 10.000 pengusaha itu dihelat di Istora Senayan, Jakarta, Kamis malam. Menurut rencana, calon presiden petahana Jokowi dikabarkan akan menghadiri deklarasi tersebut.
Langkah strategis
Dalam implementasi dukungannya, para pengusaha berkomitmen akan mengatur langkah strategis guna memenangkan Jokowi-Amin. Salah satu caranya ialah mengajak seluruh karyawan di perusahaan mereka agar ikut mendukung capres-cawapres nomor urut 01.
”Kami tidak memaksakan pilihan para karyawan, tetapi kami akan menjelaskan kepada mereka kenapa harus memilih Jokowi-Amin,” kata Rosan Roeslani, salah satu dari trio Indonesia yang mengakuisisi klub sepak bola Italia, Inter Milan.
Shinta Kamdani menambahkan, pengusaha juga perlu bergerak bersama untuk meningkatkan partisipasi politik publik dan mengurangi golput. Oleh karena itu, sukarelawan Kerjo menggelar kampanye pesta diskon nasional.
”Nama kampanyenya Kling King Fun. Jadi, tinggal tunjukkan atau foto jari yang sudah dicelupkan tinta biru sebagai tanda sudah mencoblos, lalu dia bisa mendapatkan diskon di sejumlah outlet di mal-mal Jakarta,” ujarnya.
Program kampanye anti-golput itu, kata Shinta, berlaku untuk siapa saja, baik pendukung capres-cawapres 01 maupun 02. Adapun kampanye itu melibatkan partisipasi dari sejumlah merek Indonesia dan bekerja sama dengan 107 saluran radio se-Indonesia.
Efek deklarasi
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menuturkan, deklarasi dukungan itu bisa dimaknai sebagai simbolisasi dukungan yang bersifat mengakar ke setiap kandidat. Namun, harus pula dilihat kerja politik yang dilakukan di balik deklarasi dukungan tersebut.
Deklarasi juga bisa memberikan efek ikutan, terutama untuk pemilih yang belum menentukan pilihan. Biasanya, efek yang diharapkan dari deklarasi dukungan adalah membuat para pemilih mengambang tertarik untuk memberikan dukungan.
Namun, efek ikutan itu kurang berlaku di masyarakat pemilih yang rasional. Oleh karena itu, Yunarto menyimpulkan, deklarasi dukungan cenderung menjadi bagian dari perang urat saraf untuk saling menunjukkan kekuatan masing-masing. (DIONISIO DAMARA)