Cuaca Ekstrem Ganggu Penerbangan di Bandara Juanda
Hujan deras disertai angin kencang yang melanda wilayah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (13/3/2019) sore berdampak terhadap aktivitas penerbangan di Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya. Sedikitnya enam pesawat dialihkan pendaratannya dan belasan pesawat harus menunggu di udara karena jarak pandang terbatas.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·2 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS—-Hujan deras disertai angin kencang yang melanda wilayah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (13/3/2019) sore berdampak terhadap aktivitas penerbangan di Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya. Sedikitnya enam pesawat dialihkan pendaratannya dan belasan pesawat harus menunggu di udara karena jarak pandang terbatas.
Data PT Angkasa Pura I Bandara Juanda menunjukkan dari enam penerbangan yang dialihkan pendaratannya, tiga penerbangan menuju ke Bandara Ahmad Yani Semarang sedangkan dua penerbangan menuju ke Denpasar. Penerbangan yang dialihkan ke Semarang adalah Garuda Indonesia (GA) 316 rute Cengkareng-Surabaya, GA 365 rute Lombok-Surabaya, dan Trigana Air IL 711 rute Pekanbaru-Surabaya.
Sedangkan penerbangan yang dialihkan ke Denpasar adalah Lion Air JT 707 rute Ujung Pandang-Surabaya dan GA 630 rute Ujung Pandang-Surabaya. Adapun satu penerbangan mendarat di Bandara Trunojoyo, Sumenep, adalah pesawat Pegasus Air PK-ICP rute Pagerungan-Surabaya.
“Hujan deras disertai angin kencang terjadi sekitar pukul 15.00 hingga 17.30. Hujan sempat reda sebentar namun tidak sampai setengah jam kembali deras,” ujar Communication and Legal Section Head PT Angkasa Pura I Bandara Juanda Yuristo Ardhi Hanggoro.
Hujan deras disertai angin kencang terjadi sekitar pukul 15.00 hingga 17.30. Hujan sempat reda sebentar namun tidak sampai setengah jam kembali deras
Manager Operational Air Navigation Surabaya Erdian Subismo mengatakan saat hujan deras kembali terjadi, belasan pesawat menunggu di udara karena jarak pandang pilot sangat terbatas. Pesawat hanya berputar-putar di langit Sidoarjo.
“Jarak pandang pilot atau visibility saat hujan deras mengalami penurunan hingga 400 meter. Pilot harus menunggu jarak pandang di atas 800 meter untuk bisa mendarat dengan aman di Bandara Juanda,” kata Erdian.
Kendati sempat terdampak cuaca buruk, secara umum kegiatan operasional penerbangan di bandara tetap dibuka. Kondisi landasan pacu normal. Untuk mengantisipasi genangan air di landasan pacu, landas hubung maupun apron, Angkasa Pura telah menyiagakan mesin pompa. Mitigasi bencana akibat cuaca ekstrem disiapkan secara maksimal sesuai prosedur standar. Petugas juga bersiaga sesuai dengan bidang tugas masing-masing.
Prakirawan BMKG Juanda Agatha Mayasari mengatakan kecepatan angin maksimal yang menyertai hujan deras mencapai 27 knot atau sekitar 54 kilometer per jam. Kecepatan angin di atas 25 knot termasuk tinggi. Apalagi bersamaan dengan terjadinya hujan deras antara pukul 15.00 hingga 17.30.
Hujan lebat disertai angin kencang di wilayah Bandara Juanda terjadi karena adanya pergerakan awan cumulonimbus (CB) dari arah selatan atau arah Sidoarjo menuju ke utara (Surabaya). Angin yang bertiup kencang di Bandara Juanda mengancam keselamatan penerbangan.
Alasannya, posisi landasan pacu Bandara Juanda membentang dari timur ke barat. Sedangkan angin kencang bertiup dari selatan ke utara sehingga terjadi persilangan. Pesawat bisa terdorong dari arah samping sehingga keluar landasan pacu.
Baca juga Pohon Tumbang Menutup Akses Jalan di Jalan Kaliurang