Cawapres Gerilya Sebelum Debat
PADANG SIDIMPUAN, KOMPAS – Satu pekan sebelum debat presidensial solo pertama mereka, kedua calon wakil presiden memilih berkampanye keliling daerah. Kegiatan itu dianggap tidak mengganggu persiapan debat. Dalam waktu 37 hari menjelang pemungutan suara, kedua kubu sengaja lebih intens berkampanye ke daerah target lumbung suara demi mendongkrak elektabilitas yang masih stagnan.
Akhir pekan ini, dari Sabtu (9/3/2019) sampai Senin (11/3/2019), Calon Wakil Presiden Nomor Urut 01 Ma’ruf Amin berkeliling ke beberapa wilayah di Sumatera Utara. Ia menyambangi Medan, Padang Sidempuan, Tapanuli Selatan, Padang Lawas Utara, dan Mandailing Natal.
Sementara, Calon Wakil Presiden Nomor Urut 02 Sandiaga Uno melanjutkan kampanye di Jawa Barat, khususnya Bandung, Garut, Ciamis, Tasikmalaya, untuk bersilaturahmi dengan berbagai kelompok masyarakat, Sabtu. Pada Minggu malam, ia melanjutkan kunjungan ke Kalimantan Selatan.
Kunjungan keduanya diadakan sepekan sebelum debat presidensial ketiga yang akan diadakan Minggu (17/3/2019) dengan topik kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, sosial, dan budaya. Ma’ruf dan Sandiaga akan saling berhadapan tanpa pasangan masing-masing. Ini menjadi pengalaman pertama ‘solo’ debat presidensial bagi keduanya.
Ma’ruf mengatakan, meskipun jadwal kampanyenya padat, persiapan debat tidak terganggu. Menurutnya, ia sudah terbiasa berdebat sejak di lingkungan Nahdlatul Ulama dalam forum seperti bathsul masaail. Dalam forum itu, para ulama dan santri NU terbiasa beragumentasi terkait masalah hukum Islam yang bersifat aktual.
“Debat itu biasa saja, saya anggap seperti bathsul massail, hanya ini cakupannya lebih luas saja,” kata Ma’ruf di sela kunjungannya di Sumatera Utara, Sabtu.
Ma\'ruf mengatakan, sudah menyimpan senjata rahasia untuk menghadapi Sandiaga. Namun, ia enggan mengungkapnya. “Senjata rahasia itu harus disimpan. Kalau saya beritahu, nanti (lawan) tahu, di sini kelemahan saya. Nanti saya diserang di bagian yang lemah itu,” katanya.
Berbeda dengan gaya Jokowi saat debat presidensial kedua yang lebih agresif, Ma’ruf Amin mengatakan ia akan memilih ‘jurus bertahan’ dan tidak akan banyak menyerang. Ia akan lebih banyak memaparkan capaian pemerintahan Jokowi-Kalla serta menjelaskan rencana kerja Jokowi-Ma’ruf ke depan.
“Yang namanya berdebat itu bukan menyerang, tetapi menyampaikan argumentasi dan solusi. Tidak usah banyak-banyak jurusnya, cukup jurus bertahan, dan jurus langkah ke depan,” katanya.
Selama kunjungan ke berbagai daerah di Sumut, Ma\'ruf menjalankan peran sebagai penangkal hoaks. Ia mengklarifikasi berbagai serangan hoaks terhadap Jokowi saat memberi kata sambutan di hadapan para pendukungnya, khususnya yang terkait dengan sisi religius Jokowi dan isu kriminalisasi ulama.
Di setiap kesempatan, umumnya dalam kata sambutan di acara tabligh akbar (pengajian massal) atau saat berkunjung ke pondok pesantren, Ma\'ruf memberi pesan agar masyarakat bijak menyikapi perbedaan serta tetap menjaga keutuhan bangsa di tengah kontestasi pilpres yang semakin sengit.
Seperti Ma\'ruf, Sandiaga juga tidak merasa persiapan debatnya terganggu. Beberapa agenda kunjungannya di akhir pekan ini disesuaikan dengan topik debat presidensial ketiga. Di sela kunjungannya dengan kelompok masyarakat di Tasikmalaya, Sabtu, misalnya, Sandiaga menyoroti topik kesehatan ibu dan bayi.
Di hadapan ibu-ibu pendukungnya, Sandiaga menyampaikan bahwa ia dan Prabowo ingin menurunkan angka kematian ibu dan bayi dengan berbagai program.
“Kami janji, sama-sama kita ubah masa depan emak-emak, hal ini lebih penting daripada pilpres,” ucap Sandi.
Sebelumnya, Sandiaga juga mengatakan, dengan berkunjung ke daerah sebelum debat solo perdananya, ia justru mendapat inspirasi untuk bahan agumentasi tentang pendidikan yang sama pentingnya di sekolah maupun di rumah. Itu misalnya ia dapatkan saat berkampanye ke Sumatera Barat dan mampir di rumah kelahiran Mohammad Hatta di Bukittinggi, Rabu (6/3/2019).
“Saya justru dapat inspirasi untuk debat bahwa pendidikan itu bukan hanya di sekolah, tetapi juga di rumah. Pendidikan itu harus melibatkan semua pihak, dari sekolah dan keluarga,” katanya.
Catatan Kompas, wilayah kampanye yang disasar Ma’ruf dan Sandiaga akhir pekan ini adalah lumbung suara dengan selisih elektabilitas antara kedua paslon terhitung tipis. Pilpres 2014, Jokowi unggul tipis di Sumut dari Prabowo, dengan perolehan suara 55,24 persen. Kini, laju elektabilitas Jokowi dan Prabowo di wilayah itu terus berkejaran. Beberapa wilayah yang didatangi Ma’ruf di Sumut adalah basis Prabowo.
Sedangkan, Prabowo dulu unggul di Jawa Barat dengan suara 59,78 persen. Namun, selama enam bulan masa kampanye pilpres ini, Jokowi perlahan mulai mengejar ketertinggalan. Demikian pula, Kalimantan Selatan saat 2014 lalu tercatat sebagai basis suara Prabowo, tetapi selisih kemenangannya tipis yaitu 50,05 persen, sementara Jokowi 49,95 persen.
Dikejar waktu
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Arsul Sani mengatakan, persiapan debat ketiga Ma’ruf dinilai sudah cukup, baik dari segi penguasaan materi maupun pembawaan diri di panggung debat. Kunjungan ke daerah dengan bertemu langsung dengan rakyat adalah strategi mematangkan persiapan debat.
“Kegiatan Ma’ruf keliling daerah ini justru dalam rangka pengayaan dan penajaman materi, lewat pertemuan dan dialog dengan berbagai elemen masyarakat,” katanya.
Di sisi lain, kampanye ke daerah memang sengaja semakin digencarkan menjelang akhir masa kampanye dan mendekati hari pemungutan suara. Hal itu diharapkan dapat membantu meningkatkan elektabilitas dan mengamankan suara, khususnya di wilayah basis suara dan target prioritas.
Berdasarkan hasil survei berbagai lembaga, elektabilitas kedua paslon cenderung stagnan. Jokowi-Ma’ruf cenderung stagnan di angka 51-54 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga di angka 31-35 persen.
Anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga Ahmad Riza Patria mengatakan, kunjungan ke daerah menjelang debat penting agar Sandiaga bisa mengetahui secara langsung kebutuhan masyarakat.
“Dengan begitu, bisa diidentifikasi sumber masalahnya dan mencari solusi dimulai dari persoalan riil di daerah itu. Jadi, justru penting bagi Sandi untuk kunjungan ke daerah sebelum debat,” katanya.
Ia mengatakan, kampanye sengaja semakin digencarkan menjelang akhir masa kampanye, untuk mengamankan elektabilitas Prabowo-Sandiaga.
“Kami optimistis, dengan kunjungan daerah diperbanyak, konsolidasi di internal partai, menampung aspirasi dari masyarakat dan relawan, itu jadi kunci mengejar elektabilitas,” katanya.