Dinamika politik lokal di Banten lekat dengan hubungan kekerabatan. Dari daftar calon tetap anggota legislatif DPR, terdapat tiga dinasti politik yang bertarung di daerah pemilihan Banten I.
Pertama, dari lingkup keluarga Atut Chosiyah yang diwakili Adde Rosi Khoerunnisa (Partai Golkar). Atut adalah mantan Gubernur Banten, sedangkan Adde Rosi hingga saat ini menjabat Wakil Ketua DPRD Provinsi Banten sejak 2014.
Kedua, datang dari trah Jayabaya, diwakili M Hasbi Asyidiki Jayabaya (PDI-P) dan Vivi Sumantri Jayabaya (Demokrat). Hasbi adalah putra mantan Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya (2003-2013) dan adik dari Iti Octavia Jayabaya (Bupati Lebak). Sementara Vivi (keponakan Mulyadi Jayabaya) saat ini menjabat anggota DPR 2014-2019 dengan perolehan 31.458 suara.
Terakhir, trah penyumbang calon anggota legislatif (caleg) terbesar, yakni trah Natakusumah yang diwakili Achmad Dimyati Natakusumah (PKS), Rizka Amalia Natakusumah (Nasdem), dan Rizki Aulia Rahman Natakusumah (Demokrat).
Relasi caleg sekeluarga ini terbilang unik karena satu anggota keluarga lainnya, yakni Risya Azzahra Rahimah Natakusumah, maju di daerah pemilihan (dapil) Banten II dari Partai Nasdem. Sang ibu, Irna Narulita Dimyati, saat ini menjabat Bupati Pandeglang.
Pada Pemilu Legislatif 2014, dapil Banten memiliki 1,7 juta pemilih. Dari hasil Pemilu 2014, angka partisipasi pemilih Banten I terbilang rendah, hanya 73,43 persen atau di bawah 1,68 persen dari rata-rata nasional. Apalagi, pada pilkada lalu, Kabupaten Lebak menjadi salah satu dari tiga daerah dengan calon bupati (petahana) yang melawan kolom kosong.
Selain rendahnya partisipasi pemilih, persaingan politik di dapil juga mendapat tantangan dari kondisi masyarakat sosial ekonomi yang tergolong relatif rendah. Merujuk pada BPS, nilai PDRB tahun 2016 mencapai Rp 44,70 triliun atau berada di peringkat ke-73 dari 80 dapil tahun ini. Begitu juga dengan skor IPM yang berada di bawah rata-rata nasional, yakni 63,39 atau peringkat ke-73 dari 78 dapil.
Belum lagi, kedua kabupaten ini memiliki persentase jumlah penduduk miskin terbesar di Banten. Pada 2017, Kabupaten Pandeglang mencapai angka 9,74 persen penduduk miskin dan disusul Kabupaten Lebak dengan 8,64 persen. Padahal, rata-rata persentase penduduk miskin seluruh kabupaten/kota di Banten hanya 5,53 persen.
Masih adanya pekerjaan rumah dari aspek kesejahteraan tersebut dapat menjadi petunjuk bagi parpol dan caleg yang bertarung untuk meraup dukungan. Selain mengandalkan kekuatan jaringan, program-program kesejahteraan juga dapat menjadi strategi yang ditawarkan kepada pemilih. (LITBANG KOMPAS)