Hoaks Pengaruhi Elektabilitas Joko Widodo-Ma\'ruf Amin
Oleh
Rhama Purna Jati
·3 menit baca
PALEMBANG,KOMPAS—Calon presiden nomor urut 1 Joko Widodo mengingatkan para pendukungnya untuk melawan pemberitaan yang tidak benar atau hoaks. Akibat merebaknya hoaks, eletabilitasnya turun karena jutaan orang memercayai kabar bohong itu.
Hal ini disampaikan Joko Widodo di hadapan 5.000 orang yang tergabung dalam Alumni Sriwijaya Bersatu di Palembang Sport and Convention Center (PSCC), Sabtu (9/3/2019). Dalam acara tarsebut juga digaungkan deklarasi dukungan dari Alumni Universitas Sriwijaya kepada calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 1 Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Joko Widodo mengatakan, ada beberapa kabar bohong yang terus disuarakan untuk menurunkan elektabilitasnya. Kabar tersebut diantaranya melakukan kriminalisasi ulama. "Kabar itu tidak benar," kata Joko Widodo.
Menurut dia, Indonesia merupakan negara hukum, sehingga semua hal harus berdasarkan hukum yang berlaku. “Walau pun dia menteri, atau anggota DPR sekalipun, kalau terbukti salah ya harus dihukum,” katanya. Kalau orang yang tidak bersalah, lalu dihukum itu baru satu bentuk kriminalisasi.
Isu yang juga kerap kali diedarkan adalah larangan azan. Menurut Joko Widodo, hal itu sangatlah tidak mungkin dilakukan karena mayoritas warga Indonesia adalah Muslim. Belum lagi, adanya kabar bahwa akan dihapuskannya pendidikan agama dan juga mengizinkan adanya perkawinan sejenis. Kabar seperti ini rupanya berpengaruh pada elektabilitasnya.
“Ada di salah satu provinsi, elektabilitas saya turun hingga 8 persen akibat kabar ini,” ucapnya. Bahkan 9 juta orang Indonesia percaya dengan kabar tersebut. Karena itu, ia meminta kepada pendukungnya untuk menangkal dan melawan hoaks.
Joko Widodo meminta pendukungnya untuk bersikap militan menangkal hoaks karena waktu sampai hari pemilihan tinggal 40 hari lagi. “Kita lawan hoaks dengan fakta dan data,” tegas Joko Widodo. “Sampaikan kepada teman dan tetangga terkait fakta tersebut door to door,” kata dia.
Kita lawan hoaks dengan fakta dan data. (Joko Widodo)
Dalam pemaparanya tersebut, Joko Widodo juga menekankan untuk memilih “nahkoda” yang telah berpengalaman. “Menahkodai kapal sebesar Indonesia ini, butuh nakoda yang berpengalaman. Jangan sampai masyarakat dibawa ke hal-hal yang pesimis,” tegasnya disambut sorak-sorai pendukung yang hadir.
Menurutnya, di masa depan, masyarakat akan dihadapkan dengan tantangan yang besar, karena itu jangan takut untuk menghadapi rintangan dan tantangan tersebut. “Kita harus optimis,” tegasnya.
Pengembangan SDM
Joko Widodo juga menyampaikan visinya yakni mengedepankan pengembangan sumber daya manusia setelah pada kepemimpinannya sebagai presiden periode sebelumnya, pemerintahan berfokus pada pembangunan infrastruktur.
Ketua Tim Kampanye Daerah Koalisi Indonesia Kerja Sumatera Selatan Syahrial Oesman mengakui, dari hasil survei awal, suara Joko Widodo-Ma’ruf Amin di Sumsel memang lebih rendah dibandingkan rivalnya Prabowo Subianto – Sandiaga Uno. “Tapi dengan sistem door to door, kita optimis dapat memenangkan Pilpres di Sumsel,” tegas Syahrial.
Cara door to door, diakui mantan Gubernur Sumsel ini, sebagai cara jitu untuk mendongkrak suara pemilih ke Jokowi-Ma’ruf Amin. Bahkan para Alumni Sriwijaya Bersatu juga harus bergerak untuk meningkatkan dukungan ke pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.