emerintah Kabupaten Bandung menaikkan status bencana banjir yang melanda Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang dari Siaga Bencana menjadi Tanggap Darurat Bencana. Dapur umum lapangan dibangun di beberapa titik untuk memenuhi kebutuhan pangan para penyintas.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
SOREANG, KOMPAS – Pemerintah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menaikkan status bencana banjir yang melanda Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, dan Bojong Soang dari Siaga Bencana menjadi Tanggap Darurat Bencana. Dapur umum lapangan dibangun di beberapa titik untuk memenuhi kebutuhan pangan para penyintas.
Sejak Jumat (8/3/2019) siang, tiga unit mobil dapur umum dikerahkan untuk melayani penyintas di tiga titik. Di Kecamatan Baleendah, dapur umum ditempatkan di Posko Banjir Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung di Gedung Inkanas dan di depan Kantor Kelurahan Andir. Satu unit dapur lainnya ditempatkan di Kecamatan Bojong Soang, tepatnya di Depan Kantor Desa Bojong Soang.
Sekitar lebih dari 10 relawan bekerja menyiapkan makanan di mobil dapur umum Kelurahan Andir. Dua panci penanak nasi dengan tinggi lebih dari satu meter disiapkan untuk memenuhi kebutuhan pangan penyintas dan relawan. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bandung Sudrajat menjelaskan, satu unit dapur lapangan sanggup menyediakan lebih kurang 1.000 bungkus makanan.
Sudarajat mengatakan, kapasitas penyediaan pangan yang mencapai 3.000 bungkus ini menjadi langkah pemenuhan kebutuhan seluruh korban bencana, baik yang berada di pengungsian maupun yang tetap bertahan di rumah masing-masing. Rumah yang terdampak banjir mencapai 6.361 unit dengan total pengungsi sebanyak 1.104 jiwa.
Berdasarkan data tersebut, Sudrajat berasumsi, korban yang bertahan di rumah lebih banyak dibandingkan dengan yang berada di pengungsian. “Tidak mungkin warga yang tidak mengungsi tidak diakomodasi, mereka juga korban. Karena itu, kami menyediakan tiga dapur umum untuk memenuhi kebutuhan semua,” tuturnya.
Upaya distribusi bahan pangan untuk para penyintas yang bertahan di rumah dilakukan dengan mengantarkan ke lokasi pengungsian. Pos pengungsian di Kecamatan Dayeuhkolot tersebar di 12 titik, Kecamatan Baleendah (4 titik), dan Bojong Soang (2 titik). Untuk warga yang tetap bertahan di rumah, tutur Sudrajat, pengiriman bahan makanan bisa diambil melalui perwakilan warga dengan mendatangi dapur umum.
Gouw Sutiawan (51), relawan yang menangani dapur umum Kelurahan Andir, menyatakan, petugas kesulitan jika harus mengantarkan makanan ke setiap rumah warga karena keterbatasan tenaga relawan. “Petugas dapur umum hanya berjumlah delapan orang. Relawan di lapangan juga tidak banyak. Jadi, kami berharap ada perwakilan warga yang membantu distribusi sehingga makanan bisa datang tepat waktu,” ujarnya.
Pendirian dapur umum ini merupakan respons dari peningkatan status banjir Kabupaten Bandung dari Siaga Bencana menjadi Tanggap Darurat Bencana. Ditemui saat meninjau dapur umum, Bupati Bandung Dadang M Nasser menyatakan, status ini berlaku selama tujuh hari sejak jumat ini.
Meskipun mengutamakan jiwa dengan memenuhi kebutuhan pangan dan evakuasi, Dadang menyatakan akan melakukan perbaikan sarana dan prasarana yang dirusak banjir.
“Tanggap bencana ini akan selalu kami monitor. Musim hujan diprediksi terjadi selama beberapa bulan ke depan sehingga dikhawatirkan akan mendatangkan banjir lagi. Jika memang mendesak, sesuai dengan aturan, akan kami tambah lagi (pemberlakuan status Tanggap Bencana),” ujarnya.