JAKARTA, KOMPAS — Kecanduan pornografi akan mengakibatkan penurunan kemampuan kinerja otak, khususnya bagi anak-anak. Selain itu, pornografi akan mendorong seseorang untuk melakukan kekerasan atau pelecehan seksual.
Beberapa hari ini, sebuah video yang memperlihatkan seorang guru menonton video berkonten pornografi pun viral di media sosial. Guru tersebut melihat video porno di depan kelas menggunakan laptop. Tanpa ia sadari, laptopnya tersambung proyektor sehingga seluruh muridnya melihat video porno tersebut.
Seorang murid menghampiri guru tersebut dan memberi tahu bahwa laptopnya tersambung proyektor. Namun, guru tersebut tampak santai dan hanya tertawa.
Komisioner Bidang Pendidikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti, Kamis (7/3/2019), mengatakan, KPAI sudah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika serta kepolisian untuk membantu melacak keberadaan atau lokasi video tersebut.
”Hingga kemarin sore, belum ada informasi (terkait kasus tersebut),” kata Retno di Jakarta, Kamis (7/3/2019). Ia pun menanggapi, pornografi akan berbahaya bagi orang yang kecanduan, apalagi bagi anak-anak.
Menurut Retno, dampak buruk dari pornografi yakni menurunkan kemampuan kerja otak. Banyak orang yang mengabaikan dampak pornografi, padahal efek negatifnya dalam merusak otak lebih besar daripada narkoba. Selain itu, pencandu pornografi lebih sulit dideteksi daripada pencandu narkoba.
Ia mencontohkan, seseorang memiliki kecerdasan di atas rata-rata, tetapi pada saat orang tersebut mulai mengakses konten dewasa, kemampuan kerja otaknya akan menurun drastis.
”Betapa berpengaruhnya pornografi. Walaupun hanya iseng, orang tersebut akan ingin melihat lagi dan lagi,” ujar Retno.
Orang yang mengalami penurunan kerja otak akan sulit fokus dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Hal tersebut dipengaruhi oleh bagian otak prefrontal cortex (PFC) yang rusak akibat pornografi.
Retno menjelaskan, PFC diibaratkan sebagai sistem sebuah komputer. Jika sistem rusak seperti terserang virus, komputer takkan dapat bekerja dengan maksimal.
PFC berfungsi penting bagi manusia. Ketika berada di dunia kerja, kadang kala seorang pemimpin menginginkan kita mencari jalan keluar terkait masalah yang sedang dihadapi atau manusia dihadapkan pada situasi yang cukup memancing emosi. Pada situasi tersebut, PFC berperan.
”Baik atau buruknya keputusan yang kita ambil, tergantung dari seberapa terjaganya bagian otak yang satu ini,” tutur Retno.
Kekerasan seksual
Retno mengatakan, sebagian besar kekerasan seksual dilakukan oleh orang yang sudah dikuasai oleh pornografi. Kasus pemerkosaan yang marak terjadi di masyarakat berawal dari kebiasaan melihat pornografi.
”Keinginan mencoba apa yang mereka lihat menjadi pemicu terjadinya kasus ini,” ujarnya. Jika tidak segera diobati, kebiasaan tersebut akan terus berulang dan akhirnya dapat merugikan diri sendiri dan orang di sekitar.
Terkait dengan kasus guru yang melihat video pornografi di kelas, Retno mengatakan, berbagai kasus yang terjadi di dunia pendidikan tidak berdiri sendiri dan tidak bisa hanya sekolah yang dituding gagal mendidik. Ia mengingatkan, pendidikan ada tiga ranah, yakni pendidikan di keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Waktu di sekolah lebih sedikit dibandingkan dengan waktu di rumah bersama keluarga. ”Peran orangtua memiliki pengaruh yang besar terkait perilaku anak,” kata Retno.
Karena itu, orangtua berperan sangat penting dalam menanamkan karakter yang utama dan pertama. Apabila seorang anak dibesarkan dengan pola asuh positif, dia akan mandiri dan bisa bertindak positif.
Ketua Yayasan Lentera Anak Lisda Sundari mengatakan, guru merupakan panutan bagi anak-anak. ”Seorang guru harus sadar, sosoknya menjadi teladan bagi murid-muridnya,” kata Lisda.
Ia berharap, pihak sekolah menindak guru tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku. Hal tersebut bertujuan agar kejadian serupa tidak terulang.