BEKASI, KOMPAS — Rumit dan mahalnya biaya untuk mendapatkan label halal menjadi masalah bagi pedagang kecil dan usaha kecil menengah. Oleh karena itu, Paguyuban Pedagang Mi dan Bakso Indonesia atau Papmiso berharap rancangan peraturan pemerintah tentang produk halal segera terbit.
Harapan ini disampaikan Sekretaris Jenderal Papmiso Bambang Haryanto saat menyambut kehadiran Presiden Joko Widodo dalam Gebyar Bakso Merah Putih di Lapangan Kota Deltamas, Desa Sukamahi, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Minggu (3/3/2019). Hadir pula dalam acara ini Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
”Sertifikat halal sulit kami dapat sebagai pengusaha kecil sebab mahal biayanya di MUI (Majelis Ulama Indonesia). Label halal sangat penting biar tidak terkena hoaks dari oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Setiap ada isu, omzet pedagang turun 50 persen,” kata Bambang.
Presiden Joko Widodo yang ditemui seusai acara mengatakan, rancangan peraturan pemerintah (RPP) tentang produk halal sangat penting dan menentukan bagi usaha-usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah di Indonesia. Oleh karena itu, Presiden menginginkan untuk pedagang kecil dan UMKM tak ada biaya untuk sertifikasi halal. Proses penerbitan sertifikat halal pun, menurut Presiden, semestinya tak lama, cukup sehari.
”Setelah RPP ini terbit, saya harap yang kecil-kecil ini tidak dipungut apa-apa, langsung cek, beri (sertifikat), biar semuanya clear,” ujarnya.
Presiden menginginkan untuk pedagang kecil dan UMKM, tak ada biaya untuk sertifikasi halal.
Kendati demikian, aturan turunan dari Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal ini masih dibahas. ”Masih dalam proses, dibahas. Karena menyangkut usaha mikro kecil dan rumah tangga banyak sekali. Jangan sampai nanti setelah lolos ternyata ada masalah di lapangan. Kita perlu detail,” kata Presiden Jokowi kepada wartawan.
Dalam acara Gebyar Bakso Merah Putih ini, sekitar 2.000 pedagang bakso ikut urun membuat dan menyediakan bakso untuk warga. Gerobak-gerobak bakso pun berkumpul di lapangan sejak pagi. Warga pun berduyun-duyun datang menikmati bakso kendati hujan mengguyur sejak pagi.
Acara ini, menurut Bambang Haryanto, dilakukan untuk mempromosikan bakso sebagai kuliner khas Nusantara agar semakin dikenal masyarakat, terutama masyarakat milenial.
Untuk itu, disediakan 40.000 porsi bakso yang dikerjakan sekitar para pedagang bakso dari Cikarang, Karawang, Bekasi, Purwakarta, Sragen, Solo, dan Wonogiri. Pengerjaannya dilakukan bersama. ”(Pedagang bakso) dari Bekasi, Karawang, dan Cikarang kami ajak bareng-bareng motong sapi, giling bareng-bareng, jadi ini bakso fresh dari daging sapi fresh,” ujarnya.
Papmiso, tambah Bambang dalam sambutannya, mengapresiasi stabilnya harga. Dia juga berharap suatu hari Indonesia bisa swasembada daging sapi pada 2030.
Presiden Jokowi mengatakan, sudah semestinya bakso benar-benar menjadi kuliner khas Nusantara. Hal ini disepakati warga dan pedagang yang berkumpul.
Presiden Joko Widodo yang ditemani Nyonya Iriana sempat memesan bakso di salah satu gerobak yang masih tersedia. Pasangan ini kemudian makan bakso. ”Enak enggak, Pak?,” tanya salah seorang wartawan. Presiden malah menjawab, ”Coba aja sendiri.”
Pada akhir acara, salah seorang pedagang bakso pun menanyakan, ”Pripun, Pak Jokowi, baksonya orang Bekasi?” Presiden pun menjawab, ”Nggih, uenak banget. Saya makan sampai habis.”
Tadi kami siapkan bahwa setiap gerobak bakso itu ada kantong sampah gede, cuma masyarakat kurang sadar diri.
Tak hanya lekas tandas, hidangan bakso yang diganjar penghargaan rekor Muri untuk penyediaan bakso terbanyak ini menyisakan sampah mangkuk plastik dan botol minuman teh manis di mana-mana. Sampah bertebaran seiring dengan becek tanah setelah gerimis terus mengguyur.
Menurut Bambang, sesungguhnya sudah disiapkan kantong sampah. Setiap pedagang sudah diminta memasang plastik besar untuk tempat sampah. Akan tetapi, hujan mengguyur dan kurangnya kesadaran masyarakat membuat sampah menumpuk di segala tempat. ”Tadi kami siapkan bahwa setiap gerobak bakso itu ada kantong sampah gede, cuma masyarakat kurang sadar diri,” ujarnya.