Silaturahmi Politik ke Pesantren dan Ulama ala Prabowo Subianto
Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, punya strategi sendiri untuk mendapatkan hati dari kalangan santri, ulama, dan umat Islam. Selama 23-26 Februari ini, Prabowo bersafari politik ke sejumlah pondok pesantren di Jawa Timur dan menggelar pertemuan tertutup dengan ulama.
Prabowo menyampaikan pesan secara simbolik. Secara resmi dia menyatakan kedatangannya ke ponpes bukan untuk berkampanye ataupun meminta dukungan. Akan tetapi, secara tersirat, kedatangan Prabowo bisa memunculkan multitafsir jika dikaitkan dengan kepentingannya maju sebagai calon presiden.
Bagaimanapun, diakui atau tidak, di kalangan santri ada kultur bersikap tawadu (patuh) dan takzim (hormat) kepada kiai atau yang dikiaikan. Memang tidak ada seruan secara lisan ataupun tertulis,untuk mendukung pasangan calon tertentu.
Saya tidak meminta dukungan kiai dan santri-santrinya. Kalau di dalam hati saya diam-diam berharap dukungan, ya, boleh dong.
Meski demikian, ”kode” dari sang kiai bisa dimaknai sebagai titah yang harus diikuti dan dilaksanakan. Apalagi jika ada dukungan secara terang-terangan dari tokoh panutan, maka santri dan alumni yang hormat kepada kiai pun akan tawadu dan takzim mengikutinya.
Prabowo membuka lawatan silaturahminya ke Pondok Pesantren Riyadul Jannah, Pacet, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (23/2/2019) malam. Ia bertemu KH Mahfud Syaubari beserta alim ulama dan tokok masyarakat setempat.
Baca juga: Prabowo Menyapa Situbondo dan Gresik
Silaturahmi dilanjutkan di Ponpes Shiddiqiyah, Ploso, Kabupaten Jombang, pimpinan KH Muchtar Mu’thi dan Ponpes Sunan Drajat di Paciran, Kabupaten Lamongan, pimpinan KH Abdul Ghofur, Minggu (24/2/2019). Sebelumnya, ia menggelar dialog kebangsaan dengan sukarelawan petani tebu se-Jawa Timur di Gedung Olahraga dan Seni Majapahit, Kota Mojokerto.
Keesokan harinya, Senin (25/2/2019), silaturahmi dilanjutkan ke Ponpes Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo, Kabupaten Situbondo, pimpinan KH Azaim Ibrahimy dan Ponpes Sidogiri, Pasuruan. Di Situbondo, Prabowo berziarah ke makam pahlawan nasional dan inspirator kelahiran Nahdlatul Ulama, KH As’ad Syamsul Arifin. Di Sidogiri, selain bersilaturahmi dengan keluarga ponpes, Prabowo juga bertemu habaib dan alim ulama Pasuruan.
Safari politik itu dilanjutkan ke Gresik. Meskipun bertajuk Prabowo Menyapa Masyarakat Gresik, calon presiden yang berpasangan dengan Sandiaga Uno itu juga bertemu dengan alim ulama dan habaib di Gresik.
Prabowo juga menyapa masyarakat Madura, yang dikemas dalam silaturahmi ke pesantren dan bertemu alim ulama setempat. Selama ini, wilayah Madura dianggap menjadi salah satu basis massa pendukung Prabowo.
Para ulama saya pandang sebagai guru. Para kiai adalah guru besar. Janganlah kita menarik-narik guru-guru besar untuk hal-hal yang terlalu praktis, apalagi politik praktis.
Pada Selasa (26/2/2019), Prabowo bersilaturahmi ke Ponpes Assadad, Ambunten Timur, Sumenep. Ia bertemu KH Tahifur Ali Wafa dan alim ulama setempat. Silaturahmi dilanjutkan ke Ponpes Mamba’ul Ulum, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, pimpinan KH Thohir Zain Abdul Hamid, untuk bertemu para alim ulama dan menyapa pendukungnya. Lawatan di Madura ditutup dengan acara Haul Akbar Masyayikh dan Habaib se-Madura di Lapangan Mbak Tutut, Lengser, Kecamatan Complong, Kabupaten Sampang.
Di setiap ponpes yang didatangi, Prabowo selalu mengatakan bahwa dirinya tidak bermaksud berkampanye. Menurut pandangannya, pesantren dan kiai serta ulama adalah milik umat. Jadi, siapa pun boleh datang bersilaturahmi.
”Saya bukan kampanye. Mau mendukung atau tidak mendukung, terserah. Saya tetap menghormati. Saya tidak meminta dukungan kiai dan santri-santrinya. Kalau di dalam hati saya diam-diam berharap dukungan, ya, boleh dong. Namanya saja berharap. Mau dikasih monggo, tidak dikasih juga tidak apa-apa,” papar Prabowo di Pesantren Shiddiqiyah, Ploso, Jombang, Minggu.
Ia menegaskan, dirinya tidak minta dukungan dari pesantren. Semua orang sudah tahu bahwa dirinya berpasangan dengan Sandiaga Uno ikut kontestasi dalam Pemilihan Presiden 2019. Ia mencoba senantiasa menaati aturan yang berlaku, termasuk aturan tidak boleh berkampanye di pesantren.
”Para ulama saya pandang sebagai guru. Para kiai adalah guru besar. Janganlah kita menarik-narik guru-guru besar untuk hal-hal yang terlalu praktis, apalagi politik praktis. Ulama dan kiai, juga pesantren, adalah milik semua golongan,” kata Prabowo.
Perwakilan Ponpes Shiddiqiyah, Nyai Shofwatul Ummah, menyatakan, sekitar 1.500 peserta didik dan 5 juta santri thariqat shidiqiyah di seluruh Indonesia siap mendoakan Prabowo. ”Kami doakan agar keinginan Prabowo untuk mengabdi dan mencintai tanah airnya dikabulkan Allah,” katanya.
Saya 100 persen membela Pak Prabowo, mati-matian. Saya ingin Indonesia gemah ripah loh jinawi.
Pemimpin Ponpes Shiddiqiyah KH Muchtar Mu’thi menyampaikan bahwa manusia itu merupakan pelayan keimanan, pelayan kemanusiaan, dan pelayan kealaman. Dalam konteks bangsa, harus dibedakan membangun di Indonesia dengan membangun Indonesia, agar jati diri bangsa tidak longsor.
Pengasuh Ponpes Sunan Drajat, Paciran, Lamongan, KH Abdul Ghofur juga turut mendoakan dan membantu Prabowo untuk maju dalam Pilpres 2019. Prabowo dinilai cocok dan pas mengatur Indonesia agar maju, adil, dan makmur. ”Saya 100 persen membela Pak Prabowo, mati-matian. Saya ingin Indonesia gemah ripah loh jinawi,” ujarnya.
Prabowo menganggap KH Abdul Ghofur sebagai orangtua, guru, dan kiai yang selalu mendukung, mendoakan, dan menasihatinya. Bahkan, sebelum maju sebagai capres dan belum jelas siapa pendukungnya, KH Ghofur sudah mendorongnya maju sebagai capres. ”Saya hanya ingin mendarmabaktikan sisa hidup saya untuk bangsa, negara, rakyat, dan umat agar semakin sejahtera,” katanya.
Kedatangan Prabowo Subianto ke Pamekasan disambut ribuan pendukung dan simpatisan. Setelah helikopter yang membawanya mendarat di lapangan SMA Negeri 3 Pamekasan, ia naik mobil menuju Ponpes Mamba’ul Ulum, Bata-bata.
Sama dengan kedatangannya di sejumlah ponpes, Prabowo menyampaikan bahwa dirinya tidak berkampanye karena undang-undang tidak membolehkan kampanye di lembaga pendidikan. Ia hanya meminta dukungan dan memohon doa kepada para kiai.
Kita semua ingin Indonesia menjadi bangsa terhormat, berdiri di atas kaki sendiri, tidak ada korupsi, masyarakatnya sejahtera, makmur, adil, dan tidak susah mendapatkan pekerjaan.
Prabowo kembali menyatakan, dirinya ingin mewakafkan sisa hidupnya untuk berbakti kepada bangsa dan melayani masyarakat Indonesia. Secara khusus ia berjanji menjemput Rizieq Shihab dengan pesawat pribadi apabila dia dipercaya memimpin negara ini.
”Terima kasih kepada warga dan santri. Kita semua ingin Indonesia menjadi bangsa terhormat, berdiri di atas kaki sendiri, tidak ada korupsi, masyarakatnya sejahtera, makmur, adil, dan tidak susah mendapatkan pekerjaan,” ujarnya.
KH Thohir menyatakan, kedatangan Prabowo bukan untuk berkampanye, melainkan silaturahmi dan menggelar doa kebangsaan. Tujuan doa kebangsaan itu ialah agar Indonesia keluar dari krisis identitas serta diberi keselamatan oleh Allah.
”Kenapa harus ada doa kebangsaan, karena Indonesia saat ini sedang mengalami krisis akhlak, krisis ekonomi, dan krisis lainnya. Oleh karena itu, perlu doa agar bangsa ini diberi keselamatan,” katanya.
Kedatangan Prabowo pun disambut meriah, diiringi acungan salam dua jari dan pekikan takbir. Massa mengelu-elukan namanya, ”Prabowo presiden, Prabowo presiden.” Warga dan santri juga berebut menyalaminya.
Di Ponpes Assadad, Ambunten, Kabupaten Sumenep, pimpinan KH Thaifur Wafa, Prabowo mendapatkan sambutan hangat tokoh masyarakat, ulama, dan warga Sumenep. Turut hadir mantan Bupati Sumenep KH Ramdhan Siraj; mantan Wakil Bupati Soengkono Sidik; pengasuh Ponpes An Nuqayah Guluk-guluk, KH Mohammad Ali Fikri; serta tokoh lainnya, seperti KH Abdul Muqsith Idris, KH Muhsin Amir, dan KH Fauzi.
Kenapa harus ada doa kebangsaan, karena Indonesia saat ini sedang mengalami krisis akhlak, krisis ekonomi, dan krisis lainnya.
Menurut Hairul Anwar dari tim pemenangan Prabowo-Sandi, para tokoh kultural, kiai sepuh, habaib, dan ulama bertemu untuk memperkuat soliditas tim dan sukarelawan, khususnya di Sumenep. Selain pertemuan juga digelar istigasah.
Kehadiran Prabowo ke sejumlah pesantren itu tentu bisa menjadi modal yang memberikan suntikan energi baginya. Selain ponpes yang didatangi punya santri dan jaringan alumni yang menyebar di wilayah Indonesia, sosok para pengasuhnya juga punya karisma tersendiri, setidaknya bagi santri dan alumni.
Kami doakan agar keinginan Prabowo untuk mengabdi dan mencintai tanah airnya dikabulkan Allah.
Sekali lagi, Prabowo berkunjung ke pesantren dan menemui alim ulama bukan untuk berkampanye atau minta dukungan. Menurut dia, dirinya hanya ingin mempererat tali silaturahmi dan mencari masukan mengatasi persoalan kebangsaan. Meskipun begitu, lawatan ke pesantren dan silaturahmi kepada para ulama itu bisa dimaknai bukanlah silaturahmi biasa, tetapi bisa punya tafsir ganda, menjadi silaturahmi politik sang calon presiden.