Smelter Nikel Konawe Diharapkan Tumbuhkan Ekonomi Daerah
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Satu pabrik pengolahan dan pemurnian atau smelter nikel mulai beroperasi secara resmi di Konawe, Sulawesi Tenggara. Untuk itu, pelaku industri diminta menepati janji untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi setempat.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meresmikan pabrik smelter nikel dari PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) di Konawe, Sulawesi Tenggara, Senin (25/2/2019). Turut hadir dalam peresmian tersebut Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi dan Presiden Direktur VDNI Min Dong Zhu.
”Keberadaan smelter itu akan meningkatkan hilirisasi industri dan penyebaran wilayah industri di luar Pulau Jawa. Jumlah tenaga kerja yang diserap bisa mencapai ribuan orang sehingga sejalan dengan ekspektasi bahwa investasi menciptakan lapangan pekerjaan, devisa, dan penerimaan pajak,” kata Airlangga.
Keberadaan smelter itu akan meningkatkan hilirisasi industri dan penyebaran wilayah industri di luar Pulau Jawa.
Pasal 103 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara menyebutkan, pemilik izin usaha pertambangan (IUP) dan izin usaha pertambangan khusus (IUPK) wajib mengolah hasil mineral di dalam negeri.
PT VDNI adalah salah satu pemegang IUPK yang merupakan anak perusahaan Jiangsu Delong Nickel Industry Co., Ltd asal China. Perusahaan ini berinvestasi 1,4 miliar dollar AS atau setara Rp 19,6 triliun. Hasil investasi ini membangun pabrik dengan 15 tungku rotary kiln-electric furnace (RKEF).
Kapasitas produksi mencapai 600.000-800.000 metrik ton nickel pig iron (NPI) per tahun dengan kadar nikel 10-12 persen. Hingga akhir 2018, PT VDNI telah berkontribusi pada ekspor nasional 142,2 juta dollar AS.
Airlangga melanjutkan, keberadaan smelter itu turut memberikan nilai tambah pada sumber daya alam. Satu ton NPI dapat dihargai 1.500 dollar AS. Artinya, nilai ekspor komoditas dapat mencapai 900 juta dollar AS.
Ali Mazi berharap agar perusahaan turut berkontribusi untuk memberdayakan masyarakat, meningkatkan kualitas hidup warga, dan mendorong pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara secara umum.
Namun, secara khusus, PT VDNI perlu fokus memberdayakan masyarakat di Kecamatan Bondoala, Kapoiala, dan Morosi di Kabupaten Konawe. Ketiga kecamatan tersebut menjadi lokasi penambangan yang menyalurkan bahan baku untuk diproses di smelter ini.
”Kami harap PT VDNI akan memberikan peluang penyerapan tenaga kerja lokal yang sebesar-besarnya. Kami meminta agar perusahaan segera menyusun rencana induk program pembangunan yang memberdayakan masyarakat selama perusahaan berproduksi dan pasca penambangan,” katanya.
Kami meminta agar perusahaan segera menyusun rencana induk program pembangunan yang memberdayakan masyarakat selama perusahaan berproduksi dan pasca-penambangan.
Menurut Ali, perusahaan dapat membuat rencana induk dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sulawesi Tenggara periode 2018-2023. Penyusunan rencana itu perlu dilakukan bersamaan dengan studi kelayakan lingkungan hidup.
Pembiayaan program, katanya, berasal dari biaya operasional PT VDNI. Pengelolaan akan diserahkan langsung pada PT VDNI. Apabila ada peningkatan kapasitas produksi, PT VDNI harus meningkatkan alokasi anggaran untuk memberdayakan masyarakat sekitar.
”Ini adalah esensi hubungan kerja antara pemerintah, masyarakat, dan swasta yang didasari pada komitmen kuat yang saling menguntungkan. Saat ini, kontribusi sektor pertambangan terhadap pendapatan asli daerah belum signifikan karena baru berupa penerimaan negara bukan pajak (PNBP),” ujar Ali.
Oleh karena itu, pemerintah daerah sedang mengkaji potensi pajak daerah di sektor pertambangan yang dapat digali. Beberapa di antaranya pajak penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor, alat berat, dan air permukiman. Potensi pajak yang dapat diperoleh dari PT VDNI Rp 1,5 miliar per tahun.
Min Dong Zhu menambahkan, PT VDNI berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat. Jumlah pekerja lokal di perusahaan 6.600 orang.
”Industri kami sekarang baru mencakup 100 hektar dari kawasan industri dengan luas 2.253 hekar. Di masa depan, kami akan memperluasnya hingga 600 hektar,” katanya.