JAKARTA, KOMPAS — Badan Ekonomi Kreatif, pelaku usaha swasta, praktisi, dan para wirausaha sosial berkolaborasi membuka lapangan kerja sekaligus menciptakan dampak sosial bermanfaat. Bisnis kreatif yang menjadi solusi persoalan masyarakat menjadi fokus pengembangan kolaborasi itu.
Salah satunya melalui program yang diwujudkan dalam kompetisi wirausaha sosial (sociopreneur). Kompetisi wirausaha sosial bertajuk Secangkir Semangat tersebut diselenggarakan oleh PT Santos Jaya Abadi melalui salah satu mereknya, Kopi Kapal Api, dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).
Program dengan tagar #BuatNyataTujuanmu itu guna mendukung bisnis kreatif para pengusaha melalui temu langsung dengan investor. Kompetisi itu memperebutkan uang pendanaan mencapai Rp 250 juta.
”Saya mengapresiasi acara itu karena saat ini jumlah dan kualitas generasi muda Indonesia yang bergerak dalam bidang kewirausahaan sosial memperlihatkan pertumbuhan positif. Sayangnya, banyak yang belum terwadahi,” ujar Kepala Bekraf Triawan Munaf dalam keterangan rilis, Sabtu (23/2/2019).
Jumlah dan kualitas generasi muda Indonesia yang bergerak dalam bidang kewirausahaan sosial memperlihatkan pertumbuhan positif. Sayangnya, banyak yang belum terwadahi.
Program yang dimulai sejak Mei 2018 lalu menerima lebih dari 5.000 proposal usaha sosial di seluruh Indonesia. Jumlah itu kemudian disaring hingga menjadi 20 peserta yang merupakan kaum milenial dan akhirnya dipilih tiga wirausaha sosial terbaik.
Ide bisnis pengolahan daun kelor menjadi minuman layaknya teh mengantarkan Meybi Agnesya Lomanledo menerima modal usaha Rp 250 juta. Wirausaha asal Kupang, Nusa Tenggara Timur, tersebut memulai usahanya dengan mendirikan Sekolah Lapangan Timor Moringa Organik Indonesia.
Ia merasa keterampilan masyarakat di lingkungannya, khususnya Desa Pitay, Kupang, sangat tertinggal, terutama di sektor pertanian dan industri. Oleh karena itu, Meybi mengajarkan pendidikan keterampilan bertani daun kelor sekaligus mengolahnya secara efektif sekaligus efisien.
”Saya ingin membantu warga melalui sekolah yang sudah saya dan teman-teman bangun. Kami juga berencana membangun fasilitas teknologi rumah pengering daun kelor,” ujar Meybi seusai Awarding Night Kopi Kapal Api di Jakarta.
Saya ingin membantu warga melalui sekolah yang sudah saya dan teman-teman bangun. Kami juga berencana membangun fasilitas teknologi rumah pengering daun kelor.
Selain itu, Azis Pusakantara, wirausaha sosial yang membuat eco paving block dari limbah kantong plastik, mendapat modal usaha Rp 100 juta. Sementara Elven Aprilnico dengan usahanya, Titik Balik Coffee, mendapat uang Rp 50 juta. Titik Balik Coffee adalah sebuah coffee shop dan roastery yang dijalankan dengan memberdayakan narapidana ataupun mantan narapidana.
”Saya ingin memanusiakan manusia, itulah misinya,” kata Elven, laki-laki asal Bekasi kelahiran 1996.
Johnway Suwarsono, Marketing Manager PT Santos Jaya Abadi, menyampaikan, bertemu dengan pegiat wirausaha sosial muda sepanjang program Secangkir Semangat tersebut memberikan optimisme dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
”Harapan kami, para pemenang dapat meningkatkan skala usaha sosialnya sehingga dampak yang diberikan kepada masyarakat sekitar juga lebih besar,” kata Johnway. (FRANSISCA NATALIA ANGGRAENI)