Saat Wajah Dapat Mengakses Akun Bank
Know Your Customer atau KYC adalah prinsip utama yang harus dimiliki industri jasa keuangan. Prinsip ini mensyaratkan pelaku industri keuangan untuk mengetahui identitas calon konsumen dan aktivitas konsumen.
Dalam dunia perbankan misalnya, Bank Indonesia (BI) memiliki Peraturan BI (PBI) Nomor 3/10/PBI/2001 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer Principles). Pasal 5 menyebutkan, nasabah perorangan wajib memberikan data terkait nama, alamat, pekerjaan, tanda tangan, sumber dana, serta tujuan penggunaan dana.
Penerapan KYC semakin krusial di tengah pertumbuhan ekonomi digital yang begitu pesat. Mengutip data Google Temasek e-Conomy SEA 2018, pertumbuhan ekonomi berbasis internet Indonesia menjadi yang terbesar dan tercepat di Asia Tenggara, mencapai 27 miliar dollar AS.
Penerapan KYC semakin krusial di tengah pertumbuhan ekonomi digital yang begitu pesat.
Pertumbuhan itu membuat perusahaan layanan keuangan raksasa asal China, Grup Ping An Insurance, melirik potensi pasar Indonesia. Ping An adalah perusahaan asuransi besar asal China yang menduduki peringkat 29 dalam daftar Fortune 500.
Ping An masuk ke Indonesia melalui anak perusahaannya, Oneconnect Financial Technology yang memiliki fokus untuk menyediakan teknologi bagi industri jasa keuangan. Perusahaan ini resmi meluncurkan PT Oneconnect Financial Technology Indonesia beberapa waktu lalu.
Oneconnect memiliki satu produk andalan dari empat produk, yaitu identifikasi biometrik (biometrics identification). Produk ini dapat memproses prinsip KYC secara elektronik (e-KYC) dari berbagai fitur, seperti pengenalan cetak suara (voiceprint recognition), pemrosesan bahasa alami (natural language processing/NLP), serta pengenalan wajah (facial recognition).
Teknologi pengenalan wajah dari Oneconnect menjadi primadona dari semua fitur identifikasi biometrik yang tersedia. Tingkat akurasi pengenalan wajah mencapai 99,8 persen. Ini membuat kualitas teknologi pengenalan wajah Oneconnect menduduki peringkat pertama di dunia.
Teknologi pengenalan wajah dari Oneconnect memiliki tingkat akurasi mencapai 99,8 persen, peringkat pertama di dunia
CEO Oneconnect Financial Technology Tan Bin Ru dalam wawancara eksklusif di Jakarta, Rabu (20/2/2019), mengatakan, fitur pengenalan wajah dapat diterapkan dalam berbagai produk perbankan, misalnya dalam produk perbankan digital (digital banking) dan fasilitas pembayaran bank berbasis internet (internet banking).
“Ketika konsumen masuk ke internet banking, biasanya mereka menggunakan password, PIN, dan pola (pattern). Mereka juga kadang menggunakan OTP (one time password). Namun, peretas mulai dapat memecahkan sandi-sandi tersebut,” kata Tan.
Baca juga: Perusahaan Layanan Keuangan Asal China Merambah Pasar Indonesia
Penggunaan pengenalan wajah dinilai adalah solusi baru dari fitur keamanan. Konsumen cukup merekam wajah mereka yang kemudian akan digunakan sebagai ‘kata sandi’ sebelum mengakses internet banking.
Menurut Tan, Oneconnect telah membangun sistem yang dapat memastikan bahwa wajah yang digunakan ketika mengakses akun bank adalah benar manusia. Dengan kata lain, sistem tersebut dapat mendeteksi ketika ada pihak nakal yang mencoba mengakses internet banking menggunakan foto atau video dari pemilik akun.
Oneconnect mendeteksi keaslian wajah dari 103 titik yang terletak pada 56 otot wajah. Bahkan, sistem dapat meminta agar pengakses akun untuk berkedip atau menjulurkan lidah ketika proses identifikasi diduga mencurigakan.
Oneconnect mendeteksi keaslian wajah dari 103 titik yang terletak pada 56 otot wajah.
Fitur-fitur e-KYC dari Oneconnect, kata Tan, telah digunakan berbagai bank di China, Malaysia, Thailand, dan Hongkong. Kini, industri jasa keuangan, khususnya perbankan, asuransi, dan manajemen aset, asal Indonesia menjadi target pasar yang berikutnya.
“Perusahaan yang memutuskan apakah fitur pengenalan wajah kami dapat diterapkan sebagai lapisan keamanan utama atau kedua. Ini tergantung dari kebijakan pemerintah masing-masing negara,” tuturnya.
Salah satu bank yang telah menerapkan fitur pengenalan wajah adalah PT Bank Permata Tbk (Bank Permata). Fitur ini diterapkan dalam aplikasi PermataMobile Smart CX agar konsumen dapat mengakses aplikasi tanpa memasukkan nama pengguna, kata sandi, dan captcha.
Direktur Utama PT Oneconnect Financial Technology Indonesia, Hendra Tan menambahkan, penerapan fitur e-KYC pada suatu perusahaan dapat dilakukan dalam waktu singkat. Namun, modifikasi sistem tetap harus dilakukan agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Ia melanjutkan, kehadiran teknologi baru dapat melengkapi ekosistem digital yang sedang berkembang di Indonesia. Teknologi dapat mendukung industri keuangan memberikan layanan yang semakin efisien dan aman.
Pasar menarik
Tan menyampaikan, pasar Indonesia sangat menarik dari segi ukuran dan antusiasme terhadap teknologi baru. Antusiasme tersebut terlihat dari pertumbuhan ekonomi digital yang signifikan.
Selain itu, sebagai perusahaan asing, pihaknya menilai positif respon pemerintah Indonesia untuk memperkuat infrastruktur digital. Dalam mengurus perizinan, misalnya, Indonesia menjadi negara yang cepat dalam memberikan izin dalam waktu empat bulan.
Dalam mengurus perizinan, misalnya, Indonesia menjadi negara yang cepat dalam memberikan izin dalam waktu empat bulan.
Saat ini, investasi Oneconnect di Indonesia sebesar 10 juta dollar AS. “Kami belum memiliki target yang muluk pada awal beroperasi. Kami ingin mengenalkan produk teknologi kami kepada perusahaan di Indonesia terlebih dahulu,” kata Tan.
General Manager Oneconnect Hannah Qiu menambahkan, teknologi digital berguna untuk membangun ekosistem teknologi finansial dan memperkuat institusi keuangan. Teknologi juga dapat mendorong inklusi keuangan.
Saat ini, Oneconnect telah memiliki klien yang terdiri dari 441 bank, 42 perusahaan asuransi, 103 perusahaan investasi dan 2.448 perusahaan lainnya. (LSA)