PDI-P dan Partai Konservatif Inggris Bahas Isu Sektarian hingga Demokrasi
Oleh
Madina Nusrat
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS--Isu sektarian dan demokrasi menjadi pembahasan dalam pertemuan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dengan delegasi Partai Konservatif Inggris, di Kantor Dewan Pimpinan Pusat PDI-P, Jakarta, Selasa (19/2/2019). Pertemuan itu berlangsung secara tertutup selama satu setengah jam.
Delegasi dari Partai Konservatif Inggris yang hadir dalam pertemuan itu adalah Sir Simon Burns, Nick De Bois, dan Carlotta Redy. Mereka didampingi Stephen Sherlock dan Ian Hanke, konsultan program Westminster Foundation for Democracy.
Para delegasi ditemui Sekretaris Jenderal PDI-P, Hasto Kristiyanto. Selain itu juga ada sejumlah anggota Parlemen fraksi PDI-P yang hadir dalam pertemuan tersebut, seperti Juliari Batubara, Budiman Sudjatmiko, Diah Pitaloka, dan Eva Kusuma Sundari.
Usai menghadiri pertemuan, Budiman Sudjatmiko menyampaikan, isu sektarian menempati pembahasan utama karena negara-negara demokrasi di dunia saat ini tengah menghadapi persoalan sektarianisme yang dipicu oleh kebencian yang timbul akibat perbedaan antar-kelompok. Perbedaan itu baik perbedaan suku, agama, ataupun preferensi politik.
"Berkaca dari kasus referendum British Exit (Brexit), kami juga ingin mengetahui bagaimana isu sektarianisme itu muncul di masyarakat Inggris, karena itu telah menjadi fenomena yang terjadi di dunia," kata Budiman.
Referendum Brexit bermula saat Perdana Menteri Inggris David Cameron, yang memenangi pemilu 2015, berupaya membatasi hak migran legal asal Eropa yang tinggal di Inggris dalam hal klaim tunjangan sosial. Hal ini diikuti keresahan masyarakat Inggris terkait imigran Eropa pascakrisis 2008 (Kompas, 31/1/2016).
"Karena kami tahu referendum brexit muncul semacam kampanye anti asing versi mereka. Di Indonesia juga terjadi, dan kami ingin tahu bagaimana Partai Konservatif menghadapi hal itu. Maka, jangan sampai hal yang sama terjadi, sehingga kami harus saling belajar," terang Budiman.
Budiman menambahkan, permasalahan ini perlu dipelajari agar persoalan sektarianisme di Indonesia dapat diredam sehingga tidak menimbulkan perpecahan, terutama menjelang Pemilu 2019.
Sementara Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto menyampaikan, pertemuan ini dalam rangka membangun persaudaran dunia antarpartai politik. "Kami berharap, dialog ini mampu membuka wawasan bagi seluruh kader partai PDI-P," ucapnya.
Dalam pertemuan itu, kata Hasto, pihaknya dan delegasi Partai Konservatif Inggris juga membahas proses pemilu di Indonesia yang untuk pertama kalinya melangsungkan Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif 2019 secara bersamaan.
"Mereka bertanya tentang pemilu Indonesia bagaimana situasi akar rumput terkait pemilu serentak. Kami memastikan semua akan berjalan dengan baik, damai, aman, dan kami mencoba berjuang meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia," kata Hasto.
Nick De Bois dalam sambutannya mengatakan, pihaknya ingin mempelajari praktik demokrasi di Indonesia berjalan. "Kami Ingin belajar bagaimana negara sebesar Indonesia bisa berdemokrasi," ucap Nick. (DIONISIO DAMARA)