Di Manakah Dapil dengan Kesenjangan Ekonomi Rendah?
Oleh
ARITA NUGRAHENI
·2 menit baca
Daerah Pemilihan Sumatera Barat II tercatat sebagai wilayah dengan kesenjangan ekonomi yang rendah. Pada 2017, rasio gini wilayah ini mencapai 0,285 dan berada di urutan kedua dari 33 daerah pemilihan yang terdata.
Angka ini hanya berselisih 0,023 poin dari Maluku Utara yang menduduki peringkat pertama dan berbeda 0,014 poin dari dapil tetangga, Sumbar I, yang berada di posisi keempat.
Kondisi ekonomi cenderung merata di antara penduduk di dapil yang mencakup lima kabupaten yaitu, Pasaman, Pasaman Barat, Lima Puluh Kota, Agam, dan Padang Pariaman, serta tiga kota yaitu Payakumbuh, Bukittinggi, dan Pariaman ini.
Di lihat dari pertumbuhan ekonominya, rata-rata lima tahun terakhir (2013-2017) mencapai 5,84 persen. Tingkat kemiskinan berada di angka 6,79 persen sementara indeks pembangunan manusia tercatat 71,74 persen. Ketiga indikator tersebut menunjukkan pencapaian yang lebih baik dibanding pencapaian rata-rata 80 dapil yang lain.
Meski demikian, tipisnya kesenjangan ekonomi penduduk justru menantang wakil rakyat untuk memikirkan bagaimana memacu roda perekonomian Dapil Sumbar II agar lebih dinamis. Dilihat dari kegiatan penopang perekonomian daerah, sektor pertanian masih menjadi penggerak utama di wilayah ini.
Bahkan, distribusi sektor ini di Kabupaten Pasaman mencapai 50,66 persen (2017). Pengembangan sektor industri pengolahan, misalnya, yang rata-rata baru menguasai 9,92 persen bisa ditingkatkan untuk memberi nilai tambah sektor pertanian.
Selain tantangan ekonomi tersebut, Sumbar II juga tidak ramah untuk calon legislatif perempuan. Sumbar II menjadi satu diantara 20 dapil yang dalam dua periode berturut-turut tidak memiliki wakil rakyat perempuan di Senayan.
Selain sejarah keterpilihan, pertaruhan nasib caleg perempuan yang pada Pemilu 2019 ini melampaui kuota minimal, yaitu mencapai 39,1 persen, masih cukup berat. Sumbar II masuk kategori wilayah dengan jumlah caleg wajah lama terbanyak. Dari 87 nama dalam Daftar Calon, 21,8 persen merupakan petarung lama. (LITBANG KOMPAS)