Capres Siap Adu Gagasan di Debat
Dalam debat hari ini, Joko Widodo akan menyampaikan sejumlah capaian pemerintahannya. Sementara Prabowo akan menjelaskan konsepnya tentang swasembada pangan, air, dan energi.
JAKARTA, KOMPAS —Dua calon presiden peserta Pemilu 2019, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, siap mengikuti debat presidensial kedua yang akan digelar Minggu (17/2/2019) ini di Jakarta. Mereka punya target berbeda dalam debat bertema energi, pangan, sumber daya alam, lingkungan hidup, dan infrastruktur ini.
Jokowi dalam debat hari ini menyampaikan sejumlah capaian selama 4,5 tahun pemerintahannya, terutama di bidang infrastruktur, energi, dan pangan. Sementara itu, Prabowo akan menggunakan debat itu untuk menyampaikan konsep swasembada di bidang air, pangan, dan energi.
Guna lebih mengoptimalkan acara debat hari ini, KPU mengubah tata letak panggung debat. Dalam debat hari ini, para pendukung akan duduk di depan kandidat. Pada debat pertama 17 Januari, pendukung duduk di belakang kandidat.
Pada debat hari ini juga tidak ada podium di atas panggung. Kedua capres hanya dibekali kursi dan sebuah meja kecil yang diletakkan di sebelah tempat duduk.
Anggota KPU, Wahyu Setiawan, Sabtu (16/2), di Jakarta, menuturkan, perubahan itu dilakukan atas masukan sejumlah pihak. Tempat duduk pendukung dipindahkan karena jika di belakang kandidat dinilai mengganggu.
Perubahan tata letak panggung ini menambah perubahan lainnya. Berbeda dengan debat pertama, untuk debat kedua ini, KPU juga telah memutuskan tidak membagikan kisi-kisi pertanyaan kepada para kandidat. Di debat hari ini, kandidat juga diberi lebih banyak kesempatan untuk mengeksplorasi jawaban kandidat lainnya.
Persiapan akhir
Demi menyambut debat hari ini, kedua capres terlihat mengurangi kegiatannya di hadapan publik pada Sabtu (16/2).
Berbeda dengan akhir pekan sebelumnya, kemarin Jokowi tidak berkegiatan ke luar kota ataupun menghadiri deklarasi dukungan dari para sukarelawan atau kelompok masyarakat. Kemarin, Jokowi hanya menerima pendiri sekaligus Chief Executive Officer Bukalapak Achmad Zaky di Istana Merdeka, Jakarta.
Saat ditanya tentang debat, Jokowi mengatakan, ”Besok, kan, infrastruktur. Ya, kita akan tunjukkan apa yang telah kita kerjakan. Energi juga, akan kita sampaikan apa yang telah kita sampaikan. Demikian pula dengan pangan.”
Sementara itu, kemarin, Prabowo berdiskusi dengan beberapa pakar di rumahnya di Hambalang, Bogor. Di tempat yang sama, dia juga menggelar acara senam pagi bersama sekitar 1.000 perempuan sukarelawan.
Seusai bersenam pagi, Prabowo sempat berpesan kepada para sukarelawannya untuk turut berjuang dalam Pilpres 2019. Salah satunya adalah datang ke tempat pemungutan suara untuk mencoblos dan kemudian mengawal suara itu. ”Mudah-mudahan dengan senam ini kami semua semakin rileks,” ujar penggagas acara, Muchlido Apriliast.
Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Sudirman Said, menyatakan, Prabowo telah siap menyambut debat hari ini. Prabowo sudah menguasai tema-tema yang ada. Beberapa tema itu sudah tertuang dalam bukunya, Paradoks Indonesia. ”Tim hanya update perkembangan terbaru,” kata Sudirman.
Sudirman Said mengatakan, inti dari konsep Prabowo adalah swasembada pangan, air, dan energi. ”Jika mengacu strategi, Prabowo akan mengangkat isu swasembada pangan, energi, kemudian infrastruktur,” katanya.
Namun, Sudirman belum bisa memastikan kehadiran Sandiaga pada debat hari ini.
Sementara itu, cawapres pendamping Jokowi, yaitu Ma’ruf Amin, menyatakan akan hadir dalam debat hari ini. ”Insya Allah saya akan hadir. Kalau tidak ada halangan, saya akan hadir,” katanya.
Ketika ditanya apakah dirinya memberikan masukan tertentu kepada Jokowi, Ma’ruf menjawab, Jokowi sudah berpengalaman. ”Pak Jokowi itu sudah ngelotok. Dia petahana. Dia sudah mengerjakan. Istilahnya itu sudah di kepalanya beliau,” ujarnya.
Jajak pendapat
Dari hasil jajak pendapat Kompas, 13-14 Februari 2019, sebanyak 51,8 persen responden menganggap isu pangan yang paling penting untuk ditangani oleh capres dan cawapres terpilih. Diikuti, secara berturut-turut, persoalan infrastruktur (15,3 persen), sumber daya alam (12,1 persen), lingkungan (10,5 persen), dan energi (5,5 persen).
Saat ditanyakan lebih mendalam persoalan yang perlu menjadi prioritas di bidang pangan, sebanyak 45,5 persen responden menjawab harga pangan yang mendesak untuk diselesaikan, diikuti jaminan ketersediaan pangan (30 persen) dan strategi ketahanan pangan (8,2 persen) (Kompas, 16/2/2019).
Terkait hal itu, Ketua Institut Hijau Indonesia Chalid Muhammad mengatakan, salah satu masalah pangan yang mengemuka di masyarakat adalah ketergantungan dalam mengonsumsi beras. Persoalan impor beras terus terjadi meski presiden telah beberapa kali berganti.
Untuk menyelesaikan permasalahan itu, Chalid menyarankan para capres agar mengangkat program diversifikasi pangan dalam debat hari ini. ”Persoalan pangan bukan hanya kebijakan swasembada beras, tapi bagaimana memanfaatkan sumber pangan lokal lain yang tersedia di Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform Fabby Tumiwa berharap agar capres dapat memberikan langkah dan contoh konkret terkait dengan masalah pangan.
(EDN/MTK/E01/E02/REK/LAS)