JAKARTA, KOMPAS - Empat kawasan strategis pariwisata nasional atau KSPN menjadi prioritas Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk dibenahi infrastrukturnya. Keempat kawasan pariwisata prioritas tersebut adalah kawasan Danau Toba, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo.
Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Hadi Sucahyono, Jumat (15/2/2019), di Jakarta, mengatakan, pembangunan infrastruktur di empat kawasan pari tersebut menjadi prioritas karena pariwisata dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lebih cepat. Pembangunan infrastruktur tersebut dilakukan secara terpadu baik untuk aksesibilitasnya, fasilitasnya, sampai penataan kawasannya.
"Kenapa empat destinasi wisata itu yang diprioritaskan? Karena tren turis asing kunjungannya ke Indonesia adalah ke lokasi-lokasi itu. Jadi kalau kita investasi di situ, diharapkan dampak ke pertumbuhan ekonominya lebih cepat," kata Hadi.
Adapun delapan destinasi pariwisata yang lain adalah Tanjung Kelayang, Kepulauan Seribu, Wakatobi, Morotai, dan Tanjung Lesung. Selain itu adalah kawasan Bromo-Tengger-Semeru, Mandeh, dan Toraja. Dua kawasan strategis pariwisata nasional yang terakhir merupakan arahan langsung dari Presiden.
Selama empat tahun ini, lanjut Hadi, infrastruktur dibangun terutama di keempat destinasi prioritas. Seperti di kawasan Danau Toba, Kementerian PUPR telah memperbaiki beberapa ruas jalan, di antaranya perbaikan Jalan Merek sampai Bandara Silangit, jalan akses Bandara Sibisa, pelebaran ruas Pangururan sampai Onan Runggu hingga sistem penyediaan air bersih dan penataan kawasan di beberapa titik. Wisatawan asing dapat mengakses Danau Toba melalui Bandara Silangit atau Medan. Sebab, sudah terdapat jalan tol yang terhubung sampai Tebing Tinggi.
Tahun ini, lanjut Hadi, pemerintah berencana untuk membangun dua tempat istirahat terpadu di Lumban Pea dan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir. Tempat itu didesain tidak hanya untuk istirahat, tetapi juga bisa menjadi lokasi pameran atau pertunjukan.
Sementara itu, pembangunan di kawasan Borobudur dilakukan dengan konsep warisan budaya. Oleh karena itu, dibuat analisis mengenai lingkungan sebelum pembangunan dimulai. "Pemerintah akan membangun akses dari Bandara Kulon Progo menuju Yogyakarta maupun Borobudur serta melayani masyarakat setempat. Ini yang penting," ujar Hadi.
Di Mandalika, pemerintah membangun infrastruktur dasar agar kawasan tersebut siap dikembangkan menjadi kawasan wisata bertaraf internasional seperti Nusa Dua, Bali. Selain membangun dan memperlebar jalan, program penataan kawasan banyak dilakukan di sana. Selain itu, rumah masyarakat di Kabupaten Lombok Tengah juga mendapatkan bantuan stimulan untuk memperbaiki rumah sekaligus agar bisa digunakan sebagai homestay.
Sebagaimana destinasi pariwisata yang lai , untuk Labuan Bajo, lanjut Hadi, pembangunan jalan, penataan kawasan, serta sistem penyediaan air bersih menjadi fokus pemerintah. Sampai saat ini, penataan kawasan di Kampung Ujung, Kampung Tengah, Kampung Air, dan Pulau Komodo telah menelan anggaran sekitar Rp 80,7 miliar. "Penataan salah satunya di titik dermaga menuju Pulau Komodo, yakni di Kampung Ujung," ujar Hadi.
Menurut Hadi, pembangunan infrastruktur di kawasan-kawasan tersebut hanya satu hal. Sebab, agar kunjungan wisatawan tidak bisa hanya dengan itu. Agar pengembangan berjalan baik, diperlukan koordinasi dengan instansi lain terutama pemerintah daerah.
Secara terpisah, Kepala Balai Wilayah Sungai II Roy Pardede mengatakan, salah satu program yang dijalankan di kawasan Danau Toba adalah pelebaran dan pendalaman alur Tano Ponggol yang mengalami pendangkalan dan penyempitan. Tano Ponggol adalah terusan yang memisahkan Pulau Samosir dengan Pulau Sumatera. Kontrak pekerjaan telah dimulai Desember 2017 dan dijadwalkan selesai Desember 2019. "Anggarannya mencapai Rp 320 miliar," kata Roy.