JAKARTA, KOMPAS — Pembangunan Jalan Tol Trans-Jawa dari Merak, Banten, sampai Banyuwangi, Jawa Timur, tinggal menyisakan satu ruas, yakni Probolinggo-Banyuwangi. Investor sudah siap membangun ruas tol tersebut.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Selasa (12/2/2019), di Jakarta, menyatakan, ada dua ruas Tol Trans-Jawa yang belum beroperasi, yakni Pasuruan-Probolinggo dan Probolinggo-Banyuwangi.
Dari kedua ruas itu, ruas Pasuruan-Probolinggo sepanjang 31,3 kilometer (km) telah selesai dikerjakan dan siap dioperasikan.
”Saya kira tidak perlu diresmikan, jadi langsung saja,” kata Basuki.
Dengan demikian, dari 20 ruas Tol Trans-Jawa, yang belum dikerjakan konstruksinya tinggal ruas Probolinggo-Banyuwangi sepanjang 172,91 km.
Menurut data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), ruas tol itu akan menjadi ruas terpanjang di Indonesia yang terdiri dari 6 seksi, dimulai dari Kraksaan dan berakhir di Ketapang. Adapun PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi bertindak sebagai operator jalan tol itu.
Menurut Basuki, pemerintah masih mengevaluasi rute ruas tol Probolinggo-Banyuwangi. Setidaknya ada tiga rute yang dievaluasi. Rute pertama dinilai paling optimal, tetapi terkendala karena melewati wilayah latihan TNI. Rute berikutnya lebih ke selatan, tetapi memerlukan pembangunan terowongan. Adapun rute ketiga lebih ke arah selatan dan memerlukan pembangunan terowongan.
”Sedang kami evaluasi mana yang paling optimal. Kita bisa percepat pembangunannya karena sudah ada tanah yang bebas sepanjang 70 km milik Perhutani. Namun, kawasan latihan marinir itu yang harus dipikirkan,” kata Basuki.
Secara terpisah, Direktur Pengembangan PT Jasa Marga (Persero) Tbk Adrian Priohutomo menyampaikan, ruas Tol Probolinggo-Banyuwangi akan mulai konstruksi tahun ini. Saat ini Jasamarga tengah melakukan tender untuk konstruksi tol seksi I, yakni Kraksaan-Paiton sepanjang 8 km.
Setelah seksi I, lanjut Adrian, belum ditentukan rutenya. Sebab, ada beberapa alternatif rute, termasuk yang melewati wilayah latihan TNI. Dari beberapa rute tersebut, yang paling layak adalah jalur yang melewati wilayah latihan TNI.
Tol Probolinggo-Banyuwangi memerlukan biaya investasi Rp 23,39 triliun. PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi telah mendapat kredit sindikasi dana talangan tanah Rp 2,52 triliun. Dana tersebut untuk pembebasan lahan jalan tol di wilayah Probolinggo dan sebagian Situbondo.
Dalam kesempatan itu, Adrian mengatakan, Jasamarga juga menyesuaikan rute ruas Cileunyi-Garut-Tasik (Cigatas). Tol yang akan menjadi tulang punggung jalan tol di selatan Jawa tersebut disesuaikan menjadi Gedebage-Majalaya-Garut-Tasikmalaya. Penyesuaian itu untuk mendukung pengembangan wilayah selatan Jawa Barat.
”Pembangunan ruas Gedebage ke Cilacap dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama perlu biaya konstruksi sekitar Rp 30,2 triliun. Kalau kebutuhan total sampai Cilacap bisa mencapai Rp 53,5 triliun. Masih ada beberapa kajian karena ada trase terowongan. Tapi, kita coba menghindari trase terowongan karena biayanya sangat tinggi,” ujar Adrian. (NAD)