Sumbangan Simpatisan Berkontribusi Besar Bagi Prabowo-Sandi
Oleh
Andy Riza Hidayat
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Kubu Prabowo-Sandi menilai simpatisan dan relawan berkontribusi besar dalam membantu kegiatan kampanye Prabowo-Sandi selama ini. Antusiasme itu dinilai karena adanya kesadaran publik tentang mahalnya biaya politik, ditambah mobilitas relawan yang tinggi.
Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ahmad Muzani mengatakan, kontribusi simpatisan dan relawan dalam memenangkan Prabowo-Sandi tak sekadar melalui tenaga dan pikiran, namun juga melalui pendanaan. Selama ini, sumbangan yang masuk dari mereka nominalnya diklaim cukup besar.
“Sumbangan tersebut luar biasa. Sampai sekarang masih terus mengalir,” ungkap Muzani saat ditemui di Acara Peringatan HUT Gerindra ke-11 di Halaman Gedung DPR Jakarta, Senin (11/2/2019).
Direktur Advokasi dan Hukum BPN, Sufmi Dasco Ahmad, mengatakan, para relawan dan simpatisan itu biasanya mengumpulkan dana dengan sistem patungan. Hasilnya, seringkali diberikan secara langsung kepada Calon Presiden, Prabowo Subianto dan Calon Wakil Presiden, Sandiaga Uno saat berkunjung ke daerah-daerah mereka.
“Kalau menggalang dana untuk kegiatan mereka sendiri ya itu silakan saja. Tapi yang diberikan ke kami selalu dilaporkan kepada Badan Pengawas Pemilu,” ujar Dasco.
Sebelumnya, tim bendahara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi pada akhir Januari 2019 telah merilis laporan dana kampanye mereka. Dalam laporan tersebut diketahui bahwa sumbangan dari para simpatian dan relawan, baik perorangan ataupun kelompok terus mengalir.
Hingga 29 Januari 2019, mereka telah menerima pemasukan dana kampanye sebesar Rp 99,7 miliar. Adapun, sebanyak Rp 426 juta di antaranya merupakan sumbangan dari jaringan relawan dan simpatisan. Sumbangan dari perorangan adalah sebesar Rp 203 juta, sedangkan kelompok sebesar Rp 223 juta.
Sementara itu, lebih dari 60 persen dana yang dikeluarkan oleh BPN digunakan untuk keperluan bahan kampanye dan kegiatan lain. Kegiatan lain tersebut meliputi penguatan jaringan, sosial kemasyarakatan dan operasional posko.
Mulai berubah
Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes mengatakan, fenomena pemberian sumbangan ini menunjukkan bahwa politik Indonesia mulai berubah meskipun lamban. Publik merasa perlu memberikan sumbangan karena memiliki kesamaan ide dengan kandidat yang mereka dukung.
“Jika budaya ini menguat, tentunya juga harus didukung oleh transparansi. Sumbangan itu harus dilaporkan secara reguler,” kata Arya.
Arya menilai, hal itu karena sudah banyak masyarakat yang menyadari mahalnya biaya politik sehingga mereka mau berkontribusi. Selain itu, banyaknya sumbangan yang masuk juga diduga karena mobilitas relawan yang kuat dalam menggalang dana.
“Karena saya menduga banyak publik yang tidak tahu nomor rekening tim sukses atau kandidat. Mungkin ada di laman resmi, tapi kemungkinan mereka mengakses juga kecil,” ujar Arya.