Raja Thailand Anggap Pencalonan Kakaknya sebagai PM Tidak Pantas
Oleh
Ayu Pratiwi
·3 menit baca
BANGKOK, SABTU — Raja Thailand Maha Vajiralongkorn mengatakan, keterlibatan anggota keluarga kerajaan dalam ranah politik bertentangan dengan tradisi bangsa dan dianggap tidak pantas. Pesan itu disampaikan tidak lama setelah kakak perempuan Vajiralongkorn, Putri Ubolratana Mahidol, diajukan oleh Partai Thai Raksa Chart, pada Jumat (8/2/2019), menjadi kandidat perdana menteri Thailand.
Pemilihan umum Thailand dijadwalkan berlangsung pada 24 Maret 2019. Jumat kemarin merupakan hari terakhir bagi partai-partai politik untuk mengumumkan kandidat.
”Keterlibatan anggota kerajaan yang berpangkat tinggi dalam politik, dengan cara apa pun, bertentangan dengan tradisi, adat, dan budaya bangsa. Karena itu, tindakan itu dianggap tidak pantas,” kata Vajiralongkorn melalui pesan yang disampaikan oleh Istana dan dibacakan melalui siaran televisi, Jumat.
Vajiralongkorn juga menekankan konstitusi menetapkan posisi monarki di atas politik demi mempertahankan netralitas politik. ”Semua anggota keluarga kerajaan mematuhi prinsip yang sama dan tidak diperbolehkan mengambil jabatan politik apa pun karena itu bertentangan dengan konstitusi,” katanya berpesan.
Partai pengusung Ubolratana, Partai Thai Raksa Chart, yang berafiliasi dengan mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra, membatalkan kegiatan kampanye yang dijadwalkan pada Sabtu (9/2/2019), yang rencananya menghadirkan ketua umumnya, Preechapol Pongpanich. Hingga Sabtu pagi, belum ada tanggapan dari mereka mengenai pesan Vajiralongkorn kemarin, yang kemungkinan besar melarang pengusungan Ubolratana sebagai calon perdana menteri.
Komisi Pemilihan Umum setempat juga belum berkomentar atas pesan Vajiralongkorn di atas. Rencananya mereka akan mengadakan rapat pada Senin (11/2/2019).
Ubolratana berterima kasih kepada publik
Ubolratana menyampaikan pesan pada Sabtu melalui Instagram. Ia tidak merespons secara langsung pesan yang disampaikan adiknya ataupun menjelaskan rencana politiknya ke depan. Ia hanya menyampaikan pesan terima kasih kepada pendukungnya atas ”cinta dan kebaikannya”.
”Sekali lagi, saya ingin mengatakan bahwa saya ingin melihat Thailand bergerak maju, dikagumi, dan diterima oleh negara lain. Saya juga ingin melihat semua masyarakat Thailand memperoleh haknya, kesempatan, kehidupan yang baik, dan kebahagian”, tulis Ubolratana sambil menambahkan tagar #ILoveYou.
Sebelumnya, saat mengumumkan pencalonannya, Ubolratana mengatakan, dirinya telah melepas gelar kebangsawanan dan hidup sebagai orang biasa. Namun, pesan itu dibantah oleh Vajiralongkorn. Rilis dari istana kemarin juga menyampaikan, ”Meskipun Ubolratana melepaskan gelarnya, ia masih mempertahankan status dan posisinya sebagai anggota dinasti Chakri”.
Beberapa jam setelah Ubolratana mengumumkan pencalonannya sebagai perdana menteri, partai lain mengajukan keberatannya kepada Komisi Pemilihan Umum setempat. Menurut mereka, tindakan Ubolratana melanggar aturan yang melarang penggunaan unsur kerajaan dalam kampanye politik.
Ubolratana kehilangan gelarnya sebagai anggota kerajaan setelah menikahi Peter Jensen, seorang warga Amerika Serikat, pada 1972. Ia tinggal di AS sejak itu. Namun, setelah cerai, ia kembali tinggal di Thailand mulai 2001. Sejak itu, ia aktif terlibat dalam yayasan To Be No.1 yang mengampanyekan gerakan antinarkoba di kalangan muda. Ia juga cukup sering mempromosikan film dan pariwisata Thailand melalui forum internasional.
Keputusan Ubolratana untuk memasuki ranah politik mengejutkan banyak pihak. Sebab, ia merupakan orang pertama dari keluarga kerajaan yang berupaya memasuki ranah politik sejak Thailand menjadi negara monarki konstitusional pada 1932.
Prayuth calonkan diri
Tokoh lain yang mendeklarasikan pencalonan sebagai perdana menteri adalah Prayuth Chan-ocha yang merupakan Perdana Menteri Thailand saat ini dan dikenal loyal kepada kerajaan. Ia menduduki jabatan itu sejak 2014 melalui kudeta. Partai yang mengusungnya adalah Phalang Pracharat yang merupakan partai angkatan bersenjata di Thailand dan loyal terhadap Phalang.
”Tujuan saya (mencalonkan diri kembali menjadi perdana menteri) bukan untuk memperluas kekuatan saya. Saya melakukan ini demi kepentingan negara dan rakyat,” kata Prayuth.
Thai Raksa Chart, partai yang mengusung Ubolratana, merupakan partai yang digulingkan saat kudeta yang dipimpin oleh Prayuth pada 2014. Mereka merupakan partai yang didukung konglomerat bernama Thaksin Shinawatra. Ia pernah memimpin Thailand pada 2001 dan didukung masyarakat Thailand berkat kebijakannya yang populis. Namun, ia digulingkan pada 2006 oleh kubu pendukung kerajaan dan militer. (AP/REUTERS)