PDI-P Berambisi Jadikan Jabar Basis Suara Jokowi-Ma\'ruf
Oleh
A Ponco Anggoro
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - PDI-P kembali menggelar safari kebangsaan atau kampanye ke sejumlah kota untuk meningkatkan elektabilitas partai sekaligus calon presiden-wakil presiden yang diusung partai, Joko Widodo-Ma\'ruf Amin, di Pemilu 2019. Kali ini safari menyasar kota-kota di selatan Jawa Barat. PDI-P pun berambisi menjadikan Jawa Barat sebagai basis suara Jokowi-Ma\'ruf.
Safari tersebut dipimpin oleh Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto. Dia bersama Wakil Sekjen PDI-P yang juga Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma\'ruf Ahmad Basarah dan perwakilan dari tim Ma\'ruf Amin, Habib Sholeh Almuhdar, akan bersafari ke Kabupaten Cianjur, Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Kota Bogor, dan Kabupaten Bogor. Safari dilaksanakan mulai Kamis (7/2) sampai Sabtu (9/2).
Hasto mengatakan, Jawa Barat menjadi salah satu provinsi yang penting dan strategis untuk pemenangan Pemilu 2019.
"Kami memang memberikan perhatian khusus kepada Jawa Barat. Safari juga akan bertemu dengan partai-partai Koalisi Indonesia Kerja untuk bersama-sama bergotong-royong memenangkan Jokowi-Ma\'ruf di Jawa Barat," kata Hasto yang juga Sekretaris TKN Jokowi-KH Ma\'ruf Amin itu dalam rilis yang diterima Kompas, Kamis (7/2).
Selain PDI-P, ada pula Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Nasdem, Hanura, Partai Solidaritas Indonesia, Partai Perindo, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia di Koalisi Indonesia Kerja. Belakangan Partai Bulan Bintang turut mendukung Jokowi-Ma\'ruf.
Kabupaten pertama yang akan dikunjungi ialah Cianjur. Kemudian dilanjutkan ke Kota Sukabumi dan Kabupaten Sukabumi. Di sana akan dilaksanakan konsolidasi jajaran dan struktural PDI Perjuangan, termasuk konsolidasi dengan partai politik yang tergabung di dalam Koalisi Indonesia Kerja.
Safari akan dilanjutkan ke Kabupaten Bogor dan Kota Bogor. Tim akan bertemu dengan tokoh-tokoh masyarakat, khususnya tokoh pencak silat di Jawa Barat. Pencak silat menjadi hal khusus karena pada 1957, Soekarno mengadakan diplomasi kebudayaan dengan membawa pencak silat.
Selain itu, safari juga akan bersilaturahmi dengan padepokan seni, kelompok petani, buruh, dan kaum milenial.
"Ini adalah integrasi safari politik untuk memenangkan Pak Jokowi dan Kiai Haji Ma\'ruf Amin, sekaligus memperkuat konsolidasi PDI Perjuangan bersama dengan Koalisi Indonesia Kerja," ucapnya.
Sebelumnya, Safari Kebangsaan I-VI dilakukan dengan mengelilingi sejumlah wilayah di Indonesia. Dimulai dari Safari I yang menyusuri wilayah Pantura Jawa, lalu Safari II menyusuri wilayah Pantai Selatan Pulau Jawa. Kemudian, Safari III menyusuri wilayah Banten, Safari IV menyusuri wilayah Sumatera Utara, dan Safari V menyusuri wilayah selatan dan timur Jakarta, serta Safari VI menyusuri wilayah tapal kuda Jawa Timur.
Kandang baru Jokowi
Safari VII juga bertujuan untuk menjadikan Jawa Barat sebagai basis suara baru bagi Jokowi-Ma\'ruf. Hasto optimistis target itu bisa diraih.
Ini karena di Pemilu Presiden (Pilpres) 2019, dua partai yang memiliki basis massa yang kuat di Jawa Barat, yaitu Partai Golkar dan PPP, turut mengusung Jokowi-Ma\'ruf. Hal tersebut berbeda dengan kondisi di Pilpres 2014.
Di 2014, Golkar dan PPP menjadi bagian dari partai pengusung capres-cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Saat itu, di Jawa Barat, Prabowo-Hatta meraih suara lebih besar dari Jokowi yang kala itu berpasangan dengan Jusuf Kalla. Suara Prabowo-Hatta mencapai 14.167.381 suara atau sekitar 59,78 persen sedangkan Jokowi-JK, 9.530.315 suara atau 40,22 persen.
"Setiap pengurus partai maupun tim kampanye Jokowi-KH Ma\'ruf yang ditemui akan memberi laporan soal target suara. Mereka juga akan melaporkan kondisi terkini di wilayahnya. Berdasarkan target dan kondisi itulah akan disampaikan secara terbuka ke publik potensi kemenangan kami," lanjut Hasto.
Safari VII juga membawa misi kemanusiaan karena wilayah selatan Jawa Barat yang rentan terhadap bencana alam. Tim Safari akan memberikan berbagai hal terkait dengan awas bencana mengingat banyak potensi bencana tanah longsor di Jawa Barat dan juga penyakit demam berdarah. (FRANSISKUS WISNU WARDHANA DHANY)