Lamongan dan Blitar Rintis Sinergi Peternak dan Petani Jagung
LAMONGAN, KOMPAS — Petani jagung di Lamongan dan peternak ayam di Blitar, Jawa Timur, bersinergi. Sinergi itu diharapkan menjadi solusi dari persoalan langkanya pakan ternak ayam yang dialami peternak saat ini.
Dalam sinergi itu, petani jagung akan mengirim sebagian hasil panen ke Blitar dengan harga yang menguntungkan. Peternak ayam pun tidak khawatir kekurangan jagung untuk pakan ternak karena mendapatkan pasokan langsung dari petani. Adapun Bulog bertugas memastikan penyaluran jagung dari Lamongan tepat sasaran ke peternak ayam di Blitar.
Sinergi ditandai dengan penandatanganan kontrak kerja sama di antara perwakilan peternak Blitar, petani Lamongan, Bulog, dan perwakilan pemerintah di sela-sela panen raya jagung di Mojorejo, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan, Rabu (6/2/2019). Kerja sama itu dilakukan mendadak. Punggung Wakil Bupati Lamongan Kartika Hidayati pun seolah menjadi meja untuk tanda tangan dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjadi saksinya.
Dari pengujung 2018 hingga awal tahun, polemik ketersediaan jagung terus terjadi. Peternak ayam petelur, sebagai konsumen utama jagung pakan ternak di Jawa Timur, menjerit karena tak mendapatkan suplai jagung. Mereka bahkan harus mengurangi jumlah ternak mereka karena tak sanggup mendapatkan jagung dengan jumlah yang mencukupi. Impor jagung yang diupayakan pemerintah belum seluruhnya sampai ke mereka.
Baca: Jagung Impor Belum Mencukupi Kebutuhan Peternak di Blitar
Suharman, perwakilan peternak Blitar membenarkan masalah itu. Dalam acara sinergi itu ia meminta agar harga pakan tetap bisa dijangkau peternak kecil seperti dirinya. Ia juga berharap pemerintah menjaga harga jagung dan menjamin ketersediaan jagung.
Amran mengatakan, kesepakatan itu menjamin penyerapan jagung petani dan menjamin ketersediaan jagung untuk bahan pakan ternak bagi peternak. Pola serupa akan diterapkan di daerah yang berdekatan. Ia juga akan memberikan bantuan 10.000 kilogram bibit, 20 mesin pengering, 10 traktor roda empat, dan 5 mesin panen multiguna untuk mendukung sinergi itu.
Amran mengatakan, kerja sama itu harus dikawal agar petani tetap menikmati harga tinggi. Di sisi lain, peternak dapat pasokan jagung agar harga pakan tidak melambung. ”Intinya semua saudara, harus sama-sama untung,” kata Amran.
Intinya semua saudara, harus sama-sama untung.
Amran juga menjelaskan pemerintah membuka keran impor jagung sementara pada akhir tahun lalu untuk menutup kekurangan pasokan jagung bahan baku pakan untuk peternak. Pada 2014 impor jagung mencapai 3,53 juta ton dari Amerika dan Argentina senilai Rp 10 triliun.
Impor berangsur ditekan dan turun. Pada 2016 tinggal 1,3 juta ton. Akhir 2018 ada impor jagung 100.000 ton untuk menyelamatkan 25 juta peternak. ”Itu pun kita sebelumnya bisa ekspor 380.000 ton,” kata Amran.
Amran mengatakan, target saat ini adalah membalik sejarah dari impor 3,5 juta ton menjadi ekspor. Jika pada 2018 bisa ekspor sebanyak 380.000 ton jagung, pada 2019 ditatgetkan bisa ekspor jagung 500 .000 ton dalam satu atau dua bulan ke depan. ”Kita sudah bisa tunjukkan kepada dunia, membalik impor menjadi ekspor,” kata Amran.
Ke depan, ditargetkan Indonesia bisa meningkatkan lagi ekspor jagung, termasuk hasil panen dari Lamongan, Sumbawa, dan Gorontalo. Gubernur Gorontalo, kata Amran, menjanjikan akan ekspor sebanyak 150.000 ton.
Panen jagung
Memasuki panen raya, Kementan memantau harga jagung. Harga jagung di tingkap petani berkisar dari Rp 3.400 sampai Rp 3.600 per kilogram untuk jagung basah dan Rp 5.600-Rp 5.800 per kg untuk pipilan kering.
”Mengantisipasi turunnya harga, kami mengajak Bulog untuk menyerap jagung. Perintah Presiden, jangan biarkan petani merugi, tetapi peternaknya juga merasa untung. Sinergi petani Lamongan dan peternak Blitar ini salah satu upaya wujudkan kesejahteraan petani dan peternak,” paparnya.
Di Mojorejo, Amran membuat sinergi serupa. Ia mempertemukan peternak dari sejumlah daerah, termasuk Blitar dan Pasuruan, yang merasa kekurangan stok jagung dengan petani jagung dari Lamongan. Di hadapan petani dan peternak dari Blitar, Amran mempertemukan mereka dengan langsung membuat surat kesepakatan dengan Bulog sebagai perantara.
Sinergi petani Lamongan dan peternak Blitar ini salah satu upaya wujudkan kesejahteraan petani dan peternak.
Amran berharap, petani jagung dan peternak ayam mandiri dapat menikmati masa panen raya jagung saat ini melalui mekanisme distribusi dan stok yang baik. Bulog diharapkan membantu menyerap jagung petani saat panen raya sehingga dapat menjadi penyangga stok. Bulog juga bertugas mengatur penyerapan jagung dan pasokan dari petani ke peternak.
Agar petani Lamongan bisa menyuplai kebutuhan peternak Blitar, tahun ini bantuan kepada petani dinaikkan dari 10.000 menjadi 20.000 paket bibit dengan pupuk.
”Ini model baru, tak perlu stempel. Kertas kesepakatan ini dibawa masing-masing pihak. Traktor dan dryer kami bantu kirim ke sini, hasilnya (jagung) kirim ke Blitar,” papar Amran.
Lumbung pangan
Wakil Bupati Lamongan Kartika Hidayati menyampaikan produksi jagung 2018 mencapai 558.000 ton. Berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Lamongan panen jagung hingga pekan ketiga Februari 2019 seluas 11.395 hektar tersebar di Kecamatan Modo, Bluluk, Ngimbang, Sambeng, Sukorame, Mantup, dan Solokuro.
Luas lahan jagung di Kecamatan Modo mencapai 1.627 hektar dari beberapa kelompok tani dengan rata-rata kepemilikan 0,5 hektar per orang. Luas hamparan jagung di lokasi panen di Mojorejo mencapai 496 hektar.
Harga jagung di tingkat petani saat ini untuk tongkol berkisar Rp 2.000-Rp 2.200 per kg, pipil basah Rp 3.500-Rp 3.800 per kg, dan pipil kering Rp 4.800-Rp 5.000.
Petani di Mojorejo, Tamijo (52), menyebutkan harga saat ini sangat baik. Tahun lalu harga kondisi basah Rp 2.250 per kg, tetapi kini minimal Rp 3.500 per kg. Harga kondisi pipilan kering tahun lalu Rp 4.200, tetapi kini bisa tembus Rp 5.700 per kg. ”Ini petani sudah sangat untung,” katanya.
Ngadisan (59), petani lain, berharap harga jagung tetap stabil. Ia juga berharap kerja sama dan izin memanfaatkan lahan Perhutani dipermudah.
Wakil Ketua Komisi IV DPR Viva Yoga Mauladi mengatakan, impor jagung tidak logis karena kenyataannya sejumlah daerah surplus jagung. Ia berharap petani jagung dilindungi dengan harga stabil.
”Bulog juga berperan sebagai buffer stock menjaga stabilitas harga. Kami berharap kita bisa swasembada jagung, mewujudkan kedaulatan pangan, dan menjaga ketahanan pangan,” kata Viva.
Dibukanya kerja sama antara petani dan peternak diharapkan bisa memecahkan masalah pakan ternak yang kini masih terjadi. Tidak berhenti di situ, kemandirian petani dan peternak diharapkan juga terbangun. Tahun depan harapannya tak ada lagi impor jagung dan tak ada lagi petani jagung yang merugi di negeri ini.