Kepedulian Pembaca "Kompas" untuk Jamban Sehat di Surabaya
Oleh
IQBAL BASYARI
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS - Pembaca setia harian Kompas turut berkontribusi mewujudkan Kota Surabaya bebas buang air besar sembarangan. Melaui Dana Kemanusiaan Kompas (DKK), bantuan diberikan berupa pembangunan 300 unit jamban sehat senilai Rp 1 miliar.
Penandatanganan nota kesepahaman DKK pembangunan jamban sehat dilakukan oleh Ketua Yayasan DKK Rusdi Amral dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di sela Welcome Dinner Peserta Kongres ke-25 Serikat Perusahaan Pers, di kediaman Wali Kota Surabaya, di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (6/2/2019).
Sedangkan serah terima secara simbolis dilakukan oleh Rusdi kepada sejumlah penerima di Kelurahan Sumberrejo, Kecamatan Pakal, Kamis (7/2/2019). Acara yang menjadi rangkaian perayaan Hari Pers Nasional (HPN) di Surabaya itu turut dihadiri Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Atal Sembiring Depari, Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya Supomo, dan Camat Pakal Tranggono.
Data Dinas Sosial Kota Surabaya menyebutkan, dari 154 kelurahan di Surabaya, baru 60 kelurahan yang dinyatakan bebas buang air besar sembarangan
Rusdi mengatakan, bantuan pembangunan jamban sehat diberikan kepada 300 keluarga di Kecamatan Pakal. Bantuan total sebesar Rp 1 miliar diperkirakan mampu untuk membangun 300 unit jamban sehat dengan anggaran sekitar Rp 3 juta tiap unit.
Mereka yang berhak menerima adalah keluarga yang belum memiliki jamban dan atau septic tank di rumah. Sebab, sebagian warga yang tinggal di kawasan dekat dengan kawasan tambak itu membangun saluran pembuangan langsung ke sungai dan tambak. Beberapa di antaranya juga masih menumpang buang air besar di tempat tetangga.
“DKK bekerja sama dengan Unit Pembinaan Keluarga Miskin (UPKM) di tingkat kelurahan. Mereka yang akan membangun jamban di rumah-rumah warga,” ucapnya.
Melalui bantuan yang berasal dari sumbangan pembaca setia harian Kompas ini diharapkan bisa meningkatkan kesehatan masyarakat sekaligus menjadikan Surabaya sebagai kota bebas buang air besar sembarangan. Sebagai salah satu syarat rumah sehat, keberadaan jamban di rumah merupakan hal vital dan dapat berpengaruh kepada kesehatan dan ekonomi masyarakat.
Data Dinas Sosial Kota Surabaya menyebutkan, dari 154 kelurahan di Surabaya, baru 60 kelurahan yang dinyatakan bebas buang air besar sembarangan. Oleh sebab itu, DKK memberikan kontribusi dalam menjadikan Surabaya bebas buang air besar sembarangan melalui pembangunan jamban sehat.
Bantuan pembangunan jamban sehat, lanjut Rusdi, merupakan bentuk tanda cinta para pembaca harian Kompas untuk kesehatan warga Surabaya. Sebagai pemenang indeks kota cerdas Indonesia dua kali berturut-turut, Surabaya dinilai sebagai kota yang nyaman dan aman untuk ditinggali. Namun demikian, masih ada warga di daerah pinggiran yang belum beruntung memiliki rumah sehat dengan disertai jamban.
“Butuh waktu hingga satu tahun untuk memutuskan bantuan berupa jamban sehat karena kota ini sudah baik. Akhirnya kami melakukan observasi dan koordinasi dengan Dinas Sosial Kota Surabaya hingga akhirnya dipilih membangun jamban sehat di Kecamatan Pakal,” ungkap Rusdi.
Salah satu penerima bantuan, Zainul Arifin (59), berterima kasih atas bantuan yang diberikan pembaca setia harian Kompas. Sebelum menerima bantuan jamban sehat, pria yang bekerja sebagai buruh serabutan ini langsung mengalirkan saluran pembuangan ke tambak yang berada persis di belakang rumah.
“Saya tidak punya uang untuk membangun septic tank. Selama puluhan tahun, saya harus menahan bau tidak sedap jika membuka pintu belakang rumah karena air tercemar dengan kotoran,” ucap Arifin.
Berkat bantuan dari DKK tersebut, pria yang tinggal bedua bersama istri yang mengalami gangguan jiwa itu kini memiliki rumah sehat. Jamban yang dimiliki saat ini sudah memiliki saluran pembuangan yang baik yang dibangun di dapur rumah.
Ketua UPKM Kelurahan Sumberrejo Muhammad Tahir Ghazali (72) menuturkan, pembangunan satu untit jamban sehat membutuhkan waktu sekitar satu hari. Pengerjaannya dilakukan secara gorong royong oleh anggota UPKM dan warga setempat.
Dia berharap, pembangunan jamban sehat bisa mengubah perilaku warga yang masih buang air besar sembarangan. Keberadaan septic tank juga diharakan bisa mengurangi pencemaran di sungai dan tambak yang ada di kampung mereka.
“Dahulu, warga masih enggan membangun septic tank karena dianggap menyimpan kotoran di rumah dan ketiadaan biaya. Namun kini mereka mau membangun septic tank agar rumah menjadi sehat dan terhindar dari penyakit,” kata Tahir.
Atal menilai, setiap perayaan HPN juga diisi dengan kegiatan sosial. Bantuan dari DKK berupa jamban sehat dinilai penting karena berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Dia pun meminta masyarakat untuk menjaga jamban tersebut agar awet dan tahan lama.
Dia berharap, bantuan semacam ini bisa diberikan ke warga di daerah lain yang membutuhkan. “Kalau bisa di kampung saya di Medan, di sana masih butuh bantuan social seperti ini,” ujar Atal yang merupakan pemilik dan penanggungjawab media sportanews.com dan penanggungjawab suarakarya.com.