Jalin Kerja Sama Dagang, Pemerintah Dorong Ekspor Produk Konsumer
Oleh
M Fajar Marta
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mendorong produsen komoditas harian (fast moving consumer goods/FMCG) untuk ekspor ke Eropa. Hal ini menyusul adanya perjanjian kerja sama antara Eurasia dan Indonesia dalam bidang perdagangan.
“Kerja sama antara Indonesia dengan Eurasia akan ditingkatkan. Kami sudah tanda tangan (perjanjian) dengan EFTA (Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa). Ini potensi pasar yang besar. Dalam waktu dekat, kami akan proses ratifikasinya,” kata Enggartiasto di Jakarta, Rabu (6/2/2018). Hal itu disampaikan dalam konferensi pers yang diselenggarakan oleh Mayora Group.
Potensi ekspor barang konsumsi atau consumer goods dinilai sangat besar. Menurut Enggartiasto, neraca perdagangan komoditas barang konsumsi Indonesia pada 2018 tercatat surplus.
Salah satu barang konsumsi yang dinilai prospektif di pasar Eropa ialah kopi instan. Enggartiasto mengatakan, rata-rata pertumbuhan permintaan kopi di Eropa sekitar tiga persen per tahun. Persentase yang sama juga terjadi di pasar Jepang dan Amerika Serikat. Dengan tren tersebut, Enggartiasto yakin pertumbuhan ekspor kopi akan meningkat.
“Kami juga mau mendorong produk-produk yang punya nilai tambah sebagai salah satu prioritas untuk ekspor. Jadi bukan hanya batu bara, CPO (minyak kelapa sawit), atau tambang,” kata Enggartiasto.
Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Georgievna Vorobieva mengatakan, hubungan perdagangan antara Indonesia dan Rusia menunjukkan tren positif. Menurutnya, pada akhir 2018, nilai ekspor Indonesia ke Rusia lebih besar daripada Rusia ke Indonesia.
Lyudmila mengatakan, hal itu menunjukkan kepentingan dan ketertarikan antara Indonesia-Rusia yang berbuah baik. Selain itu, ekosistem bisnis di Rusia dinilai mendukung untuk memasarkan produk Indonesia, misalnya produk kopi cappucino dari Mayora Group.
“Keberhasilan Mayora (dalam memasarkan produk kopinya) di Rusia merupakan bukti diplomasi ekonomi. Ini contoh yang bisa diikuti perusahaan-perusahaan lain di Indonesia,” kata Lyudmila.
Ekspansi ekspor
Penjualan produk kopi cappucino instan dari Mayora Group dinilai sukses merambah sejumlah pasar, seperti Asia dan Eropa. Pada 2018, ada 1.000 kontainer yang diekspor ke lebih dari 100 negara, antara lain Rusia, India, China, Palestina, Irak, dan AS.
“Ada pertumbuhan bisnis sebesar 30 persen pada 2018 dibandingkan tahun sebelumnya. Target kami tahun ini adalah mengekspor 2.000 kontainer atau senilai 40 juta Dollar AS,” kata Presiden Direktur Mayora Group Andre Atmadja.
Hingga kini, Rusia menjadi tujuan utama pemasaran produk kopi cappucino instan. Produk tersebut juga mulai merambah pasar di sejumlah negara di Eropa Timur dan Afrika.
Andre mengatakan, pihaknya akan mempertimbangkan kemungkinan untuk membuka pabrik di Rusia. Namun, untuk merealisasikannya, capaian skala ekonominya harus ada di angka 100 juta Dollar AS. Skala ekonomi saat ini dinilai belum cukup untuk membangun pabrik di Rusia.
Ekspansi ekspor bagi pelaku industri pun didukung penuh oleh Kementerian Luar Negeri. Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Muhammad Anshor mengatakan, perkembangan perdagangan akan memperkuat kemitraan Indonesia dengan negara lain.
“Kementerian Luar Negeri sepenuhnya mendukung Mayora Group untuk berkembang di Rusia. Tidak hanya Rusia (sebagai pasar utama ekspor kopi), tapi juga ekspansi ke seluruh dunia. Kami berkomitmen untuk terus mendukung,” kata Anshor.