PURBALINGGA, KOMPAS — Gempa bumi tektonik terjadi dua kali di Kabupaten Pubalingga, Jawa Tengah, Senin (4/2/2019). Gempa berkekuatan 2,5 SR dan 2,3 SR tidak terasa oleh warga sekitar dan tidak ada laporan kerusakan. Masyarakat diimbau waspada.
”Secara umum, kedua gempa yang terjadi masuk kategori gempa bumi mikro atau bermagnitudo lebih kecil dari skala tiga. Jika ditinjau dari lokasi dan kedalaman hiposenternya termasuk gempa dangkal dan diakibatkan aktivitas sesar lokal yang belum teridentifikasi atau belum masuk katalog peta gempa nasional 2017,” papar Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie, Senin (4/2/2019).
Setyoajie mengatakan, gempa bumi tektonik pertama terjadi pukul 09.42 berkekuatan 2,5 SR, berpusat di 7,23 LS-109,46 BT atau 9 kilometer (km) timur laut Purbalingga di kedalaman 18 km. Gempa kedua terjadi pukul 12.44 berdaya 2,3 SR, berpusat di 7,20 LS-109,49 BT atau 13 km timur laut Purbalingga di kedalaman 18 km.
Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Berdasarkan observasi Stasiun Geofisika Banjarnegara sampai pukul 16.00, lanjut Setyoajie, tidak tercatat gempa bumi susulan dan belum ada laporan dirasakan ataupun dampak kerusakan yang diakibatkan oleh kedua gempa bumi tersebut. ”Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” katanya.
Dihubungi terpisah, Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Purbalingga Muhsoni menyampaikan, kedua gempa itu tidak dirasakan warga. ”Tidak terasa dan tidak ada korban,” kata Muhsoni.
Ryan Rachman, salah satu warga Purbalingga, juga mengatakan tidak merasakan gempa tersebut. Sebelumnya, Setyoajie menyampaikan, berdasarkan katalog dalam Peta Gempa Nasional 2017, di wilayah Jawa Tengah terdapat tujuh sesar aktif yang sudah teridentifikasi.
Ketujuh sesar tersebut meliputi Baribis-Kendeng, Ajibarang, Merapi-Merbabu, Muria, Pati/Lasem, Ungaran-1 (geser), serta Ungaran-2 (naik). Lokasi sesar-sesar aktif yang telah terkonfirmasi di Jawa Tengah sebagian besar berada di wilayah utara.
Sesar Baribis-Kendeng merupakan gugusan terpanjang, memanjang dari timur Jawa Barat bagian utara hingga Jawa Timur. Sesar naik ini terbagi menjadi beberapa segmen dan melewati daerah-daerah di Jawa Tengah, dari Brebes (panjang patahan 22 km), Tegal (15 km), Pemalang (9 km), Pekalongan (16 km), Semarang (34 km), hingga Demak (31 km).
Kemudian terdapat sesar Lasem yang memanjang dari Demak-Kudus-Pati dengan panjang patahan 69 km bertipe patahan naik. Selanjutnya, sesar Muria bertipe patahan normal sepanjang 28 km. Di bagian tengah terdapat sesar Ajibarang sepanjang 20 km bertipe patahan geser. Sesar Merapi-Merbabu bertipe patahan geser sepanjang 28 km, sesar Ungaran-1 sepanjang 17 km bertipe patahan geser, sedangkan sesar Ungaran-2 sepanjang 20 km merupakan sesar normal.
Jika dibandingkan sesar-sesar aktif lain di Indonesia, sesar-sesar di Jawa, khususnya Jawa Tengah, termasuk yang paling kecil laju gesernya. Nilai laju geser sesar di Jawa Tengah berkisar 0,1-4,5 mm per tahun. Bandingkan dengan sesar Palu-Koro di Pulau Sulawesi berkisar 20-40 mm per tahun dan sesar-sesar di Sumatera 10-20 mm per tahun. Akibatnya, aktivitas kegempaan yang ditimbulkan sesar-sesar aktif di Jawa Tengah tergolong rendah.