KARANGANYAR, KOMPAS – Calon Presiden Joko Widodo menyatakan, semburan fitnah dan kebohongan masih terus terjadi di mana-mana. Untuk itu, pihaknya kembali mengingatkan semua pihak menggunakan cara-cara berpolitik yang beretika, penuh tata krama, dan sopan-santun.
“Yang terjadi sekarang ini adalah banyaknya semburan-semburan fitnah di mana-mana terutama di media sosial,” kata Joko Widodo saat menyampaikan pidato pada acara Deklarasi Sedulur Kayu dan Mebel Jokowi di Gedung Concert Hall De Tjolomadoe, Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (3/2/2019).
Jokowi mengatakan, sejak 2014, semburan fitnah, hoaks dan kedustaan terus muncul menyerangnya. Fitnah dan kebohongan itu, antara lain menyebutnya sebagai PKI. Padahal, ia baru lahir tahun 1961, sedangkan PKI dibubarkan 1965/1966. Untuk itu, tak mungkin dia menjadi anggota PKI karena masih balita.
“Yang terjadi sekarang ini adalah banyaknya semburan-semburan fitnah di mana-mana terutama di media sosial.” (Jokowi-capres RI)
Selain itu, ujar Jokowi, ada yang menyebutnya sebagai antek asing. Padahal, saat menjadi Presiden, ladang migas blok Mahakam, Kalimantan Timur yang selama 50 tahun dikuasai perusahan asing, pada 2015 diserahkan pengelolaanya kepada PT Pertamina. Demikian juga ladang minyak blok Rokan, Riau, pada 2018 diserahkan pemerintah kepada PT Pertamina. Pemerintah juga mengambil alih mayoritas saham perusahaan tambang emas dan tembaga terbesar di dunia, PT Freeport Indonesia sebesar 51,2 persen.
Kebohongan lainnya, yaitu menyebutnya sebagai anti ulama dan anti Islam. Faktanya, justru kerap mengunjungi pondok pesantren dan bersilaturahmi dengan para ulama. Selain itu, juga menetapkan Hari Santri Nasional.
“Yang namanya teori propaganda Rusia ya seperti itu. Semburkan dusta sebanyak-banyaknya, semburkan kebohongan sebanyak-banyaknya, semburkan hoaks sebanyak-banyaknya sehingga masyarakat menjadi ragu. Memang teorinya seperti itu. Yang dipakai konsultan asing, jadi nggak mikir ini memecah belah rakyat atau tidak, ini mengganggu ketenangan rakyat atau tidak, ini membuat rakyat khawatir atau tidak, ini membuat rakyat takut, itu nggak peduli. Konsultannya konsultan asing,” katanya.
Jokowi mengatakan, berbagai hoaks dan kebohongan dapat memecah belah masyarakat. Beruntung, masyarakat sudah pintar dan cerdas berpolitik sehingga bisa membedakan yang benar dan tidak benar serta bisa menyaring fakta atau kebohongan. Jokowi mengajak semua pihak menggunakan cara-cara berpolitik yang beretika dan penuh tata krama, serta sopan santun.
“Yang paling penting, menurut saya, bagaimana dalam waktu yang sudah tinggal 2,5 bulan ini, kita bekerja menyampaikan hal-hal yang benar. Sampaikan hal-hal yang benar itu benar, jangan dibalik-balik,” katanya.
Jokowi menambahkan, negara ini akan mencapai Indonesia Emas pada 2040-2045. Untuk mencapai Indonesia Emas tidak mudah dan ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Salah satunya, pembangunan infrastruktur yang sekarang dikerjakan secara besar-besaran di berbagai daerah, antara lain pelabuhan, jalan tol, pembangkit listrik, hingga bandar udara. Selain itu, juga pembangunan jalan-jalan di desa-desa melalui program Dana Desa.
“Yang paling penting, menurut saya, bagaimana dalam waktu yang sudah tinggal 2,5 bulan ini, kita bekerja menyampaikan hal-hal yang benar. Sampaikan hal-hal yang benar itu benar, jangan dibalik-balik.” (Jokowi-capres RI)
Jokowi mengatakan, sejak 2015-2018, pemerintah telah menggelontorkan Dana Desa sebanyak Rp 187 triliun untuk 47.000 desa. Pada 2019, pemerintah akan menggelontorkan lagi Dana Desa sebasar Rp 70 triliun sehingga total 2015-2019 sebesar Rp 257 triliun. Dana Desa itu telah direalisasi untuk membangun, antara lain jalan desa sepanjang 191.600 kilometer, Posyandu 24.800 unit, pendidikan anak usia dini (PAUD) 50.800 unit, pasar desa 8.900 ribu unit, jembatan desa 1,1 juta meter, embung 4.100 unit, dan irigasi 58.900 unit.
Ketua Umum Sedulur Kayu dan Mebel Jokowi, Setyo Wisnubroto menyatakan, Indonesia sejak dulu memiliki jiwa Bhinneka Tunggal Ika. Namun, dengan banyaknya hoaks telah membuat kehidupan masyarakat yang semula harmonis menjadi panas. Untuk itu, relawan Sedulur Kayu dan Mebel Jokowi siap melawan hoaks.