Masyarakat beramai-ramai datang ke Pura Besakih di Karangasem, Bali, Sabtu (2/2/2019), untuk membersihkan kawasan Pura Besakih dari sampah, terutama sampah plastik.
Jaine (25), wisatawan asal Amerika Serikat, bangga dapat mengunjungi Pura Besakih di Karangasem dalam liburannya di Bali. Belum pernah ia melihat bangunan seperti itu sebelumnya.
“Wow indah dan megah,” kata perempuan dari Seattle, Amerika Serikat, tentang kompleks Pura Besakih, yang dikunjunginya, Sabtu (2/2/2019). “Saya beruntung bisa melihat langsung tempat yang indah ini,” ujarnya.
Akan tetapi, tidak hanya kemegahan Besakih yang membuatnya jatuh hati. Dia bahagia datang saat Gerakan Kedas Sampah Plastik berlangsung di sana. Kedas artinya bersih.
Kegiatan bersih-bersih kawasan tempat suci ini, terutama membersihkan dari sampah plastik, diikuti kelompok pemuda, kalangan pelajar dan mahasiswa, aparatur pemerintah, dan polisi serta tentara. Pura Besakih diramaikan masyarakat yang sukarela ngayah, atau bekerja bergotong royong, untuk memungut dan mengumpulkan sampah di seluruh kawasan Pura Besakih.
“Saya lihat banyak anak muda yang datang dan membersihkan tempat ini. Kegiatan ini bagus,” kata Jaine, tentang aksi bersih-bersih itu.
Kedas Sampah Plastik adalah gerakan masyarakat di Bali untuk membersihkan kawasan pura atau tempat suci di Bali dari sampah, terutama sampah plastik. Kegiatan ini diinisiasi organisasi mahasiswa Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Bali bersama Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah) Bali didukung pemerintah daerah dan sejumlah komunitas peduli lingkungan, termasuk dari perusahaan.
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Gubernur Bali I Wayan Koster (depan) turut bersih-bersih di kawasan Pura Besakih bersama Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Arta Ardhana Sukawati (kanan) dalam aksi Gerakan Kedas Sampah Plastik di Pura Besakih, Sabtu (2/2/2019).
Gubernur Bali I Wayan Koster menyatakan pihaknya mengapresiasi keterlibatan masyarakat dari seluruh komponen masyarakat yang beramai-ramai datang ke Pura Besakih dan membersihkan tempat suci itu dari sampah, terutama sampah plastik.
"Hari ini luar biasa. Masyarakat mau dan sudah bergerak tanpa perlu dikomando pemerintah,” kata Koster yang turut bersih-bersih di Pura Besakih bersama Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Arta Ardhana Sukawati.
Pura Besakih adalah lokasi Gerakan Kedas Sampah Plastik kedua dalam kurun dua bulan terakhir. Sebelumnya, Gerakan Kedas Sampah Plastik dilangsungkan di Pura Lempuyang, Karangasem, pertengahan Januari 2019.
“Kami, Pemerintah Kabupaten Karangasem, mendukung gerakan ini,” kata Wakil Bupati Karangasem I Wayan Arta Dipa yang mendampingi Gubernur Bali bersama Kepala Polres Karangasem Ajun Komisaris Besar IGN Agung Panji Anom. “Kami akan getok tularkan ke masyarakat,” kata Arta Dipa tentang kegiatan Gerakan Kedas Sampah Plastik.
Plastik
Persoalan sampah, terutama sampah plastik, mendapat perhatian serius di Bali. Pasalnya, Bali mengandalkan pariwisata sebagai motor penggerak perekonomian daerah. Pariwisata mengandalkan kebersihan sebagai daya tarik destinasi, selain keindahan dan keamanan. Terlebih Bali juga sudah mencanangkan Bali Green Province dengan salah satu targetnya adalah Bali bebas sampah plastik.
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Pura Besakih di lereng Gunung Agung, Karangasem, Bali, menjadi lokasi Gerakan Kedas Sampah Plastik pada Sabtu (2/2/2019). Sebelumnya, Gerakan Kedas Sampah Plastik dilangsungkan di Pura Lempuyang, Karangasem, pertengahan Januari 2019.
Senin (24/12/2018), Koster mengumumkan terbitnya Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai. Peraturan itu mengatur pembatasan kantong plastik, styrofoam, dan sedotan plastik. Adapun kebijakan Gubernur Bali itu sejalan dengan semangat kepala daerah lainnya di Bali, terutama dalam pembatasan timbulan sampah plastik.
Sejak awal Januari 2019, Pemerintah Kota Denpasar membatasi penggunaan kantong plastik dengan melarang toko modern dan pusat perbelanjaan di Kota Denpasar menyediakan kantong plastik.
Pembatasan timbulan sampah plastik juga dilaksanakan Pemkab Badung melalui penerbitan dua peraturan bupati, yakni Perbup Badung Nomor 47 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik dan Perbup Badung Nomor 48 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan 3R melalui Bank Sampah.
“Pergub (Nomor 97 Tahun 2018) sudah ada,” kata Koster.
Menurut Koster, bersih-bersih itu bertujuan menggugah kesadaran masyarakat mengurangi penggunaan plastik dan tidak membuang sampah sembarangan. “Kami akan siapkan kegiatan serupa untuk dilaksanakan di seluruh Bali, serentak. Kami akan atur waktunya,” ujar Koster.
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Gerakan Kedas Sampah Plastik di kompleks Pura Besakih, Karangasem, Bali, Sabtu (2/2/2019), kelompok pemuda, kalangan pelajar dan mahasiswa, aparatur pemerintah, dan polisi serta tentara.
Menurut Jaine, kegiatan bersih-bersih yang dilangsungkan masyarakat Bali di Pura Besakih maupun tempat lain yang menjadi obyek wisata dan dikunjungi wisatawan diharapkan dapat berdampak positif, termasuk mengingatkan turis agar ikut menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah secara sembarangan.
“Saya akan membagikan pengalaman kami di Bali ini kepada teman dan keluarga kami di Amerika,” kata Jaine. “Kegiatan anak muda (Gerakan Kedas Sampah Plastik) ini bagus dan menjadi pengalaman menarik bagi saya selama di Bali,” ujar Jaine sebelum meninggalkan kompleks Pura Besakih.