JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Perhubungan memastikan elektrifikasi jalur kereta di lintas utara Jawa baru akan dimulai pada 2020. Saat ini, pembangunan infrastruktur kereta masih difokuskan untuk menyelesaikan jalur dwi ganda Manggarai-Cikarang hingga 2021.
”Semula direncanakan elektrifikasi jalur utara akan selesai pada 2020, tetapi ketersediaan anggaran belum mencukupi. Dengan demikian, elektrifikasi baru akan dimulai pada 2020,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Jakarta, Minggu (27/1/2019).
Program elektrifikasi diperlukan untuk mempercepat perjalanan kereta dan mendukung program kereta semicepat Jakarta-Surabaya yang akan bekerja sama dengan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (Japan International Corporation Agency/JICA).
”Selain elektrifikasi, Kemenhub juga akan menghilangkan pelintasan sebidang dan meluruskan tikungan. Dengan upaya ini, diharapkan bisa mempercepat laju kereta dan mengakomodasi pembangunan kereta semi cepat,” ujar Budi.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri menambahkan, kendati elektrifikasi belum dijalankan untuk jalur utara, Ditjen Perkeretaapian tetap menjalankan program elektrifikasi di jalur KA lintas Yogyakarta-Solo.
”Anggaran total untuk elektrifikasi di jalur itu sebesar Rp 1,2 triliun. Namun, dibagi dua, separuh, yakni Rp 600 miliar untuk 2019. Sisanya yang separuh lagi untuk 2020,” kata Zulfikri.
Dana tersebut berasal dari penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk Negara/SBSN). ”Saat ini elektrifikasi baru sampai Cikarang. Dengan adanya elektrifikasi sampai Cikarang, KRL dari Commuter Line sudah bisa sampai Cikarang. Sebelumnya, KRL hanya sampai Stasiun Bekasi. Jadi sekarang KRL bisa menjangkau dari Jakarta ke daerah kawasan padat industri tersebut,” kata Zulfikri.
Proyek elektrifikasi ini dilakukan paralel bersamaan dengan proyek jalur kereta dwi ganda dari Jakarta ke Surabaya sehingga jumlah penumpang dan angkutan barang yang bisa diangkut KA bisa dilipatgandakan.
Solusi kemacetan
EVP PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi I Jakarta Dadan Rudiansyah mengatakan, pihaknya sudah meminta kepada Kemenhub untuk elektrifikasi hingga Cikampek.
”Penumpang dari Cikampek dan Karawang yang menuju Jakarta sangat banyak. Apalagi saat ini kemacetan di Jalan Tol Cikampek sangat parah karena pembangunan tiga infrastruktur besar. Angkutan kereta api bisa menjadi jawaban bagi kebutuhan warga,” kata Dadan.
Saat ini kereta dari Karawang dan Purwakarta hanya ada empat KA diesel. Selain jalannya cukup lama karena harus ditarik, jumlahnya juga tidak mencukupi kebutuhan yang ada. ”KRL karena menggunakan listrik, maka laju kereta jauh lebih cepat dan lincah,” kata Dadan. (ARN)