JAKARTA, KOMPAS — Pihak PT Kereta Commuter Indonesia mengaku sudah berkoordinasi dengan sejumlah operator angkutan umum massal untuk melakukan integrasi. Menyambut pengoperasian kereta cepat (mass rapid transit) pada 2019, misalnya, PT KCI menjajaki integrasi di Stasiun Sudirman.
Vice President Corporate Communications PT KCI Eva Chairunisa, Selasa (22/1/2019), mengatakan, dalam beberapa kali pertemuan dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), fasilitas penunjang perpindahan penumpang harus disiapkan.
Sebagai operator KRL commuterline, PT KCI berusaha semaksimal mungkin melakukan yang menjadi kapasitas mereka. Secara fisik, integrasi moda transportasi yang dinilai berhasil dilakukan adalah di Stasiun Tebet. PT KCI sempat memperluas hall dan mengubah alur lalu lintas penumpang untuk mendekatkan penumpang dengan halte Transjakarta.
Selain itu, integrasi dengan Transjakarta juga sudah dilakukan di stasiun lain, yaitu Jakarta Kota. Alur keluar-masuk penumpang diarahkan untuk mendekati moda transportasi lainnya.
”Tadinya kan tidak ada sama sekali integrasi seperti itu. Salah satu dukungan yang bisa kami berikan ya seperti itu,” kata Eva.
Integrasi lain yang sedang dibahas bersama moda raya terpadu (MRT) adalah di Stasiun Sudirman. Sebab, stasiun itu berada tak jauh dari stasiun bawah tanah MRT. Menurut Eva, hall di Stasiun Sudirman sudah diperpanjang supaya arus keluar-masuk penumpang KRL CL lebih lancar. Selain itu, pihak MRT juga akan membangun trotoar yang nyaman yang mengarah ke stasiun MRT.
”Dari sisi pintu stasiun sebenarnya kami sudah mengarah ke sana. Untuk stasiun yang di bawah sudah terhubung dengan stasiun MRT dan kereta bandara. Sementara stasiun yang di atas terintegrasi dengan Halte Transjakarta Dukuh Atas,” kata Eva.
Integrasi lain yang masih dalam tahap pembahasan intensif dengan BPTJ adalah di Stasiun Cawang. Sebab, di stasiun ini akan bertemu stasiun kereta ringan (light rail transit/LRT) dan KRL CL. Namun, untuk integrasi di Stasiun Cawang ini belum disebutkan jelas infrastruktur yang akan dibangun dan siapa yang bertanggung jawab untuk membangun.
Sementara Institute of Transportation and Development Policy (ITDP) mencatat, titik Halte Transjakarta Cawang Cikoko belum terkoneksi baik dengan KRL. ”Penumpang harus melalui jalur pejalan kaki yang hanya selebar 90 sentimeter jika ingin mengakses sisi selatan,” kata Transport Associate ITDP, Gandrie Ramadhan.
Kondisi semakin parah ketika malam dan hujan dengan minim pencahayaan dan kondisi jalur yang penuh kubangan. Titik ini perlu mendapat perhatian sebab Stasiun LRT Jabodebek juga akan ada di lokasi ini.
Integrasi pembayaran
Selain integrasi fisik, PT KCI juga mendorong integrasi pembayaran menggunakan satu kartu. PT KCI sekarang sedang memproses perizinan kartu multitrip (KMT) supaya bisa menjadi uang elektronik (e-money). Nantinya pemegang KMT bisa menggunakan kartu tersebut untuk moda transportasi lainnya.
Integrasi kartu pembayaran ini pernah diujicobakan di bus PPD. Namun, karena muncul aturan perbankan baru dari Bank Indonesia, PT KCI harus kembali mengurus persyaratan KMT menjadi uang elektronik. Eva berharap, pada triwulan pertama atau awal triwulan kedua, izin perbankan dari BI sudah keluar sehingga KMT bisa digunakan untuk membayar moda transportasi lainnya.
”Ini sejalan dengan program dari BPTJ. Mereka juga ingin mengintegrasikan pembayaran dalam satu kartu,” kata Eva.