SLEMAN, KOMPAS — Masyarakat diminta tetap tenang merespons aktivitas terkini Gunung Merapi. Terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, kondisi gunung ini belum membahayakan dan terus dipantau perkembangannya.
”Kami menganjurkan masyarakat tetap tenang dan mengikuti arahan petugas pemerintah setempat serta masukan dari kami,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan saat meninjau kondisi Merapi dari Merapi Golf Club di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (18/1/2019) malam.
Jonan menyatakan, jika ada perkembangan radius bahaya, pihaknya pasti akan menginformasikannya kepada masyarakat. Ia juga menjamin pemantauan perkembangan kondisi gunung terus dilakukan secara mendetil.
”Aktivitas Merapi kami pantau secara detail dan ketat dari beberapa pos yang ada. Memang, terkadang terjadi guguran lava. Namun, apabila berada di luar 3 kilometer dari puncak, kita tidak akan terpapar,” kata Jonan.
Berdasarkan data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), jarak luncur terjauh guguran lava itu 1,7 km yang terjadi pada 12 Januari 2019. Material guguran itu mengarah ke bukaan kawah di sisi tenggara puncak Merapi, yaitu hulu Sungai Gendol, Sleman, DIY.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kasbani mengatakan, aktivitas erupsi Merapi masih kecil. Erupsinya efusif dengan pertumbuhan kubah lava yang sangat lambat.
”Masuk fase erupsi sudah 5-6 bulan terakhir sejak 11 Agustus 2018. Erupsinya efusif dengan pembentukan kubah lava yang sangat lambat. Rata-rata 2.500-3.000 meter kubik per hari,” kata Kasbani.
BPPTKG mencatat, per 10 Januari 2019, volume kubah lava mencapai 439.000 meter kubik. Adapun laju pertumbuhannya baru 3.400 meter kubik per hari dengan status Waspada. Masyarakat diimbau agar tidak beraktivitas dalam radius 3 km dari puncak Merapi.
Kasbani mengungkapkan, potensi lahar hujan memang ada seiring meningkatnya intensitas hujan. Ia mengharapkan masyarakat mewaspadai kawasan lembah yang berada di sekitar Sungai Gendol. Sebab, guguran lava selama ini meluncur ke arah tersebut.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida menjamin perkembangan status Merapi terus terpantau 148 stasiun pengamatan. Secara rinci, ada 45 stasiun deformasi, 42 stasiun seismik, 4 stasiun geokimia, 23 stasiun visual, dan 34 stasiun meteorologi.
”Mudah-mudahan dapat meminimalisasi (risiko bencana), karena (Merapi) mampu dipantau menggunakan alat-alat itu,” kata Hanik.