Memori Indah Final 2008
MELBOURNE, RABU--Jo-Wilfried Tsonga melawan Novak Djokovic. Salah satu laga yang akan berlangsung pada babak kedua Australia Terbuka 2019 itu pernah terjadi pada final 2008. Tsonga dan Djokovic akan membawa kenangan itu pada pertemuan 11 tahun kemudian.
Pertemuan yang akan berlangsung Kamis (17/1/2019) juga akan terjadi di tempat yang sama, Rod Laver Arena, Melbourne Park. Momen itu menjadi momen tak terlupakan oleh keduanya.
Tsonga lolos ke final 2008 ketika berperingkat ke-38 dunia, setelah setahun sebelumnya tersingkir pada babak pertama. Namanya meroket ketika mampu menaklukkan petenis unggulan seperti Andy Murray pada babak pertama dan Rafael Nadal di semifinal, untuk kemudian berjumpa Djokovic di final.
Dia juga populer karena wajah dan perawakannya mirip legenda tinju, Muhammad Ali, serta gayanya melompat-lompat untuk merayakan kemenangan. Itulah final pertama dan satu-satunya hingga kini bagi Tsonga di arena grand slam.
“Itu momen tak terlupakan. Stadion penuh oleh penonton. Banyak orang Serbia tentunya, tetapi ada juga orang Perancis dan Australia. Pasti saya kecewa karena kalah, tetapi itu memori yang indah, final berjalan seru,” kata Tsonga seperti dikutip dari laman resmi Asosiasi Tenis Profesional (ATP).
Momen itu juga masih sangat jelas dalam ingatan Djokovic. Apalagi, itu menjadi gelar grand slam pertamanya dari total 17 gelar yang telah dia peroleh. Itu juga menjadi gelar pertama dari enam gelar Australia Terbuka. Bersama Roger Federer dan mantan petenis Australia, Roy Emerson, Djokovic menjadi tunggal putra dengan gelar terbanyak di Australia Terbuka.
“Menyenangkan, setelah 11 tahun final pertama kami di sini, kami bertemu lagi. Dia adalah petenis yang sukses beberapa tahun lalu, berada di peringkat 10 besar dan menjadi finalis grand slam. Dia memang berkutat dengan cedera, tetapi saya senang melihatnya telah membaik,” tutur Djokovic.
Djokovic dan Tsonga sebenarnya berjumpa lagi pada perempat final Australia Terbuka 2010, satu dari dari total 22 pertemuan mereka. Saat itu, Tsonga membalas kekalahan pada dua tahun sebelumnya. Namun, final 2008 menjadi momen yang lebih berkesan.
“Jo punya servis dan pukulan sangat keras yang menjadi senjatanya. Itu yang harus saya waspadai. Saya optimistis tetapi tetap menaruh hormat untuknya. Saya akan mencoba sebaik mungkin untuk menang,” kata Djokovic.
Terhadang cedera
Setelah momen final 2008 dan dengan tambahan gelar juara dari berbagai turnamen—total Tsonga memiliki 16 gelar juara—petenis 33 tahun itu pernah menempati peringkat kelima dunia pada 2012. Petenis turunan Kongo yang tadinya bukan siapa-siapa itu semakin dikenal publik. Ekspektasi penggemar terhadapnya meningkat. Mereka ingin agar Tsonga konsisten bersaing di papan atas.
Namun, dia kesulitan melakukan itu karena terhadang cedera. Sejak Februari hingga September 2018, Tsonga absen dari kompetisi karena cedera lutut kiri dan menjalani operasi pada April. Saat kembali ke kompetisi pada September, dia hanya menang sekali dari enam pertandingan. Berada pada peringkat ke-262 pada November 2018, posisi terendahnya dalam satu dekade, Tsonga datang ke Melbourne Park kali ini sebagai petenis peringkat ke-177 dunia.
Meski perjuangan untuk kembali bertanding setelah cedera tak mudah, Tsonga masih memiliki motivasi untuk meneruskan kariernya sebagai petenis profesional yang telah dijalani 14 tahun.
Untuk pertemuannya dengan Djokovic, yang menjuarai Wimbledon dan AS Terbuka 2018 setelah pulih dari cedera siku kanan, Tsonga akan membawa pola pikir seperti 11 tahun lalu. “Publik tak berharap banyak dari saya. Tetapi, karena itulah, saya bisa bermain dengan baik,” katanya.
Anderson tersingkir
Dari babak kedua yang berlangsung Rabu, terjadi kejutan pada tunggal putra dengan tersingkirnya unggulan kelima, Kevin Anderson (Afrika Selatan). Finalis Amerika Serikat Terbuka 2017 dan Wimbledon 2018 itu ditaklukkan petenis AS berusia 20 tahun, Frances Tiafoe, 6-4, 4-6, 4-6, 5-7.
“Kemenangan ini sangat berarti bagi saya. Saya kalah tiga kali dari Kevin pada 2018. Setelah kehilangan set pertama, rasanya akan terjadi kekalahan keempat. Tetapi, saya berjuang keras karena saya sangat-sangat ingin memenangi ini,” kata Tiafoe dalam laman resmi Australia Terbuka.
Sebelum tampil di Melbourne Park, Tiafoe bermain dalam kejuaraan beregu campuran Piala Hopman bersama Serena Williams. Dia selalu kalah dalam tiga pertandingan di babak penyisihan grup. (AP)