Gonzalo Higuain, antara Reuni Napoli dan Kutukan Argentina
Rumor kepindahan Gonzalo Higuain ke Chelsea bertiup kencang di bursa transfer musim dingin. Berbagai media lokal, salah satunya Sky Sports Italia, menyatakan Higuain akan berseragam biru dengan status pinjaman hingga akhir musim.
Aroma kepindahan pun tercium di pasukan AC Milan. Kemarin malam, striker Argentina itu dicadangkan saat mereka kalah 0-1 melawan Juventus di Final Piala Super.
Sang pelatih Genarro Gattuso berdalih tidak memainkan Higuain sejak awal karena dinilai kurang sehat. “Dia demam tadi malam. Mungkin ini terdengar bercanda, tetapi saya jujur itulah yang terjadi,” katanya.
Namun Gattuso sempat kehabisan akal ketika tertinggal dari Juventus. Mantan gelandang pengangkut air itu memasukkan Higuain pada menit ke-70.
Higuain terlihat begitu bugar dengan tubuh gempalnya. Setelah masuk beberapa menit, pria berusia 31 tahun itu nyaris membobol gawang Juventus andai tembakannya tidak membentur mistar gawang.
Uniknya, usai laga, Higuain tidak langsung masuk ke ruang ganti sebagaimana pria yang sedang demam. Dia justru membuat keributan dan adu mulut dengan Cristiano Ronaldo karena tidak menerima selebrasi pemain sang rival.
Gestur Higuain sangat mirip seperti pemain yang sedang dalam proses penyelesaian transfer. Biasanya pemain tidak diforsir untuk menghindari cedera yang mengakibatkan gagalnya transfer.
Higuain sendiri sudah tiba di Milan hari Kamis (17/1) ini setelah berlaga di Jeddah, Arab Saudi. Mulutnya tetap tertutup rapat saat wartawan mengerubunginya untuk mengonfirmasi rumor pindah ke Chelsea.
Saat ini status Higuain masih sebagai pemain pinjaman dari Juventus. Menurut Sky Sports, Chelsea telah membuat kesepakatan kepada Juventus untuk memotong kontrak pinjaman dengan AC Milan. Kesepakatan itu juga sudah disetujui AC Milan dan sang pemain
Reuni Napoli
Melihat dari kebutuhan Chelsea saat ini, wajar saja perhatian tertuju pada Higuain, sebagai salah satu penyerang terbaik dunia. “Si Biru” sedang krisis pemain depan dengan minimnya sumbangsih gol dari Alvaro Morata dan Olivier Giroud, yang baru enam gol musim ini.
Higuain pun sebenarnya belum mencapai performa maksimal sejak pindah dari Juventus musim panas lalu. Di bawah arahan Gattuso, dia baru mencetak 6 gol dari 15 laga Serie A.
Jika benar pindah ke Chelsea, Higuain akan kembali reuni dengan pelatih Maurizio Sarri. Keduanya menjalani kisah manis saat masih membela Napoli pada musim 2015-2016.
Higuain saat itu sudah berseragam Napoli sejak 2013. Datangnya Sarri membuat penyerang tim nasional Argentina itu semakin tajam. Pada Serie A musim 2015-2016, penyerang berciri khas nomor punggung sembilan itu mencetak 36 gol, rekor terbanyak sepanjang sejarah liga.
Kisah mereka berakhir setelahnya karena Higuain diboyong Juventus dengan rekor pembelian Rp 1,2 triliun di akhir musim. Higuain pun tidak pernah mencapai kembali performa terbaiknya seperti saat dipegang Sarri.
Berbicara soal gaya main, Higuain akan cocok di Chelsea. Dia sudah pasti masuk ke dalam skema sepak bola atraktif Sarri. Apalagi dia juga akan reuni bersama gelandang baru Chelsea, Jorginho. Keduanya bahu-membahu di Napoli selama dua musim.
Pertanyaan kepada Higuain hanya usia keemasannya yang sudah lewat. Pada saat mendapatkan sepatu emas, usianya masih 27 tahun. Sekarang, dia sudah memasuki kepala tiga.
Kutukan Argentina
Secara gaya main dan statistik Higuain mungkin berada di atas angin. Namun, pemain yang mencetak 107 gol untuk Real Madrid itu patut berpikir ulang. Senior-seniornya asal Argentina selalu bernasib buruk ketika datang di Stamford Bridge.
Penyerang produktif Hernan Crespo adalah contoh yang paling tepat jika bicara kutukan di Chelsea. Penyerang langganan timnas Argentina itu bergabung dengan Chelsea pada 2003. Dia diboyong Claudio Ranieri dari Inter Milan dengan label Rp 271 miliar, jumlah yang sangat besar saat itu.
Berbekal lebih dari 100 gol di Serie A, Crespo, saat itu berusia 27 tahun, digadang-gadang akan moncer bersama Chelsea. Namun, kenyataan sebaliknya. Selama lima musim, Crespo hanya bermain 49 kali dan mencetak 20 gol di Liga Primer.
Bahkan, pemain seangkatan Gabriel Batistuta itu harus dipinjamkan berkali-kali, ke AC Milan (2004-2005), dan Inter Milan (2006-2008). Crespo tidak masuk skema pelatih baru Chelsea Jose Mourinho yang datang pada 2004.
Nasib lebih miris dialami rekan timnas Crespo, Juan Sebastian Veron. Gelandang kreatif itu datang ke Stamford Bridge pada saat yang bersamaan dengan Crespo. Dia pindah ke Chelsea setelah menjalani 51 laga bersama Manchester United.
Di Chelsea, pemain berkepala plontos itu hanya mencicipi tujuh laga di Liga Primer. Kontrak empat tahun Veron hanya berjalan efektif satu musim. Saat Mourinho datang, dia dipinjamkan ke Inter Milan dan Estudiantes.
Dua pemain Argentina lain yang pernah berseragam Chelsea adalah Franco Di Santo dan Wilfredo Caballero. Santo, bocah ajaib pada masanya, masuk ke Chelsea 2008-2010 dan hanya bermain delapan kali.
Sementara itu, Caballero yang pindah dari Manchester City pada 2017, baru bermain tiga kali di Liga Primer. Caballero kalah bersinar dari kiper utama Chelsea.
Kepindahan Higuain ke Chelsea bisa berujung manis atau pahit. Hasilnya patut dinantikan, apakah semanis kisah reuni saat berseragam Napoli atau menambah daftar panjang kutukan pemain Argentina di Chelsea.