JAKARTA, KOMPAS—Timbunan sampah berulang kali muncul di kolong tol Ir Wiyoto Wiyono di Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meminta pengelola ruas tol itu, PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk atau CMNP untuk membuat langkah yang lebih efektif guna mencegah pembuangan sampah ke sana.
Pantauan pada Selasa (15/1/2019), sebagian sampah sudah kusam bercampur lumpur. Namun, banyak juga ragam sampah yang masih bersih, menunjukkan sampah belum begitu lama dibuang ke sana. Sampah kebanyakan berupa kantong atau bungkus plastik, termasuk bungkus makanan dan bungkus sabun cuci. Ada pula stirofoam dan sisa makanan.
Area kolong tol itu berbatasan dengan RT 11 RW 08 Kelurahan Papanggo. Meski demikian, Ketua RT 11 RW 08 Ujang Johan menegaskan, pembuang sampah bukan warga setempat. “Kalau di sini, ada anak yang mengambil sampah, warga bayar Rp 2.000-Rp 3.000 setiap sampah diambil, lalu sampah dibawa ke TPS (tempat pembuangan sampah) Waduk Cincin,” tuturnya.
Menurut Ujang, pembuang merupakan warga luar lingkungannya. Namun, warga setempat tidak tahu kapan oknum-oknum itu membuang sampah. “Tahu-tahu pagi sudah penuh,” ujar dia.
Di sekitar sampah, terdapat gerobak-gerobak. Namun, lanjut Ujang, gerobak yang ada di sana untuk mengangkut sampah dari permukiman ke TPS Waduk Cincin, bukan ke kolong tol.
Lokasi yang sama sebelumnya sudah menjadi tempat pembuangan sampah ilegal, sehingga Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tahun lalu menggelar kerja bakti pada 18 April-15 Mei. Sampah menumpuk di area seluas 900 meter x 30 meter, menghasilkan sampah 1.644 ton dan diangkut ke Bantargebang, Bekasi.
Kerja bakti diulangi tahun ini. Sebanyak 200 petugas kebersihan menggempur sampah kolong tol di Papanggo sejak Senin (14/1/2019). Mereka terdiri dari 50 personel Satuan Pelaksana LH Kecamatan Tanjung Priok, serta masing-masing 25 personel dari Satpel LH Kecamatan Penjaringan, Pademangan, Koja, Cilincing, dan Kelapa Gading. Ada pula 25 petugas dari tingkat Sudin LH Jakarta Utara.
Pengangkutan sampah memanfaatkan 30 gerobak motor. Hingga Selasa, petugas mengumpulkan 394 meter kubik sampah berbobot total 140 ton. Semua dibawa ke Bantargebang. “Pembersihan berjalan sepekan, berakhir pada hari Minggu (20/1/2019),” kata Kepala Satpel LH Tanjung Priok, Basrudin.
Menurut Basrudin, area kolong tol juga merupakan tanggung jawab pengelola tol. Untuk Jalan Tol Wiyoto Wiyono, pengelola adalah CMNP. Berulangnya pembuangan sampah ke kolong tol di Papanggo bagi Basrudin menunjukkan, CMNP kurang peduli pada aset yang dikelolanya.
Sebenarnya, CMNP sudah memasang pagar-pagar beton pasca pembersihan kolong tol tahun lalu. Namun, masih ada celah-celah di antara pagar yang membuat oknum pembuang sampah masih mampu mengakses kolong tol.
Terkait itu, Kompas mencoba meminta konfirmasi pada Sekretaris Perusahaan CMNP, Indah Dahlia Lavie. “Maaf, saya masih meeting dengan Pemkot Jakut,” jawabnya melalui pesan singkat pada Selasa sore.
Pertemuan rupanya membahas persoalan penanganan sampah di kolong tol Wiyoto Wiyono. Namun, hingga pertemuan berakhir, Indah belum kunjung memberi jawaban. Meski demikian, Kompas mendapatkan informasi hasil pertemuan dari Basrudin.
Ia menyebutkan, untuk kepentingan pembersihan sampah oleh petugas, CMNP berkomitmen membuatkan akses jalan yang memadai sehingga gerobak motor bisa leluasa melintas. Saat ini, akses jalan licin sehingga satu gerobak motor sempat jatuh terbalik.
Selain itu, CMNP menawarkan pada Pemerintah Kota Jakarta Utara untuk membangunkan pos petugas di area kolong tol. Pos itu bisa untuk ditempati kepolisian, TNI, atau Satuan Polisi Pamong Praja. Dengan dimanfaatkan, kolong tol tidak akan menjadi lokasi pembuangan sampah.