JAKARTA, KOMPAS — Hotel Discovery Ancol menargetkan tingkat okupansi 75 persen selama tahun 2019. Potensi pasar ditargetkan dari pihak korporasi, keluarga, dan pebisnis.
Hal itu disampaikan Manajer Hotel Discovery Ancol Willy Suderes di sela peluncuran logo baru hotel, Jumat (11/1/2019), di Kemang Resto Discovery Ancol, Jakarta Utara. Peluncuran logo hotel berupa huruf D disertai daun sirih ini merupakan upaya penyegaran merek. Logo yang baru mengusung tema ramah lingkungan, yang salah satunya diwujudkan dengan tidak menyediakan sedotan plastik.
Kegiatan ini sekaligus memperkenalkan tata ruang baru hotel setelah direnovasi pada rentang Oktober 2017-Juni 2018. Salah satu bentuk renovasi itu adalah ruang tunggu hotel, yang sebelumnya berada di sisi selatan, dipindahkan ke sisi utara menghadap laut. Fasilitas kamar pun ditambah agar lebih nyaman bagi konsumen.
Willy memaparkan, hotel ini memiliki 257 kamar, 13 ruang pertemuan, dan ballroom kapasitas 1.500 orang. ”Kami targetkan 75 persen okupansi untuk tahun ini,” katanya.
Sebagai gambaran, pada 2016, tingkat okupansi hotel mencapai 65 persen. Sementara pada 2017 dan 2018, hotel tidak beroperasi penuh karena sedang direnovasi.
Pada akhir pekan, keluarga yang ingin berwisata di kawasan Ancol diharapkan menjadi pasar potensial. Sementara pada hari kerja, pihak hotel akan memaksimalkan pengunjung dari pihak korporasi dan pebisnis.
I Nyoman Cakra, Direktur Utama PT Marina Ancol Green Hotel selaku pemilik Discovery Ancol, menambahkan, pihaknya menjalin kerja sama dengan pengelola kawasan Ancol.
”Tamu kami yang ingin masuk ke wahana Ancol akan diberi diskon 10-15 persen,” ujar Cakra.
Pada peluncuran logo terbaru ini, pengelola mengundang pihak korporasi dan individu yang pernah bekerja sama dengan Discovery Ancol. Hal ini dilakukan sebagai upaya memperkenalkan tata ruang hotel yang baru, sekaligus mempererat hubungan antara pengelola dan konsumen.
Manajer HRD-GA PT Mitra Inovasi Gemilang, Risda Rochaeti, yang turut diundang pada acara ini, menyatakan, perusahaannya sudah dua kali berkegiatan di Discovery Ancol. Hotel ini dipilih karena posisinya yang dekat dengan tempat wisata.
Pada awal 2018, PT Mitra Inovasi Gemilang mengadakan pertemuan internal di hotel ini. Lalu, akhir tahun lalu, Risda dan karyawan lain juga melakukan temu karyawan.
”Staf marketingnya bagus. Apa pun yang kami perlukan untuk keperluan pertemuan, segera disiapkan,” ucap Risda.
Sementara itu, Ivonne Chandra (29), pekerja swasta, menggelar pernikahan pada Januari 2018 di Discovery Ancol. Ruangan resto lantai satu yang juga terhubung dengan outdor dia pilih sebagai tempat menunggu para undangan. Setelah dijamu makan, para undangan bisa menyaksikan hijau pohon-pohon di sekeliling hotel. Ia membayar sekitar Rp 60 juta untuk 200 paket undangan.
”Aku tidak begitu suka suasana yang terlalu formal, makanya aku pilih hotel ini,” kata Ivonne.
Dihubungi secara terpisah, Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani memprediksi, okupansi hotel pada 2019 tumbuh tipis. "Tahun 2018, tingkat okupansi hotel secara nasional sekitar 53 persen. Saya prediksi, tahun ini meningkat menjadi 56 persen," kata dia.
Hariyadi menambahkan, pertumbuhan okupansi hotel yang tidak signifikan ini disebabkan oleh jumlah kamar hotel yang terus meningkat. Jumlah kamar hotel berbintang mencapai 314.000 unit. Sementara jumlah kamar hotel nonbintang mencapai 300.000 unit.
"Belum lagi jumlah kamar dari vila atau rumah yang menggunakan metode sharing ekonomi. Ini sulit didata berapa jumlah persisnya. Perkiraan saya sekitar 100.000 unit," kata dia.