Eksterior kantor Netflix di Los Gatos, California. Foto diambil pada 11 Oktober 2011. Pada Desember 2018, Netflix menghadapi kritik untuk tayangan "Patriot Act With Hasan Minhaj". Alasannya, tayangan itu mendapat kritik dari Kerajaan Arab Saudi karena dinilai mengecam Putera Mahkota Arab, Pangeran Mohammed bin Salman atas kasus pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi dan perang yang dipimpin Saudi di Yaman.
RIYADH, RABU - Perusahaan televisi berlangganan melalui internet, Netflix, mengakui pencabutan salah satu tayangan komedi untuk pelanggan di Arab Saudi. Alasan pencabutan karena ada protes dari kerajaan Arab Saudi.
Tayangan yang dicabut adalah salah satu episode acara komedi “Patriot Act With Hasan Minhaj”. Dalam episode itu, ada pertanyaan soal pembunuhan jurnalis senior Jamal Khashoggi. Dalam pernyataan kepada sejumlah media, Selasa (1/1/2019), Netflix membenarkan pencabutan itu setelah ada permintaan dari Komisi Komunikasi dan Teknologi Informasi Arab Saudi. Tayangan itu diduga melanggar aturan tentang kejahatan dunia maya di Arab Saudi.
“Kami sangat mendukung kebebasan seni dan hanya mencabut episode ini untuk Arab Saudi setelah kami menerima permintaan resmi serta memenuhi ketentuan hukum setempat,” demikian pernyataan resmi Netflix.
AP / KATHY WILLENS
Komedian AS, Hasan Minhaj melucu dalam sebuah acara di Gracie Mansion, New York, AS, 10 Mei 2017. Saat itu kepada hadirin, Walikota New York Bill de Blasio menyatakan 10 Mei sebagai "Hari Hasan Minhaj".
Episode itu pertama kali mengudara di AS pada Oktober 2018. Dalam episode itu, Minhaj berkata “ Sekarang waktu yang tepat untuk meninjau hubungan dengan Arab Saudi. Saya serius sebagai seorang muslim dan warga AS,” ujarnya.
Ia mengkritik Arab Saudi atas keterlibatan kerajaan itu di Perang Yaman. Riyadh juga disebut sebagai negara otokrat.
Mantan editor tulisan Khashoggi di Washington Post, Karen Attiah, menyebut tindakan Netflix berlebihan. Pencabutan itu menambah daftar penekanan kebebasan berekspresi di Arab Saudi. Pada Oktober 2018, organisasi Reporter Without Borders mengumumkan kebebasan pers Arab Saudi di peringkat 169 dari 180 negara. Bahkan, mungkin peringkat Arab Saudi di 2019 akan lebih rendah karena kekerasan dan kesewnangan terhadap jurnalis.
Sementara Freedom House menyebut Arab Saudi salah satu pengguna pasukan siber untuk memanipulasi media sosial. Pada sejumlah kasus, pasukan itu juga untuk membungkam para pembangkang. (AFP/REUTERS)
