Ulah Spekulan Diduga Memicu Kelangkaan Elpiji 3 Kg
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·4 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Elpiji 3 kilogram di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, kerap langka. Bahkan, dalam sebulan terakhir masyarakat kesulitan mendapatkan elpiji 3 kilogram meski pasokan dari PT Pertamina (Persero) memadai. Masalah ini diduga akibat permainan spekulan.
Beberapa pekan terakhir, masyarakat kerap mengeluhkan kelangkaan elpiji 3 kg. Kondisi itu membuat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kalbar berdemonstrasi di depan Kantor Pertamina di Pontianak baru-baru ini.
Kelangkaan elpiji 3 kg juga membuat Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji berang. Dalam pertemuan di Kantor Gubernur Kalbar, Senin (17/12/2018) pagi, bersama jajaran Pertamina Kalbar, ia meminta kepada Pertamina untuk mengatasi masalah kelangkaan elpiji 3 kg itu dalam waktu seminggu.
”Panggil para agen dan pengelola pangkalan. Jika mereka tidak bisa mengatasi masalah itu, tindak tegas saja. Anggap perlu tutup saja agen dan pangkalan yang tidak bisa mengatasi masalah ini. Masalah ini tidak cepat diantisipasi. Harus ada tindakan tegas,” tutur Sutarmidji.
”Masalah ini terjadi pada pengawasan. Harusnya setiap pangkalan melayani wilayah tertentu saja sehingga jika di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya terjadi kelangkaan, pangkalan yang bersangkutan yang diminta bertanggung jawab. Jika tidak bisa mengatasi masalah, tindak tegas.”
”Operasi pasar tidak akan menjawab kelangkaan elpiji 3 kg ini jika masalah tata niaganya tidak diatasi. Maka, saya meminta kepada Pertamina, dalam waktu seminggu, masalah ini harus sudah selesai. Jika tidak diatasi, saya tidak segan-segan mencopot pihak yang bertanggung jawab atas ini,” lanjutnya.
Jalur distribusi
Branch Manager Marketing Kalimantan Barat dan Tengah PT Pertamina Teuku Johan Miftah, dalam pertemuan di Kantor Gubernur Kalbar pada Senin itu, mengatakan, dari sisi pasokan, elpiji 3 kg sebetulnya tidak ada kekurangan. Yang perlu diperbaiki pengawasan di jalur distribusi.
Pertamina, kata Johan, tegas dan tidak main-main. Jika ada penyelewengan, baik di agen maupun pangkalan, lanjutnya, akan diambil tindakan tegas. Bahkan, tidak menutup kemungkinan Pertamina akan melakukan pemutusan hubungan usaha jika memang terjadi pelanggaran pada level agen dan pangkalan.
”Siapa pun boleh melaporkan kepada Pertamina apabila menemukan pelanggaran di lapangan dalam jalur distribusi. Di pangkalan-pangkalan sudah ada tertera nomor Pertamina yang bisa dihubungi. Sertakan pula bukti-bukti. Kami akan tindak jika memang terbukti ada pelanggaran,” ucap Johan.
Jalur distribusi elpiji 3 kg itu, dari depot elpiji didistribusikan ke stasiun pengisian bulk elpiji (SPBE), lalu disalurkan lagi ke agen-agen, kemudian dari agen ke pangkalan-pangkalan. Dari pangkalan langsung ke konsumen. SPBE di Kalbar seluruhnya ada 11 yang terletak di Pontianak, Kabupaten Mempawah, Kota Singkawang, Kabupaten Sintang, dan Ketapang.
Adapun jumlah agen di Kalbar ada 74 di 14 kabupaten/kota, sedangkan jumlah pangkalannya ada 1.500 di Kalbar. Kemungkinan masalahnya dari pangkalan ke konsumen. Diduga ada pihak yang membeli elpiji 3 kg di beberapa pangkalan dalam jumlah cukup banyak.
Masyarakat harusnya membeli elpiji langsung ke pangkalan Rp 16.500 per tabung 3 kg. Namun, yang terjadi, banyak warga yang membeli di eceran. Kemungkinan masalahnya terjadi di luar pangkalan yang diduga ada spekulan.
Di Pontianak jumlah pangkalannya memadai, yakni 279 pangkalan. Namun, masalahnya, selain konsumen, ada oknum yang ikut mengantre di pangkalan, tetapi bukan untuk dipakai pribadi, melainkan untuk dijual kembali. Bahkan, satu orang bisa mengantre di banyak pangkalan elpiji.
Elpiji 3 kg yang didistribusikan ke pasar ada 121.000 tabung per hari se-Kalbar. Untuk Pontianak ada 22.500 tabung. Jumlah itu melebihi kebutuhan masyarakat. Per hari ada 420-430 metrik ton total elpiji secara keseluruhan, baik subsidi (tabung 3 kg) maupun nonsubsidi, yang digelontorkan ke pasar. Dari jumlah itu, 360-370 metrik tron merupakan gas bersubsidi (tabung 3 kg), sementara 50-60 metrik ton merupakan gas nonsubsidi.
Upaya yang dilakukan Pertamina adalah mengawasi distribusi. Setiap hari ada enam hingga tujuh orang yang bertugas mengawasi pendistribusian. Selain itu, juga dilakukan operasi pasar sejak Jumat, 14 Desember. Operasi pasar pada Jumat lalu dilakukan di Pontianak Barat. Ada 560 tabung elpiji 3 kg yang dijual dalam operasi pasar itu.
Senin, 17 Desember, dilakukan juga operasi pasar di enam lokasi di Pontianak. Di satu lokasi operasi pasar, sebanyak 560 tabung elpiji 3 kg digelontorkan. Operasi pasar ini terus dilakukan hingga akhir tahun. Secara keseluruhan, untuk Natal dan Tahun Baru, Pertamina akan menambah 200.000 elpiji 3 kg dari hari biasanya.