Operasionalisasi Transjakarta Koridor 1 Sempat Tersendat
JAKARTA, KOMPAS — Operasionalisasi bus transjakarta, terutama Koridor 1 Blok M-Jakarta Kota, sempat tersendat seiring pawai kemenangan Persija Jakarta, Sabtu (15/12/2018).
Kepadatan orang dan kendaraan di jalur tersebut membuat jarak antarbus transjakarta (headway) mencapai hingga 1 jam.
Pantauan Kompas di Stasiun Tebet, Sabtu pagi, sejumlah pengemudi ojek daring membatalkan pesanan yang melewati Gelora Bung Karno (GBK). Mereka berdalih jalur yang akan dilintasi macet parah karena sedang digunakan untuk pawai kemenangan Persija Jakarta. Alhasil, bus transjakarta menjadi andalan warga.
Bus-bus pengumpan nonkoridor, seperti Tebet-Karet dan Manggarai-Blok M, diburu warga. Namun, jarak tunggu bus lama hampir 45 menit. Saat bus datang, penumpang segera menyerbu bus tersebut.
”Aduh kok lama banget ya busnya, padahal yang arah ke Manggarai sudah lewat banyak banget. Tetapi, yang arah Blok M kok belum ada ya?” ujar Tri (40) di Halte Patra Kuningan.
Direktur Operasional Transjakarta Daud Joseph mengatakan, kemacetan parah di jalur Koridor 1 transjakarta memang berdampak pada headway bus. Namun, pihaknya sudah mengerahkan petugas agar mengurai kemacetan dan supaya bus transjakarta tetap bisa melintas.
PT Transjakarta juga berkoordinasi dengan kepolisian dan dinas perhubungan agar massa pawai tidak melewati jalur khusus (busway).
”Petugas di lapangan mencoba memberikan pengertian kepada massa yang lewat agar memberikan jalan bagi bus transjakarta. Tetapi, karena massa cukup banyak, masih agak sulit diberikan pengertian,” ujar Daud Joseph.
Ia menambahkan, jumlah penumpang transjakarta di Koridor 1 pada Sabtu pagi meningkat tetapi tidak signifikan, yakni tak lebih dari 5.000 penumpang, sehingga bus cadangan transjakarta tidak dioperasikan.
Menurut Daud, bus yang ada saat ini masih bisa menampung jumlah penumpang.
Selain itu, PT Transjakarta juga meminjamkan satu bus tingkat atap terbuka dan dua bus low entry untuk digunakan tim pemain, pelatih, dan ofisial Persija Jakarta saat pawai kemenangan dari GBK ke Balai Kota DKI. Bus digunakan untuk mengarak trofi dari GBK ke kantor gubernur DKI.
Menurut Daud, hal itu merupakan bentuk dukungan Pemprov DKI terhadap kemenangan Persija Jakarta di Liga 1 2018. Kemenangan Persija adalah kemenangan bagi warga Jakarta.
Kegembiraan pendukung
Sementara itu, para pendukung Persija Jakarta yang dikenal dengan Jakmania mendukung pawai kemenangan ini dengan sangat antusias. Mereka rela datang ke GBK pada Sabtu pagi untuk mengawal tim kesayangannya mengarak trofi kemenangan.
Riko Prasetyo (19), Jakmania dari Kemayoran, mengatakan, kemenangan Persija Jakarta di Liga 1 2018 sangat menggembirakan mengingat tim tersebut sudah puasa gelar selama lebih kurang 17 tahun.
Bagi Riko, dua kali kemenangan Persija, yaitu pada Piala Presiden dan Liga 2018, membuatnya semakin bangga dan ingin setia mendukung si ”Macan Kemayoran”.
Dia mengaku masih tergolong pendukung baru karena usianya yang masih belia. Dia berharap ke depan Persija bisa mempertahankan dan meningkatkan prestasinya. Persija diharapkan tidak hanya juara nasional, tetapi juga unggul bersaing di kancah regional.
”Semoga prestasi Persija bisa semakin bagus. Suporter siap mendukung,” ujar Riko.
Selain itu, Riko juga berharap perilaku pendukung olahraga di Indonesia semakin dewasa dan sportif. Kerusuhan, rasisme, vandalisme, dan kesan negatif lainnya harus dihapuskan dari dunia suporter. Ajang pawai kemenangan Persija ini diharapkan dapat menjadi contoh tertib pendukung dalam melakukan selebrasi kemenangan.
Wahyu Bagas (15), salah satu anggota Jakmania, juga mengungkapkan hal senada. Ia berharap pertandingan sepak bola dan fanatisme klub memberikan contoh yang baik di dunia olahraga nasional.
Para suporter muda ingin mengubah kesan tersebut. Mereka ingin menjadi suporter yang baik yang bisa menikmati pertandingan sepak bola dengan sportif. ”Persija mainnya makin layak dan bagus. Bisa bersaing antarklub di Asia. Pendukung juga akan semakin tertib,” kata Wahyu.