JAKARTA, KOMPAS — Konvensi Nasional Humas 2018 yang berlangsung selama dua hari hingga Selasa (11/12/2018) telah menghasilkan lima rekomendasi bagi praktisi humas dari sejumlah lembaga. Rekomendasi diharapkan bisa meningkatkan kompetensi humas, khususnya menghadapi perkembangan industri 4.0.
Konvensi Nasional Humas 2018 yang berlangsung di Jakarta ini merupakan acara tahunan yang diinisiasi Persatuan Hubungan Masyarakat (Perhumas). Mereka mengangkat tema #IndonesiaBicaraBaik.
Ketua Umum Perhumas Agung Laksamana mengatakan, praktisi humas harus memiliki karakter antara lain adaptif, kreatif, cepat, dan responsif. Selain itu, humas harus memiliki jiwa kolaboratif. Hal itu ia nyatakan sebagai rekomendasi pertama.
”Tidak bisa ego sektoral, hanya mengatasnamakan lembaganya masing-masing,” ujar Agung di Jakarta, Selasa (11/12/2018).
Menurut Agung, kolaborasi juga menjadi rekomendasi kedua. Kolaborasi antarlembaga pemerintah, swasta, dan lainnya akan menciptakan komunikasi yang strategis untuk kepentingan nasional.
”Rekomendasi ketiga, pemerintah harus bisa memosisikan humas secara tepat dan strategis,” ujarnya.
Adapun rekomendasi yang keempat berkaitan dengan kompetensi humas. Agung menyebutkan, pemerintah harus mewajibkan praktisi humas untuk mengikuti akreditasi dan uji kompetensi agar memiliki daya saing di era 4.0. Perhumas juga akan meluncurkan akreditasi humas 4.0 secara internal.
”Kami akan menambahkan komponen literasi digital yang lebih banyak,” ujarnya.
Rekomendasi terakhir berkaitan dengan kode etik. Agung mengatakan, kode etik berkaitan dengan integritas seorang humas. ”Semua orang bisa menjadi humas, tapi apakah mereka punya kode etik sebagai humas, itu yang akan dikedepankan,” ujarnya.
Humas bangkit
Kepala Sub-Direktorat Humas pada Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Ani Natalia mengatakan, humas pemerintah harus bangkit. Humas harus bisa membangun kepercayaan dan reputasi lembaganya.
”Humas-humas di mana pun harus siap. Tak hanya menjadi regulator, tapi juga fasilitator dan akselerator,” ucapnya.
Head of Corporate Communications Astra International Boy Kelana Soebroto mengatakan, era 4.0 ini akan dianggap sebagai sebuah kesempatan yang bisa dimanfaatkan oleh praktisi humas.
”Dalam konvensi ini, kita juga mengedepankan konten, tidak hanya media dalam menyampaikan informasi,” ujarnya.
Menjalin komunikasi
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyebutkan, humas pemerintah idealnya harus menjalin komunikasi dan interaksi yang baik dengan publik. Ini berkaitan dengan hal yang sudah, sedang, dan akan dilakukan oleh pemerintah.
”Sampaikan dengan jujur, baik, dan elite. Cara komunikasinya juga harus disesuaikan dengan orang atau komunitas yang dituju,” katanya.
Rudiantara mengatakan, pemerintah juga merekrut tenaga humas yang bukan berasal dari aparatur sipil negara (ASN). Salah satu tujuannya agar terjalin komunikasi pemerintah yang tidak berjalan secara ego sektoral.
”Tenaga-tenaga humas yang juga banyak terdapat di kementerian-kementerian ini bisa saling menyesuaikan satu sama lain,” ujarnya. (FAJAR RAMADHAN)