Bantuan DKK Lima Lapangan Bermain Diserahkan kepada Warga Asmat
Oleh
Rusdi Amral
·2 menit baca
AGATS, KOMPAS — Pasca-kejadian luar biasa wabah campak dan kekurangan gizi terhadap anak-anak di Kabupaten Asmat, Papua, kini kondisinya berangsur sehat, bahkan aktivitas bermain dan berolahraga semakin meningkat.
”Dengan banyak bermain dan berolahraga, jiwa dan raga anak-anak Asmat semakin kuat. Kondisi ini memberikan harapan untuk kehidupan yang lebih baik,” kata Uskup Agats, Asmat, Mgr Aloysius Murwito saat menyaksikan penyerahan lima ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) sumbangan pembaca Kompas melalui Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas, di Kampung Damen, Distrik Siret, Kabupaten Asmat, Papua, Sabtu (1/12/2018).
Lima RPTRA atau lapangan bermain itu diserahkan Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Budiman Tanuredjo kepada Wakil Bupati Asmat Thomas E Safanpo.
Lapangan bermain itu berbentuk panggung papan dengan ukuran 30 x 36 meter persegi. Selain sebagai lapangan bermain anak-anak, fasilitas umum ini dapat digunakan untuk aktivitas remaja dan kegiatan senam ibu hamil.
Menurut Uskup Murwito, saat ini tidak lagi terdengar kematian anak akibat kurang gizi dan wabah campak, bahkan laporan anak-anak terindikasi sakit sudah sangat berkurang. Kejadian luar biasa (KLB) wabah campak dan kekurangan gizi terhadap anak-anak di bawah lima tahun (balita) menimpa Asmat sejak pertengahan 2017.
Saat KLB, 670 anak terkena wabah campak dan sekitar 80 anak di antaranya meninggal. Status KLB telah dicabut pada Maret 2018. Pola hidup tidak sehat menjadi pemicu KLB, selain terbatasnya tenaga medis dan fasilitas kesehatan di wilayah kepulauan itu.
”Kami tidak sanggup menanganinya sendiri. Beruntung dengan pemberitaan intensif yang dilakukan Kompas membuat banyak pihak membantu kami sehingga wabah dapat tertangani dengan baik,” kata Thomas E Safanpo.
Budiman Tanuredjo mengungkapkan, KLB yang menimpa Kabupaten Asmat menyentak banyak pihak serta mengundang solidaritas sosial di tengah masyarakat Indonesia untuk membantu warga Asmat. Ia mengatakan, perhatian besar tidak hanya datang dari pemerintah pusat dan provinsi, tetapi bantuan mengalir juga dari masyarakat internasional dan kalangan filantropi.
Filantropis Indonesia Dato Tahir dari Tahir Foundation menitipkan bantuannya sebesar Rp 3 miliar untuk warga Asmat. Selain bantuan makanan bergizi dan obat-obatan saat tanggap darurat, Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas juga menyalurkan bantuan berupa lima lapangan bermain dan penampungan air hujan yang menyebar di 23 titik penampungan di Kabupaten Asmat.
Penampungan air hujan untuk kebutuhan air bersih diharapkan rampung sebelum 25 Desember 2018. Total bantuan yang telah disalurkan untuk warga Asmat telah melebihi Rp 3 miliar.