Direktur Perlindungan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Brigadir Jenderal (Pol) Herwan Chaidir menggunting pita saat peresmian PopWarung Bang Jack di Desa Manang, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (30/11/2018).
SUKOHARJO, KOMPAS — Badan Nasional Penanggulangan Terorisme memberikan bantuan kepada 10 mantan napi terorisme dan penyintas aksi terorisme untuk membuka usaha warung sederhana. Ini dilakukan untuk memulihkan kondisi perekonomian keluarga para penyintas ataupun mantan napi terorisme.
Direktur Perlindungan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigadir Jenderal (Pol) Herwan Chaidir mengatakan, sejak bom Bali 2002 ada lebih dari 1.500 orang ditangkap dalam kasus tindak pidana terorisme. Dari jumlah itu, banyak di antara mereka telah kembali ke masyarakat setelah menjalani masa hukuman penjara di lembaga pemasyarakatan.
”Ekonomi mereka porak-poranda setelah ditinggal menjalani hukuman, ada 5-10 tahun, ada 12 tahun, 15 tahun. Setelah kembali ke masyarakat dan berkumpul kembali dengan anak istri, mereka mulai dari nol. Kami tidak mau mereka kehilangan arah lagi. Kalau kehilangan arah, mereka bisa disusupi paham radikal,” tutur Herwan di sela-sela meresmikan PopWarung Bang Jack di Desa Manang, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (30/11/2018).
Herwan mengatakan, jika mantan napi teroris tidak punya pekerjaan sebagai sumber penghasilan keluarga setelah bebas dari LP, mereka akan gampang terkontaminasi paham radikal lagi. Karena itu, BNPT melakukan upaya-upaya pemberdayaan ekonomi. Salah satunya menggandeng PT Sukses Bersama Rakyat untuk membuka PopWarung bagi mantan napi terorisme serta penyintas aksi terorisme. ”Ini pilot project, akan dikembangkan juga di daerah-daerah lainnya,” katanya.
KOMPAS/ERWIN EDHI PRASETYA
PopWarung di Desa Manang, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (30/11/2018).
Di sisi lain, menurut Herwan, penyintas juga membutuhkan bantuan usaha. Karena mereka menghadapi situasi amat sulit, seperti kehilangan kepala keluarga, kehilangan pekerjaan, dan mengalami keterbatasan fisik. Karena itu, mereka juga mendapatkan bantuan kewirausahaan yang sama.
PopWarung merupakan jenis usaha mikro berupa warung dengan wujud gerobak/rombong modern. Warung ini menyediakan aneka makanan ringan, mi instan, dan aneka minuman dalam kemasan. PopWarung dilengkapi televisi layar datar sehingga konsumen yang membeli minuman kopi, misalnya, bisa menikmati hiburan televisi. Di Manang, Herwan menandatangani nota kesepahaman dengan pihak PT Sukses Bersama Rakyat. Dalam kerja sama ini, lima PopWarung diperuntukkan bagi mantan napi terorisme dan lima diperuntukkan bagi penyintas.
KOMPAS/ERWIN EDHI PRASETYA
Joko Triharmanto, mantan napi kasus bom Bali I, membuka usaha PopWarung di Desa Manang, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (30/11/2018).
Kepala Pengembangan Bisnis, PT Sukses Bersama Rakyat Dianri Taufik mengatakan, PopWarung mulai dikembangkan pada Mei 2018 di Jakarta. Saat ini sudah dibuka 107 PopWarung di Jabodetabek. Sepuluh PopWarung yang dibuka di Solo dan daerah di sekitarnya merupakan proyek percontohan bekerja sama dengan BNPT. Para mantan napi terorisme serta penyintas sebagai mitra mendapatkan pelatihan-pelatihan kewirausahaan sebelum membuka PopWarung. Mitra mendapatkan fasilitas rombong/gerobak PopWarung lengkap dengan barang dagangan. Pihaknya akan memasok barang dagangan untuk mitra selama menjalankan usaha.
Joko Triharmanto yang juga dikenal dengan sapaan Bang Jack, mantan napi kasus bom Bali I, mengatakan, setelah keluar dari LP karena kasus terorisme, ia sudah mencoba melakukan banyak upaya, tetapi tidak mudah mendapatkan pekerjaan layak. Kondisi ini juga dialami rekan-rekannya. Banyak di antaranya kembali ke profesi lama, seperti tukang parkir dan lainnya. Karena itu, pihaknya menyambut baik bantuan membuka usaha warung sederhana PopWarung. ”Sebenarnya di Solo Raya ada 30 orang yang minta PopWarung, tetapi untuk sementara ini baru 10 dulu sebagai pilot project,” katanya.