JAKARTA, KOMPAS — Ombudsman RI meninjau standar pelayanan minimum terhadap konsumen kereta ringan (LRT) Jakarta rute Kelapa Gading-Velodrome, Rabu (14/11/2018), di Stasiun Boulevard Raya Utara, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Implementasi standar bakal dilihat dalam simulasi pengoperasian kereta pekan depan.
”Kami melihat ada kemajuan pengerjaan dan beberapa syarat awal untuk standar (pelayanan konsumen) terpenuhi, termasuk untuk difabel,” ujar anggota Ombudsman RI, Alamsyah Saragih, Rabu siang. Ia menambahkan, standar lainnya antara lain adanya toilet, mushala, ruang laktasi, dan kamera pemantau (CCTV).
Ombudsman RI memantau situasi dalam Stasiun Boulevard Raya Utara. Alamsyah juga meninjau kereta dalam kondisi berhenti, terparkir di stasiun itu. Kereta belum bisa dijalankan mengingat plafon di Stasiun Boulevard Raya Utara sedang dirapikan. Alamsyah menunggu informasi jadwal peninjauan lanjutan LRT Jakarta saat siap untuk simulasi pengoperasian.
Ia menambahkan, salah satu hasil kunjungan ini ialah rencana Ombudsman RI bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PT LRT Jakarta mengintegrasikan penanganan keluhan konsumen LRT Jakarta dalam satu kanal.
”Akan ada semacam insentif bagi seratus pelapor pertama terkait standar minimum pelayanan supaya pengelola dan Pemprov DKI bisa dapat masukan untuk perbaikan,” ujar Alamsyah.
Menurut Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan DKI Sigit Wijatmoko, kanal tersebut nantinya bakal berupa aplikasi pada gawai pintar. Rincian aplikasinya akan dibahas terlebih dulu dengan Ombudsman RI.
Direktur Utama LRT Jakarta Allan Tandiono mengatakan, kemajuan konstruksi proyek LRT Jakarta fase 1 dari Depo Pegangsaan Dua hingga Stasiun Velodrome sepanjang 5,8 kilometer saat ini sudah mencapai 90 persen. Adapun kemajuan penyediaan sarana LRT 99 persen.
”Targetnya rampung akhir tahun ini dan kita harapkan awal tahun depan sudah beroperasi penuh,” kata Allan.