Di Antara Tugas sebagai Presiden dan Calon Presiden...
Oleh
Anita Yossihara
·4 menit baca
Banyak yang mengira Presiden Joko Widodo, yang juga calon presiden petahana untuk Pemilu 2019, seolah tak pernah merasakan kelelahan karena agendanya yang sangat padat setiap hari. Setelah bekerja Senin hingga Jumat, Jokowi juga menghabiskan akhir pekannya melakukan kunjungan kerja ataupun berkampanye sebagai calon presiden.
Tengok saja agendanya sejak Oktober hingga awal November pekan lalu. Praktis status sebagai presiden dan capres melipatgandakan tugas dan pekerjaannya. Pada Rabu (17/10/2018) hingga Minggu (21/10), misalnya, Jokowi berkunjung ke lima daerah dan berkampanye di akhir pekan. Dari melihat tahapan rekonstruksi di Lombok hingga menyaksikan pembagian bantuan stimulan pembangunan rumah pascagempa di Sumbawa Barat, selain ke Bali, Semarang, dan Solo.
Selanjutnya, 27-28 Oktober, Jokowi ke Surabaya dan Sumenep, Jawa Timur. Selain menghadiri Festival Keraton, ia juga menggratiskan tarif tol Jembatan Suramadu dan menghadiri rapat tim kampanye nasionalnya. Sabtu akhir pekan lalu hingga Minggu (4/11), Presiden Jokowi juga kembali datang ke Provinsi Banten, selain memanfaatkan waktu akhir pekannya sebagai capres.
Setelah dua agenda dilakukan di Jakarta, Sabtu siang, Jokowi meluncur ke Kota Serang meninjau proyek revitalisasi kawasan Banten Lama dan menghadiri deklarasi dukungan dari keluarga besar salah satu tokoh Banten, Tubagus Hasan Sochib. Malam itu juga Jokowi berkunjung ke Pandeglang, bersilaturahmi di pondok pesantren milik salah seorang ulama ternama, Abuya Dimyati, di Cidahu, Kecamatan Cadasari.
Minggu pagi, Presiden Jokowi keluar dari hotelnya menginap di Kota Tangerang, Banten, untuk memantau harga bahan pangan di Pasar Anyar. Pria kelahiran Surakarta, Jawa Tengah, itu berada di Pasar Anyar pukul 06.40. Satu jam seusai melihat aktivitas pasar dan berdialog dengan pedagang, Jokowi menuju lapangan kantor Pemerintah Kota Tangerang untuk bersenam dengan masyarakat. Tak berapa lama kemudian, Jokowi sudah di aula kantor Pemerintah Kota Tangerang untuk membuka pertemuan Kabupaten/Kota Sehat 2018.
Sepanjang Minggu itu, setidaknya empat kegiatan lainnya di Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan dilakukan lagi. Selain menghadiri acara deklarasi calon anggota legislatif perempuan untuk pemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin, pengukuhan Tim Kampanye Daerah Banten, pembagian sertifikat tanah, dan sosialisasi dana desa, Jokowi juga bersilaturahmi dengan ulama dan santri di Pondok Pesantren Darul Hikmah Pamulang.
Padatnya agenda Presiden Jokowi pun membuat banyak kalangan kagum, selain juga bertanya-tanya. Tak terkecuali para kepala daerah. Bahkan, Gubernur Banten Wahidin Halim sampai mengungkapkan langsung kepada Jokowi saat memberikan sambutan di depan Menteri Kesehatan Nila F Moeloek dan peserta pertemuan Kabupaten/Kota Sehat 2018.
”Pak Presiden ini energinya luar biasa. Semalam baru sampai hotel pukul 22.00, dan pagi tadi sudah ke pasar. Baru kali ini saya menemukan Presiden yang mau turun ke lapangan, lalu bersalaman menyapa rakyat dan tak henti-henti melayani selfie (swafoto),” kata Wahidin.
Politikus Partai Demokrat itu pun meminta seluruh masyarakat mendoakan agar Presiden Jokowi selalu diberi kesehatan dan kekuatan. ”Berikan doa agar beliau diberi kesehatan dan kekuatan,” ujarnya.
Namun, menanggapi pujian Wahidin, Jokowi justru malah mengaku tenaganya memang terbatas. Ayah tiga anak itu pun mengatakan selama ini ia tidak memiliki waktu istirahat yang cukup. ”Bu Menteri, istirahat juga perlu, ya? Saya kurangnya di situ, gaya hidup saya kurang di situ. Ini yang ngatur enggak benar,” katanya terus terang.
Mantan Wali Kota Surakarta itu pun menyampaikan unek-uneknya atas agenda yang harus dijalani, termasuk pada akhir pekan. ”Seperti disampaikan Pak Gubernur, saya baru masuk hotel pukul 22.00 malam. Pagi subuh sudah dijemput Pak Bupati Tangerang (Ahmad Zaki Iskandar), Pak Wali Kota Tangerang (Arief Wismansyah) untuk ke pasar. Katanya kalau pukul 07.00 sudah sepi,” tuturnya.
Jokowi melanjutkan bahwa ia juga manusia biasa, yang bisa merasakan kelelahan. ” Saya diatur sana-sini, Sabtu-Minggu juga terus (ada agenda), dipikir saya mesin? Saya manusia biasa seperti Bapak-Ibu, punya rasa. Tetapi, ya saya jalani saja tanpa beban,” tambah Jokowi.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung membenarkan rasa lelah yang harus dijalani Jokowi sebagai presiden dan capres. Namun, apa boleh buat. ”Saat di pesawat atau di mobil, adakalanya Presiden memang merasa capek. Tetapi, begitu melihat pekerjaan di lapangan dan melihat rakyat yang mengharapkan pekerjaannya dapat terselesaikan, rasa capeknya hilang dan Presiden jadi lebih berenergi dan berseri-seri,” tuturnya.