Pendampingan Psikologis Keluarga Terus Berlanjut hingga Hari Keenam
Oleh
M Fajar Marta
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Memasuki hari keenam proses identifikasi jenazah Pesawat Lion Air PK-LQP, pendampingan terhadap anggota keluarga korban terus dilakukan oleh tim psikolog di Rumah Sakit Bhayangkara R Said Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur. Sejumlah anggota keluarga dipantau hingga tingkat emosi mereka menjadi lebih tenang.
Berdasarkan konferensi pers pada Sabtu (3/11/2018), Koordinator Psikolog Pendamping Ajun Komisaris Besar Sajarwo Saputro mengatakan, kegiatan pendampingan saat ini terpusat di tiga tempat, yaitu lantai 1 dan 2 Posko Keluarga di Gedung Promoter, serta satu lagi ditempatkan di Posko Antemortem. Untuk ketiga posko tersebut, ia mengerahkan 11 staf psikolog dari Polri serta bantuan staf psikolog institusi lain.
”Kami mendapat bantuan lima anggota staf psikolog dari Dinas Angkatan Udara, serta tujuh anggota staf psikolog dari Himpunan Psikolog Indonesia. Dengan demikian, saat ini total tenaga yang kami miliki untuk pendampingan berjumlah 23 orang,” ucap Sajarwo.
Pendampingan hingga Sabtu sore dilakukan secara pasif dengan lebih banyak mendengarkan cerita anggota keluarga di ruangan pendamping. Sajarwo mengatakan, tim psikolog sebelumnya telah diarahkan untuk lebih berperan sebagai pendengar bagi pihak keluarga.
”Kami biarkan mereka bercerita tentang beban yang mereka alami sambil kami pantau tingkat emosinya. Sejauh ini, terdapat 92 anggota keluarga yang telah kami dampingi,” kata Sajarwo.
Ketua Pendampingan Pelayanan Polwan Komisaris Besar Rudanti mengatakan, saat ini jumlah kedatangan keluarga semakin berkurang. Sejak Selasa (30/10/2018), kunjungan keluarga mencapai 400 orang dan terus menurun hingga sekitar 160 orang pada Sabtu ini.
Sebagian anggota keluarga masih mengalami trauma. Rudanti mengatakan, ada anggota keluarga yang saat ini takut ketika berhadapan dengan kamera.
”Mereka bahkan meminta saya agar Posko Keluarga disterilkan dari keberadaan wartawan,” kata Rudanti.
Dari Posko Keluarga di lantai 1 Gedung Promoter, Petugas Lapangan untuk Pendampingan Pelayanan Polwan Komisaris Besar Rachmawati mengatakan, ada anggota keluarga yang mengalami stres dan tekanan darah meningkat. Pendampingan psikolog menjadi penting ketika banyak masalah yang dipendam oleh mereka belum terungkapkan.
Sajarwo mengatakan, kegiatan pendampingan akan terus dilakukan selama proses identifikasi jenazah berlangsung. ”Mereka disiapkan untuk mendengar kabar terburuk. Sehingga saat mendengar kabar sesedih apa pun, anggota keluarga sudah cukup ikhlas dengan situasinya,” tutur Sajarwo. (ADITYA DIVERANTA)